"Papa. Papa!"
Nara yang berseru sambil mengguncang tubuh papanya berhasil membuat pria itu terbangun dari tidurnya.
"Oh, Sayang. Kau sudah pulang?" Papa bertanya dengan kedua matanya yang sepertinya terlalu sulit untuk terbuka sepenuhnya karena rasa kantuknya yang masih sangat kuat.
"Kenapa Papa tidur di sini?" tanya Nara yang membangunkan papanya karena pria itu tertidur di sofa ruang tengah yang hanya mendapat penerangan dari televisi yang masih menyala.
"Ini sudah lewat jam 11. Apa pekerjaanmu sangat sibuk hari ini sampai kau pulang begitu larut?" tanya Papa yang membuat Nara menatapnya dengan sedih.
"Bukankah sudah kubilang tidak usah menungguku? Papa sudah lelah bekerja keras sepanjang hari, tapi kenapa masih menungguku sampai ketiduran di depan TV seperti ini?" Nara mencoba menutupi kesedihannya dengan mengomeli papanya.
