"Sangat melelahkan," gumam Pragma memijit pelipisnya pelan. Setelah keluar dari ruangan rapat dia langsung menuju ke ruang kerjanya. Pria itu kembali menegakkan tubuhnya untuk meraih handphone di atas mejanya.
"Gelora janji untuk membawakanku makan siang setelah dia dari menjemput Rean. Tapi mengapa dia belum datang juga?" tanya Pragma pada dirinya sendiri. Ingin mendial nomor Gelora tapi pesan dari seseorang malah menganggu fokusnya.
"Siapa penganggu ini? Mengapa dia bisa tahu kontakku, padahal aku sudah mengamankan semua data pribadiku." Pragma lagi-lagi berbicara dengan sendiri. Nomor yang tidak terdaftar dalam kontak pribadinya kembali mengiriminya pesan sampai berulang kali.
Tidak ingin meladeni si pengirim pesan itu. Tapi ada satu pesan terakhirnya yang membuat Pragma sangat dongkol di tempatnya.
'Aku kasihan kepadamu karena tidak ingin mengetahui kebenaran tentang anakmu, Preyandra Dexander Abraham. Upsss dia bukan anakmu asal kau tahu!'