E~Ca
Daren~
Nongkrong dimana?
Adrian~
Di rumah gue
Daren~
@Arka @Restu
Adrian~
Ntar pasti nyusul
Daren~
Okay
Arka memandang isi chat sekali lagi. Ia memang butuh sesuatu yang segar malam ini, jadi tawaran Adrian memang cukup menyenangkan.
Arka~
Rumah Daren aja
Restu~
Gas
Daren~
Kuy lah
Adrian~
Putar balik
Dan Arka pun bersiap untuk menuju kediaman sahabatnya itu. Ia akan sedikit tenang disana apalagi jika para sahabat itu bisa di ajak berbicara dengan serius. Ia butuh masukan kali ini dan mungkin Daren bisa membantunya. "Ma, Arka mau ke rumah Daren ya? Bisa jadi nggak pulang." Ia pun menemui Witari yang ternyata masih berada di ruang tengah.
"Mama penasaran banget deh sama kalian ini. Diem-dieman dan Maira jadi aneh," kata Witari memilih membahas hal yang menjadi pikirannya sejak tadi di banding menanggapi ucapan putranya tadi.
"Apalagi sih, Ma? Arka kan udah bilang nggak ada masalah sama dia. Lagian Mama sibuk banget sih ngurusin dia, emang apa sih manfaatnya?" kesal Arka karena sang mama masih membahas yang tidak ia sukai sejak tadi.
"Maira tuh ngejauh, Mas. Kalau kamu nggak peduli sama itu bukan berarti Mama juga harus melakukan hal yang sama," kata Witari pelan. Ia juga kesal, tapi tidak mungkin memarahi Arka.
"Mama tanya aja sama Dini, kayaknya dia lebih tahu." Arka menghela napas karena mengingat hal terakhir yang dilihatnya. Ia memang tidak mendengar apapun, tapi dari gerak tubuh Dini dan Maira ia sudah bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang salah diantara keduanya. Ia memang tidak berhak tahu, tapi setidaknya bisa membantu memberi saran jika memang tidak bisa di selesaikan sendiri.
"Berarti Mas juga tahu sesuatu dong." Witari memandang Arka untuk memastikan dugaannya benar. "Emang ada sih, Mas?" Ia makin penasaran.
"Mama tanya Dini, soalnya Arka nggak tahu." Arka sudah mulai beranjak saat melihat Maira keluar dari kamarnya. Ia segera membuang pandangan. "Arka pergi ya, Ma." Ia pun beranjak dan berbicara dengan nada sedikit keras entah dengan tujuan apa.
"Hati-hati, Mas." Witari menghela napas membuat Maira memandangnya.
"Ada apa, Nya?" tanya Maira dengan ragu.
"Kamu yang ada apa, Mai? Kenapa panggil Mama dengan sebutan itu lagi?" Witari sekali lagi menghela napas melihat Maira menunduk. "Ada masalah apa yang Mama lewatkan?" Ia pun bertanya dengan nada frustasi.
"Nggak ada apa-apa, Nya, bukankah memang seharusnya Mai manggil begitu?" Maira kali ini mengangkat sedikit wajahnya hingga bertemu pandang dengan Dini. "Saya bekerja disini jadi sudah seharusnya saya panggil Nyonya," tambahnya.
"Mai," lirih Witari yang memang merasa ada sesuatu yang membuat Maira berubah seperti ini.
"Saya permisi, Nyonya. Mari Non Dini," kata Maira memotong ucapan Witari dan segera berlalu. Ia bisa melihat wajah Dini yang sedikit terhenyak dengan panggilannya.
"Ma." Dini bersuara setelah Maira tak terlihat.
"Ada apa sih, Dik? Mama tahu pasti ada sesuatu yang udah terjadi dan Mama nggak tahu." Witari mengucapkan kalimat itu sekali lagi.
"Mas Arka kemana?" tanya Dini. Entah mengapa justru kalimat itu yang ia pikirkan saat ini.
"Nginep di rumah Mas Daren," sahut Witari masih berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Dini ke kamar bentar, Ma." Ia langsung beranjak tanpa menoleh lagi.
Tak lama dari itu, Arka kembali ke dalam rumah karena tidak nyaman akan berangkat. Entah apa yang membuatnya kurang tenang.
"Kenapa, Mas?" tanya Witari dengan heran.
"Arka mau air anget dong, Ma." Ia pun mengangsurkan botol minum yang sudah di bawa dari dalam mobil.
"Aneh banget. Kalau lagi nggak mood di rumah aja," nasihat Witari pada putra sulungnya itu.
Tapi Arka diam. Ia kembali keluar di ikuti Witari juga Maira yang hanya diam saja. Tidak ada niat bertanya atau apapun itu. Melihat Arka berlalu juga ia hanya menatapnya datar, tidak ada suara atau pesan apapun untuk anak majikannya itu.
"Mama sama Mba Mai ngapain?" tanya Dini yang sudah keluar lagi untuk mengambil minum.
"Habis nganter Masmu yang mau berangkat ke rumah Daren," jawab Witari.
"Emang ada acara apa sih?" tanya Dini penasaran, pasalnya Arka adalah orang yang pemalas untuk sekedar kumpul apalagi sampai keluar rumah. Lelaki itu paling suka jika di kunjungi.