Farah yang lebih dulu menoleh dan menyadari siapa orang yang telah memanggil Tasya, seketika membolakan mulutnya terkejut.
Membuat Tasya mengikuti arah tatapan Farah. Dan menemukan , Raffly tengah berjalan mendekat.
"Tasya, bisa kita bicara?" tanya Raffly setelah sampai di dekat Tasya. Raffly menatap Farah sekilas, yang dapat diartikan, pria itu keberatan ada Farah disana.
Tasya menghela nafas lelah. Entah apa ayang ingin dosen itu bicarakan. Meminta maaf, ataukah mau membuat masalah lagi?
Sepertinya Farah sadar, sahabatnya juga tak menginginkan kehadiran Raffly. Farah pun berinisiatif untuk menyapa Raffly, dan mencegah mereka bicara berdua. Bagaimanapun, sebagai sahabat Farah tdiak mau andai Tasya terlibat masalah kembali.
"Pak Raffly, ada perlu sama Tasya? kebetulan ,Tasya sedang kurang enak badan. Kalau mau bicara, langsung saja, Pak. Tasya sedang radang tenggorokan, jadi susah bicara."