Aku pun segera masuk ke angkot yang sedang berhenti di depan rumahku, Dan seperti biasa, sambil menatap jendela angkot aku menikmati angin yang berhembus sambil menunggu perjalanan. Semua baik-baik saja. Sampai seketika...
*GEJEBLUG* Tiba tiba terdengar suara yang kencang serta angkot yang bergoyang.
"GEMPA PAK?" Tanpa sengaja aku berkata itu
"Ng- nggak dek..." Balas pak supir sambil menahan tawa.
"O- Oh.... terus, apa yang terjadi pak?" Aku pun menjawab dengan badan yang gemetar karena terlalu malu.
"Maaf dek, tapi, ban angkotnya sepertinya tertusuk sesuatu yang tajam," Kata pak supir dengan rasa bersalah.
"Ohhh... tidak apa apa pak, ini uangnya," Lalu, aku pun menyerahkan uang yang ada dikantong ku. Sebenarnya, aku agak sedikit kecewa sih... Tapi, mau gimana lagi.
Dengan begitu, aku terus menunggu dan menunggu angkot.
"Kok nggak ada angkot yang lewat ya," kata ku.
Aku pun melihat jam tangan ku.
"WADUH. GAWAT NIH... 8 MENIT LAGI MASUK. HMMM, APA AKU LARI SAJA YA? JARAKNYA JUGA TIDAK TERLALU JAUH." Aku pun memutuskan untuk berlari ke sekolah.
"Hufttt... hufttt... Gawat- gerbang sudah ketutup pas aku sampai. Bagaimana ini? Aku pasti bakalan dihukum lagi deh..." Gumamku dengan nafas yang tergesa-gesa.
Tak lama kemudian datanglah dengan seorang perempuan dengan masker serta topi hituam yang juga terlambat seperti ku. Suasana disitu sangat hening canggung. jadi, aku berinisiatif untuk mengajaknya mengobrol, "Halo dek?"
"Dek? apakah kau mengejekku?" katanya dengan muka cemberut.
"Tidak kak... saya tidak bermaksud begitu," kataku.
Sebaiknya aku tidak mengajaknya mengobrol saja...
Beberapa kemudian, gerbang sekolah pun dibuka.