"Pelan-pelan saja. Pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru– Oh! Hampir saja."
Vivi meringis pelan pada seorang tenaga medis yang menangkap tubuhnya sesaat sebelum ia jatuh sebab tidak mengindahkan instruksi dari dokter untuk bangkit dengan pelan-pelan.
"Kau pasti sudah sangat tidak sabar untuk memberi kejutan pada tunanganmu, tapi kau tidak bisa memaksa tubuhmu untuk langsung bergerak lepas. Otot-ototmu butuh terapi khusus untuk bisa digerakkan dengan normal lagi setelah cukup lama kau hanya berbaring di atas tempat tidur. Jadi kuncinya adalah kesabaran, Vivi. Kau harus sabar dan berhati-hati jika ingin bisa berjalan dengan normal lagi seperti sebelumnya," ucap dokter itu.
"Maafkan aku, Dokter. Aku janji akan lebih berhati-hati," ucap Vivi.
"Kalau begitu kita mulai dari awal lagi," ucap dokter itu sambil mengawasi kaki Vivi yang saat ini sedang duduk di atas kursi roda. Gerakkan ibu jarimu dengan perlahan. Jika terasa berat atau sakit, kau harus berhenti. Jangan memaksakannya."