Bunyi roda stretcher yang berjalan di lorong rumah sakit itu terasa bergema dan menyatu dengan debaran jantung Vivi yang cukup keras. Wanita itu berbaring di atas stretcher tersebut, menatap langit-langit ruangan yang dilewatinya mulai dari ruang perawatan hingga ruang operasi yang akan menjadi perjuangan hidup dan matinya.
Vivi lalu menolehkan kepala ke sebelah kirinya, membuat Lucas yang sadar jika ia sedang memandangi pria itu menundukkan kepala untuk membalas tatapannya. Pria itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya memberinya senyuman hangat yang terasa menenangkan.
Vivi juga tidak mengatakan apa-apa dan hanya terus menatap Lucas dalam diam seolah sedang merekam wajah pria itu dalam kenangannya. Sosok kakak terbaiknya, yang selalu menjaganya dan paling bisa diandalkan. Vivi menatap Lucas cukup lama sebelum mengalihkan tatapannya ke sebelah kanannya.