Hanya satu pertanyaan. Akan tetapi satu pertanyaan itu dapat menyebabkan reaksi yang bertolak belakang bagi dua orang di sana yang mendengarnya.
Satu, Esen Bey yang terkesiap.
Dua, Behram yang berbahagia.
Tapi jangan salah paham. Behram bukannya sedang berbahagia dengan situasi yang merundung Esen Bey saat ini. Tidak peduli betapa muak dirinya terhadap pria tersebut namun rasa muaknya itu karena sikap bebal Esen Bey yang tidak mau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu dan langsung main tuduh saja.
Benar, Behram tidak menyukai perbuatan Esen Bey, bukan sosok pria tersebut.
Masih ada nurani dalam diri Behram yang dapat mengertikan posisi pria itu. Pertama, sebagai sesama ayah. Kedua, Esen Bey melakukannya tanpa sadar. Maksudnya, pria tersebut dimafaatkan oleh putrinya sendiri, Esen Bey belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.
