"Kak, Tasya ke kampus dulu yaa ... ada kuliah hari ini. Kakak bisa menunggu ayah dulu? atau, Tasya libur aja kuliahnya?"
Tasya bertanya dengan nada ragu pada Lea, yang tengah menyuapi Pak Hasan sarapan.
"Pagi sekali, Tasya? masih jam tujuh, lho. Kamu belum sarapan juga. Ini, Kakak beli bubur tadi. Oh iya, kakak baru ngeh. Apa yang terjadi dengan tanganmu? kenapa luka?"
Pak Hasan yang bersandar lemah, hanya menatap interaksi dua putrinya itu. Dia sedikit kesusahan untuk berbicara. Karena nafasnya, mudah tersengal-sengal.
"Ehm, iya Kak. Kebetulan ada kuliah pagi. Tapi, siang Tasya usahakan akan kembali, Kak," jawab Tasya sambil membenahi isi tasnya.
"Dan tangan Tasya, kemarin Tasya tergelincir dari motor. Jadi luka, tapi hanya luka ringan saja," lanjutnya.
Sebenarnya, dia hanya tidak ingin berkontak mata dengan Lea. Karena takut, kakaknya itu akan curiga.
