Sofia duduk di sofa double, bersisian dengan Arsen. Sedangkan, di sofa yang lain, ada Roger juga Dahlia.
Sofia menunduk. Siap menghadapi kemarahan ayahnya untuk ke sekian kali. Dia takut, namun menguatkan diri untuk menghadapinya. Kesalahan apa yang dia lakukan, harus dia selesaikan. Dan kemarahan orangtuanya, akan dia hadapi.
Sofia menunduk, memandangi kuku-kuku jarinya yang berwarna merah. Dia gugup, tentu saja. Tapi, adanya Arsen di sampingnya membuat Sofia yakin, kakaknya tidak akan membiarkannya sendirian menghadapi kemarahan Roger.
Arsen mengamati ekspresi ke dua orangtuanya.
Roger duduk dengan wajah kaku, dan rahang yang mengeras. Menatap tajam ke arah adikny, sesekali menoleh ke arahnya, kemudian menyunggingkan senyum sinis. Seolah, Arsen adalah musuhnya.
Membuat Arsen menghela nafas panjang.