Di tempat lain.
" Hei...kenapa kamu melamun ,tumben tidak seperti dirimu saja." tegur Risa heran sembari menepuk pundak Diana , Risa adalah asisten Diana dan sekaligus sahabatnya.
Seketika membuat Diana terkejut.
" Ahhh... Kenapa kau mengejutkan ku..?" ucap Diana , sedikit kesal.
" Habis kamu melamun dari tadi sejak datang ke kantor..." jawab Risa.
" Aku sedang pusing ris..." ujar nya lagi.
" Pusing kenapa ana. Pusing memikirkan cara menyingkirkan suami mu itu, kan aku sudah bilang pada mu kalau kamu sudah tidak menginginkan nya lebih baik kau ceraikan saja lalu kau berikan ke pada ku,aku sungguh siap jika hanya mengurus nya." ucap Risa sedikit meledek nya.
Sedangkan Risa sedikit heran dengan keluarga Diana ,kenapa sangat kejam terhadap Yuda. Walaupun Yuda tidak memiliki pekerjaan dan orang miskin ,tapi kan setidaknya Yuda seorang yang baik, rajin ,ramah, penyabar lagi pula keluarga Diana juga tidak kekurangan uang menurut nya. dirinya sering mendapati perlakuan keluarga Diana ke pada Yuda yang sangat lah kejam menurutnya.
" Kenapa aku pusing memikirkan laki-laki itu, seperti tidak ada hal lain saja..." jawab Diana dengan suara sedikit keras, padahal dirinya memang sedang memikirkan Yuda.
" Santai dong jawab nya, kenapa jadi marah.aku kan hanya bertanya..." ucap Risa lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.
Sedangkan Diana kembali melamun.
" Diana kenapa kamu kembali melamun. Ini dokumen yang harus kamu periksa dan tanda tangani..." ujar Risa kembali menegur. Lalu menyodorkan dokumen kepada Diana.
" Iya - iya ... Kenapa kau cerewet sekali." jawab Diana ketus lalu memeriksa dokumen dan mendatangani..
" Oh ya, Diana nanti sore ada jadwal meeting ya." ujar Risa mengingatkan Diana.
" Dimana dan perusahaan apa...?" Tanya Diana.
" Itu Lo ana. Perusahaan Tirta group yang CEO nya masih muda dan tampan , walaupun tidak setampan suami mu..." Jawab Risa kembali meledek Diana, namun memang dia akui Yuda merupakan lelaki yang tampan dan di tambah dengan senyuman nya yang manis serta ramah-tamah nya dan sifat nya yang setia lalu penyabar, menurut nya itu luar biasa.
" Kenapa kau selalu membicarakan Yuda , atau jangan-jangan kau memang menyukai nya ya...?" Tanya Diana curiga, karena hampir setiap hari Risa menyebut-nyebut nama suaminya.
" Memang." Jawab singkat Risa,seketika membuat Diana sedikit merasa kesal atas ucapan sahabatnya itu.
" Lalu... kau ingin mengambil nya...?" Diana kembali bertanya, namun kali ini dengan suara sedikit keras dan terlihat dari wajah nya yang mulai memerah menahan emosi.
" Hehehe ...kok jadi marah beneran, aku hanya bercanda Lo ana. Tapi kalau kau mau memberikan nya kepada ku, aku dengan senang hati menerima." Risa kembali memancing emosi Diana,namun kali ini Diana tiba- tiba mengatakan sesuatu yang membuat Risa terkejut.
" Kau ambil saja Ris. Lagi pula dia sudah meninggalkan rumah." Ucap Diana kali ini dengan suara yang pelan.
" Hah ...A- apa ,kamu serius ana, dia pergi kemana ?, kau benar-benar tega mengusirnya dari rumah ... ujar Risa terkejut.
" Siapa yang mengusirnya.kemarin ketika aku pulang kerja dia sudah tidak ada di rumah..." Jawab Diana dengan suara yang hampir menangis.
Sedangkan Risa sedikit prihatin dengan kebodohan Diana, dia tahu jelas- jelas Diana mencintai Yuda tapi masih saja berpura-pura membencinya dan memperlakukan nya dengan buruk, sekarang baru menyesal.
