Apa yang kau inginkan? bukankah ini masih terlalu lama menuju gerhana ketiga?"pertanyaan Nero memancing smirk pada wajah tamunya."aku hanya ingin mematikan bahwa kalian memang bekerja keras untuk menyelamatkan pemimpin kalian," ucap makhluk tinggi besar dengan sayap yang lebih gelap dari langit malam
"sebaiknya kalian bergegas karena Bana sudah semakin lemah dan Bonum bisa mati di tanganku dengan mudah kapanpun aku mau,"
Nero menatap tajam kearah tamunya,"jika itu terjadi maka kami akan memusnahkan lembah Kelabu," ujar Nero mengancam,namun tampaknya ancaman pria centaur itu tak sedikitpun di gubris oleh tamunya.
Makhluk tinggi besar yang diselimuti aura hitam itu bergegas pergi setelah menyeringai kearah Edgar yang diam-diam tengah mengintip di balik pohon Vitrus yang berada tak jauh dari tempat Nero berada saat ini.
"keluarlah dari sana Daksha," ucap Nero tanpa sedikitpun menoleh kearh Edgar.
"emm...ma...maafkan aku,,sebenarnya aku-"
"tak masalah karena cepat atau lambat kau memang akan mengetahuinya," ucap Nero memotong kalimat Edgar.
"siapa dia?aku merasakan kengerian yang amat kuat saat dia berdiri di sana,"ungkap Edgar menggambarkan perasaannya yang sejak tadi memang ia tahan dengan susah payah karena ia sangat gemetar.
"Benarkah?apa kau tak mengenalinya?" tanya Nero dengn wajah misterius.
Edgar segera menggeleng dengan tatapan penuh kecurigaannya.
"daya ingatmu cukup buruk rupanya,dia Bonum,"ujar Nero membuat edgar tersentak.
"Bonum??!!" kali edgar tak merasa yakin dengan penuuran Nero.
"sudahlah kau tak perlu memikirkannya dia datang hanya unuk menanykan perihal latihan kalian," kalimat Nero tak menjadi jawaban yangmemuaskan bagi Edgar.
Edgar menatap Nero lekat-lekat seakan dia ingin mengatakan bahwa ia tak percaya dengan apa yang Nero katakan,
"Sebaiknya kita segera beristirahat,karena besok kau akan kembali bertarung di arena gladius," meski masih memiliki banyak pertanyaan yang menggantung di benaknya Edgar akhirnya memilih untuk menyimpan pertanyaan itu karena tampaknya Nero tak nyama dengan beberapa pertanyaan tentang Bonum saat itu.
Keduanya berjalan kembali menuju ke Valdom untuk beristirahat,namun Firasat Edgar tentang Bonum yang baru saja ia lihat mendadak berubah menjadi perasaan yang amat menekannya,entah apa yang sebenarnya terjadi tapi Edgar yakin bahwa yang datang ke Vallos land bukanlah Bonum
Di Nymphodora Fargo masih berada di Locus jamur milik Hira karena ia dan Fin baru saja tiba disana dengan beberapa bahan ajaib yang akan digunakan untuk membuat ramuan sihir.
"apa kita bisa membuat ramuannya besok saja??' tanya Fargo yang sudah terlihat lelah dan merebahkan diri pada sebuah kursi akar di Locus milik Hira.
"tidak,karena akar Mandevilla yang sudah di cabut dari pohonnya hanya bisa bertahan sampai tengah malam," terang Hira
"benarkah?itu terdengar konyol," ucap Fargo yang segera mendapat lirikan tajam dari Fin dan membuat pemuda itu segera membungkam mulutnya.
"apa kau ingin segera pulang?" tanya Hira pada Fargo
"tentu saja apa kau tak mencium aroma keringat kami yang sudah sangat menyengat?kupikir aku akan mendapatkan kesempatan untuk sekedar mandi="
"Calderos"
'Byuuuurrrrrr'mendadak guyuran air menimpa Fargo dengan deras dan membuat pemuda itu terjingkat.
"kau sudah mandi,' ucap Hira ketus.
Fargo hanya terperangah menyaksikan dirinya yang basah kuyp denganm tiba-tiba.
"apa kau yang memanggil airnya datang?" tanya Fargo dengan wajah serius membuat Hira segera mendekat klearah pemuda itu.
