"APA?!"
Aksara memekik terkejut.
"Tidak bisa begitu, Pak! bagaimana mungkin anda membatalkan rencana pernikahan dengan Ratu seenaknya?"
Aksara berkata dengan nada frustrasi. Dia mondar-mandir sambil berbicara dengan Ronal lewat sambungan telepon. Satu tangannya memegang ponsel, satu lagi meremas rambutnya kasar.
Apa-apaan ini? hari masih pagi, dan Ronal tiba-tiba menghubunginya untuk membatalka rencana pernikahan? tidak, ini kabar buruk. Sangat buruk!
"Maafkan saya, Pak Aksara. Jujur, saya sangat mengharapkan anak Bapak. Tapi saya tidak bisa berkutik, mertua saya akan membawa anak saya pergi. Maaf, Pak, tapi saya tidak akan bisa hidup tanpa mereka," ungkap Ronal dari seberang.
"Lalu bagaimana tentang rencana investasi dana, Pak?" tanya Aksara. Dia berharap, Ronal masih mau berinvestasi padanya. Tak apa jika pernikahan gagal, asal jangan uangnya.