Berdiri di depan pintu ruangan itu membuat Sander selalu merasa pilu. Kerinduan membuncah di antara kesedihan yang meluap. Tentang wanita pertama yang menjadi cinta dalam hidupnya.
Sander mengetuk pintu, setelah ada sahutan dari salam ruangan dia memutar kenop pintu. Matanya langsung tertuju pada wanita paruh baya yang duduk di belakang meja kaca.
"Halo Sander, masuklah!"
Sander melangkah dan duduk di hadapan wanita itu.
"Aku turut berduka dengan apa yang terjadi pada salah satu jurnalismu. Pekerjaan kalian memang beresiko."
"Thanks, Dok. Di balik berita itu, ada sesuatu yang tidak diketahui oleh semua orang."
"Hmm ... kau bisa mengatakan padaku jika itu akan meringankan pikiranmu."