Setelah itu Diana menceritakan semua tentang penyebab Yuda meninggalkan rumah dan juga tentang surat yang Yuda tulis untuknya.
" Sebenarnya aku sudah menduga hal ini cepat atau lambat terjadi ana, namun aku sudah sering memperingati dirimu ,tapi bodohnya kamu, tidak pernah mendengarkan ku.." ucap Risa menasehati sahabatnya.
" Aku bingung Risa , ku fikir ini yang selama ini aku inggin kan ,tapi setelah dia benar-benar pergi , tak tahu kenapa bayangannya selalu saja muncul di kepalaku... " ucap Diana dengan air matanya yang sudah jatuh tak sanggup di bendung lagi oleh kelopak matanya.
" Itu sudah jelas kamu jatuh cinta padanya, lebih baik kalau kamu memang benar-benar merasa kehilangan, lebih baik kamu cari saja dia .kurasa dia tidak akan pergi jauh..." nasehat Risa, saat ini dirinya sedang menenangkan sahabatnya yang bodoh ini.
" Aku harus mencarinya kemana Ris , nomornya saja tidak aktif , keluarga nya saja aku tidak tahu,bahkan dia tidak memiliki teman sama sekali, jadi aku harus bertanya kepada siapa Ris ...hiks hiks hiks." Jelas Diana, saat ini dia sudah menangis di pelukan Risa.
" Sudahlah ana, kurasa ini semua balasan atas apa yang kau lakukan padanya selama ini, lagipula percuma kau sesali , dia sebagai laki-laki juga punya harga diri Diana, dia tidak mungkin selamanya akan bersabar dengan semua perlakuan mu, sekarang kau baru mengerti kan arti kehilangan " ucap Risa menenangkan Diana.
"Iya Ris ,tapi aku sungguh sangat menyesal Ris kalau waktu bisa di ulang aku akan memperlakukan nya dengan baik..." ucap penyesalan Diana , yang masih menangis di pelukan Risa.
Tidak terasa seminggu berlalu .Diana pun masih mencari kesana kemari namun belum menemukan Yuda.sedangkan saat ini Yuda sudah mendapatkan pekerjaan sebagai security di salah satu perusahaan , milik Linda .
Waktu itu dia kebingungan mencari suatu pekerjaan namun belum mendapatkan hasil, akhirnya dia teringat kepada Linda ,dia iseng-iseng menghubungi Linda untuk menanyakan pekerjaan,dan ternyata wanita judes yang dia temui bersama Linda waktu itu merupakan seorang CEO perusahaan ternama
Dan perusahaan itu lah dirinya bekerja saat ini.
Sudah dua hari sejak Yuda bekerja.
" Hallo , brother selamat pagi." Panggil seorang laki-laki bernama Dimas ,yang merupakan teman Dimas sekaligus rekan kerjanya.
" Hai ,bro..." Jawab Yuda Dengan ramah.
" Lagi ngapain bro .pagi sekali berangkat...?" Tanya Dimas.
" Pagi apanya bro , sudah jam 7 ini . Sebentar lagi juga sudah pada datang tu orang-orang" jawab Yuda
Tak lama datang lah mobil mewah berwarna hitam ,tak lain adalah mobil Lina , yang saat ini keluar dari mobil mengenakan pakaian kerja nya serta riasan yang tipis .menambah kecantikannya ,serta auranya yang kuat membuat semua orang segan terhadapnya.
" Selamat pagi Bu..." ujar Yuda dan Dimas secara bersamaan Sembari menunduk kan kepala mereka.
Lina pun hanya berjalan melewati mereka tanpa membalas ucapan mereka,menoleh pun tidak, hanya menyisakan bau harum ketika Lina lewat di depan mereka .
Mereka berdua masih menunduk .setelah Lina jauh barulah mereka berani mengangkat kepalanya.
" Ah ...leganya yud , tadi ketika Bu Lina lewat ,nafas ku seakan berhenti." ujar Dimas merasa lega.
" Iya Dim sama, aku juga merasa begitu..." ucap Yuda merasakan hal yang sama seperti Dimas.