"Aleera sepertinya ingin membunuhmu tadi!" Kata Yasa yang masih mengendarai mobil mereka ini menuju ke kantor. Sebelumnya, mereka sudah membeli makan siang mereka dan sepertinya mereka akan makan di kantor saja.
"Aku tak pernah benar di matanya!" Pesimis Allesio yang membuat Yasa tertawa.
Mereka memang hanya bisa bersandiwara agar terlihat seperti semasa kekasih yang saling mencintai. Aleera hanya menanyakan kabar Allesio dan memegang tangannya saja. Masih batas wajar untuk sebuah sandiwara.
Allesio malah mencium kening Aleera. Wajar saja wanita itu marah. Untungnya Aleera bisa dengan mudah mengendalikan dirinya saat itu. Kalau tidak, ia mungkin akan benar-benar memukul Allesio atau bahkan membunuhnya.
"Tapi, acara itu gak membebanimu, kan?" Tanya Yasa khawatir. Allesio pun sebenarnya sedang sedikit resah sekarang.