Mata Allesio tak pernah berhenti melihat ke arah Aleera yang juga sedang melihat ke arah mereka semua. Mungkin, seperti itu juga ekspresi yang Allesio layangkan pada saat ia datang tadi.
Padahal ia datang di awal waktu. Ia pikir, ia bisa berbicara dengan papa Aleera mengenai Aleera yang mungkin membencinya. Tapi, ia salah besar. Tenyata papa Aleera tidak sendirian. Ada papa Allesio di sana dan semua itu benar-benar di luar apa yang sempat Allesio pikirkan.
Saat mata Aleera dan Allesio saling tatap. Mungkin mereka sedang memikirkan hal yang sama. Pertemuan ini benar-benar seperti perjodohan dan Aleera membenci ini.
Tatapan benci itu Aleera layangkan kepada Allesio. Mungkin Aleera berpikir kalau Allesio mengetahui hal ini dan berhasil menjebakknya. Padahal, Allesio pun sama terkejutnya dengan wanita ini.