Wajah Aleera memerah. Ia menundukkan kepalanya sesaat, tapi kadang beberapa kali ia melirik ke arah dua orang laki-laki yang sebenarnya sedang melihat ke arahnya itu.
Allesio terdiam. Siapa yang membiarkan wanita ini masuk ke dalam ruangannya?
Sementara itu, Yasa merasa tidak enak hati. Ia terlihat seperti laki-laki pengecut.
"Yasa, siapkan minuman itu Aleera," suruh Allesio dengan cepat. Mempertemukan Yasa dan Aleera pada saat ini bukanlah pilihan yang tepat. Aleera pasti merasa tak nyaman. Apalagi kalau wanita itu memang benar-benar mendengarkan semua atau bahkan beberapa hal yang mereka bicarakan tadi.
Yasa langsung berjalan keluar dari ruangan ini. Tapi, sebelum pergi, Yasa sempat mempersilahkan Aleera untuk masuk ke dalam ruangan ini. Aleera hanya terdiam di pintu ruangan Allesio yang terbuka. Wanita itu sepertinya urung untuk masuk. Sial, Yasa kecolongan!
Aleera hanya tersenyum. Yasa sepertinya sangat membenci Aleera, pikir wanita itu.