"Kau tahu jika kondisi Vivi tidak stabil dan dia bisa pergi kapan saja, tapi kenapa kau masih pergi meninggalkannya? Apa tidak masalah bagimu jika kau tidak ada di sisinya di saat terakhirnya? Apa kau tidak akan menyesal jika itu sampai terjadi?"
Pertanyaan yang Eric ucapkan padanya terasa sangat tepat sasaran untuk menusuk Lucas tepat di bagian hatinya yang sejak tadi sudah sangat tersiksa karena penyesalan yang dirasakannya setelah meninggalkan Vivi begitu saja dalam keadaan marah pada wanita itu.
Lucas menghentikan langkahnya di depan pintu bandara, memegang ponsel yang masih menempel di telinga kirinya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya memegang koper. Kedua matanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong sementara di dalam kepalanya terjadi keributan besar karena selain penyesalan, sekarang ia mulai menyalahkan dirinya sendiri karena telah bersikap impulsif seperti ini.
