Sampai darah itu masuk ke ruang operasi, Aleera masih sibuk melihat wajah Allesio yang memucat. Padahal, laki-laki itu baru saja keluar dari rumah sakit.
Allesio juga mendapatkan donor darah sebelumnya, tapi saat itu masih ada stok darah di rumah sakit ini.
Rasa sedih Aleera atas Lysa pun terbagi menjadi dua. Ia juga mengkhawatirkan Allesio. Papa Allesio berada di sini, ada banyak sekali telpon yang masuk dari handphone milik papa Allesio.
Bahkan, papa Allesio sempat mengobrol dengan Allesio sebentar. Suara mereka sangat kecil, Aleera saja sampai tak bisa mendengarnya dengan jelas.
Sementara itu, hal yang paling mengejutkan lainnya adalah kekhawatiran Yasa yang sejak tadi duduk di kursi tunggu tanpa henti menatap ke arah pintu ruang operasi.
Aleera sama khawatirnya, tapi rasanya Yasa terlihat sangat berbeda. Bahkan, Allesio tak berani menganggu Yasa.