Beberapa kali para mobil yang ditumpangi anak buah Pragma menaiki tanjakan, jalanan sungguh licin karena baru saja sudah diguyur oleh hujan.
"Sungguh pria itu sangat cerdik memilih tempat persembunyian," decak Rudolp kagum berhati-hati dalam mengemudikan mobilnya. Sedangkan Pragma masih sibuk berkutat dengan laptop di atas pangkuannya dan handsfree di telinganya.
"Dia tak secerdik aku," dengkus Pragma sebal.
"Bayangkan Tuan? Radit membawa lari istri dan anak Anda selama satu minggu lamanya! Bukankah itu dikatakan cerdik karena rencananya sangat berjalan mulus, coba saja Nyonya tidak menelpon Anda. Pasti Anda tidak akan pernah men–"
"Berbicara sepatah kata lagi, maka aku akan menajahit mulutmu. Dan ingat kau tak boleh menyebut nama pria jahannam itu di depanku," tukas Pragma pada Rudolp. Entah mengapa pria di sampingnya itu sangat bisa membuatnya darah tinggi.