Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Nash berada di atas ranjang, seperti yang Queen minta. Queen malah berada di depan Nash dengan posisi Nash yang menyenderkan diri di kepala ranjang dan sedang memeluk Queen.
Beberapa kali Nash menempelkan hidungnya ke rambut wanita itu. Queen malah tertawa.
"Tenyata, akting tuan Nash bagus juga!" Queen sebenarnya berharap apa yang Nash lakukan ini adalah sebuah kenyataan, bukan hanya karena permintaannya saja.
Nash makin mempererat pelukan mereka. Nash juga sempat memperbaiki selimut yang sedang menyelimuti mereka berdua.
"Benarkah?"
"Hm. Wanita yang dicintai oleh tuan Nash, pasti adalah wanita yang beruntung!" Queen cemberut. Sepertinya, Nash melakukan hal ini hanya karena permintaannya yang sedang sakit.
"Sudah siang, kita harus makan!" kata Nash, tapi ia tak mencoba untuk melepaskan Queen.