"iya,memangnya apa yang akan kau lakukan?apa kau akan memaki ku atau pergi dari locus ku?" tanya Hira dengan sedikit mengangkat wajahnya seakan memberitahukan pada Fargo bahwa dia tak takut jika pemuda itu akan memarahinya,
"tidak,aku berfikir ini keren jadi bisakah kau mengajarkan mantra tadi padaku?" penuturan Fargo rupanya di luar dugaan Hira,gadis peri itu hanya mendecih sebal dan kembali menuju kualiu besarnya yang tengah ia gunakan untuk membuat ramuan.
"aku mohon ajarkan mantra air itu padaku,' rengek Fargo yang mendadak merasa sangat antusias dengan mantra Celaros yang diucapkan oleh Hira.
"belum saatnya kau mempelajari mantra,karna latihan pertamamu adalah membuat ramuan jadi aku tak bisa mengajarimu mantra sekarang," ujar Hira tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun pada Fargo.
"tapi ini hanya satu mantra saja," Fargo masih mencoba membujuk Hira.
"Fin bisakah kau membawanya pergi dan membuatnya kering,aku perlu membuat beberapa ramuan terlebih dulu sebelum mengajarinya membuat ramuan Fons," pinta Hira pada Fin yang segera disetujui oleh pemuda peri itu.tanpa basa-basi Fin segera menarik Fargo menjauh dari Hira.
"ikutlah denganku,kau tak bisa berlatih dengan pakaian basahmu itu," ujar Fin sembari terus menyeret Fargo keruangan lain di dalam Locus jamur itu.
Fargo mendengus kesal, "kupikir hanya gadis manusia yang menyebalkan ternyata gadis peri pun bisa sangat menyebalkan,memangnya sesulit apa mengajariku satu mantra saja," Fargo terus menggerutu hingga Fin menghentikan langkahnya dan membuka sebuah lemari yang menggantung di dinding
"pilihlah pakaianmu," ujar Fin pada Fargo sembari menunjukkan barisan pakaian yang terlihat sedikit aneh bagi Fargo.
"apakah aku harus mengenakan pakaian seperti ini?" tanya Fargo sembari memicingkan mata pada pakaian yang berjajar rapi dengan warna senada,kuning dan hijau dan terbuat dari dedaunan yang dilapisi sutra pada bagian dalamnya.
"aku tak memaksamu mengenakannya jika kau lebih nyaman dengan baju basahmu," ucap fin yang mulai sedikit kesal pada fargo.
Meski tampak ragu akhirnya Fargo menyambar salah satu pakaian disana,dan kemudian melepas pakaian basahnya dn mnggantinya dengan pakaian baru yang baginya sangat aneh,sementara Fin memilih untuk meninggalkan fargo untuk mengganti pakaiannya,
Fin tampak melamun saat Fargo mengampirinya.
"aku sudah selesai,apalagi sekarang?" tanya Fargo pada Fin yang tak sedikitpun menghiraukannya.
"hei!! Fin apa kau juga kesal padaku seperti gadis itu?" tanya Fargo sembari menepuki bahu Fin.
"tidak,"
"lalu kenapa kau mendadak bersikap begitu padaku??"
"ada sesuatau yang datang,' ujar Fin membuat fargo bertanya-tanya.
"aku tak mengerti,apa maksudmu peri lain akan datang kemari sebentar lagi?" tanya Fargo asal menebak.
"bukan,ada sesuatu yang mengerikan baru saja melintas diatas Nhympodora," ucap fin lagi dantetap membuat Fargo bingung.
Tanpa banyak bicara lagi Fin segera pergi menuju ke ruangan Hira dengn diikuti ole Fargo di belakangnya.
"Apa kau juga merasakannya??" tanya Fin yang barusaja masuk ke ruangan Hira dan mendapati gadis peri itu tengah tertegun di depan kualinya.
"Ya,sangat mengerikan dan membuat ramuan di kualiku bergejolak," ujar Hira dengan wajah terkejutnya,sedangakan Fargo yang tak merasakan apapun justru hanya mematung tak mengerti.
"apa kau berpikir sama denganku Fin??" tanya Hira pada pemuda peri tu.
"ya,tapi sepertinya dia tidak singgah kali ini," ujar Fin lagi.
"sebenarnya siapa yang sedang kalian bicarakan sejak tadi,dan apa yang mengerikan?" tanya Fargo yang tak tahan dengan rasa penasarannya.
"Hanya tamu,ngomong-ngomong apa kau tak merasakan apapun sejak tadi??'
"tidak,"sahut Fargo yang membuat Fin dan Hira saling berpandangan.
"ah baiklah...Fin akan mulai mengajarimu membuat ramuan Fons,kau bisa memulainya dengan mencuci bersih bahan ajaib yang akan kau gunakan," titah Hira pada Fargo.