Yasa benar-benar marah dan semua orang hanya bisa terdiam dan mengamati.
"Lalu, dia tak boleh menyakiti kami tapi dia boleh menyakitimu? Lalu, apa kami harus diam saja ketika ada seorang yang menyakitimu? Atau, kamu minta aku untuk ikut-ikutan menyakitimu agar dia merasa bahagia? Katakan apa yang kau inginkan! Kalau kau ingin kembali dengannya, aku rela menggantarmu sekarang. Asal, semua itu adalah keinginanmu!" Kata-kata Yasa benar-benar menari-nari di pikiran Lysa.
Saat mata mereka berdua tak sengaja bertemu, Yasa benar-benar memperlihatkan wajah khawatirnya atas apa yang terjadi kepada Lysa.
"Kenapa kau harus khawatir?" Tanya Lysa kepada Yasa dengan spontan. Sementara itu, Yasa malah meneliti wajah Lysa dengan seksama. Melihat satu persatu luka dan lebam yang ada di wajah wanita itu.
Bagaimana mungkin bisa banyak seperti ini, padahal dua hari yang lalu saat mereka bertemu wajah ini masih terlihat baik-baik saja. Padahal, kacamata Lysa pun terlihat baik-baik saja.