'Memohon?! Sialan! Tidak pernah ada yang menginginkan pernikahan ini!'
Gemuruh suara hati putri Esen Bey tentu saja tidak terdengar sampai ke telinga Salim. Namun sampai kepada Salim melalui cara yang lain. Lagi-lagi dari wajah gadis itu, Salim dapat melihat garis-garis ketakutan menghilang dan dalam sekejap digantikan oleh kemarahan.
Seorang gadis yang dapat melakukan apa saja untuk lari dari pernikahannya pastilah tidak akan sudi bila dibilang pihaknya lah yang memohon untuk melanjutkan pernikahan, bukan?
Memang kabarnya itu bukanlah sekedar kabar. Dia sengaja mengabarkan kabar tersebut untuk memprovokasi si gadis, bukan untuk memberitahu. Dan meskipun Salim tidak sedang mencari pembalasan dendam dari gadis tersebut, dia cukup puas menyaksikan bagaimana kedua mata coklat milik putri Esen Bey itu berkilat oleh amarah. Oh, dan bukan hanya itu saja, gadis itupun juga memandangnya dengan sengit saat ini!