Semua pengunjung tokoh memucat melihat kehadiran si tunggal Abraham mengamuk karena istrinya ditindas, pria bersetelan jas mahal itu segera menelpon asistennya.
Sedang Gelora tersenyum lebar saat baju yang ia inginkan berada di tangannya, diam-diam ia menatap Sherly mengejek wanita itu, yang sudah tak berkutit di depannya.
"Jangan mengerumuniku bodoh! Aku sedang tak melakukan aktraksi, apa pun!" cetus Pragma melirik ke jam tangannya. Saat masih banyak wanita terang-terangan menatapnya.
"Shit dia lama sekali," batin Pragma dongkol menatap ke arah pintu masuk.
Sang pemilik tokoh datang tergesa-gesa menghampiri Pragma, bertepatan dengan itu Rudolp datang.
"Maafkan atas sikap tak becus karyawan saya Tuan," kelakar pemilik tokoh tersebut mengatupkan ke dua tangannya di depan Pragma.
"Memaafkan katamu? Setelah dia mengolok-ngolok istri saya habis-habisan? Dalam mimpimu!" sarkasme Pragma membuat tubuh sang pemilik tokoh kian memucat.