Suasana kota Marseille tampak indah di pagi hari. Sunrise yang perlahan naik ke permukaan dari arah pantai menambah keindahan, juga embun pagi di ujung daun jatuh perlahan dan menetes ke tanah yang sedikit demi sedikit menumbuhkan kehidupan.
Benjamin baru saja keluar dari kantor bersama Madeline. Terlihat Benjamin tengah berdiri didepan kantor kepolisan dan menatap para petugas yang terus keluar masuk kantor.
"Selama beberapa hari kebelakang, kita benar-benar disibuk dengan kasus Albert Dalton.
Lalu sekarang ada kasus baru yaitu insiden kebakaran, kira-kira kasus apalagi yang terjadi setelah ini," keluh Madeline.
"Insiden tidak terduga memang selalu saja terjadi, Maddie. Kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi atau mungkin bahkan menimpa kita,
oleh sebab itu kita harus mempersiapkannya diri jika kemungkinan suatu saat terjadi," jelas Benjamin
"Kau benar, Ben. Kita tidak tahu apa pikiran orang-orang yang ada di sekitar kita,"
"Yah begitulah ... Ngomong ngomong tidak seperti biasanya kantor terlihat ramai seperti ini kan, Maddie? Mereka terlihat sibuk dengan tugas mereka masing-masing," ucap Benjamin.
"Mungkin insiden kebakaran itu membuat para petugas yang lain menjadi sangat sibuk?" tanya Madeline.
"Hmm ... Aku rasa kau ada benarnya, Maddie. Mengingat kita sedang menghadapi dia kasus sekaligus," ucap Benjamin
"Aku sangat ingin sekali melihat tempat insiden kebarakan itu terjadi, Ben. Sayangnya kita masih terikat dengan kasus Albert Dalton," Madeline yang terlihat sangat penasaran.
"Sebaiknya kita fokus saja dengan kasus yang sedang kita tangani ini, Maddie. insiden kebakaran itu biarkan para petugas kepolisian lain yang mengurusnya," ucap Benjamin.
"Kau tidak perlu tahu tentang insiden kebakaran itu, Maddie. Bahkan aku sangat berharap insiden kebakaran itu tidak pernah terbongkar," batin Benjamin sambil menatap tajan ke arah Madeline.
"Hmm ... Kurasa kau benar, Ben. Aku sangat berharap pelakunya segera tertangkap, begitu juga dengan pelaku pembunuh Albert Dalton," ucap Benjamin.
"Lalu bagaimana dengan rencana kita selanjutnya, Maddie? Saat ini aku tidak memiliki rencana," tanya Benjamin.
"Baru saja aku ingin menanyakan hal ini kepadamu, Ben. Ternyata kau juga sama kebingungan,"
Tak lama kemudian, terlihat sebuah mobil ambulance yang melintas dihadapan Benjamin dan Madeline.
"Sepertinya itu kendaraan tenaga medis yang akan menangani para korban kebakaran," ucap Madeline.
"Kurasa kau benar, Maddie," ucap Benjamin yang terus menatap ambulance tersebut sampai menghilang disalah satu pertigaan jalan raya.
Madeline merasakan aneh dengan sikap Benjamin yang terus menatap mobil ambulance tersebut "Ben? Apa kau baik-baik saja? Apa yang tengah kau lihat?"
"Huh? Oh ... Aku baik-baik saja, Maddie," ucap Benjamin sedikit terkejut.
"Kau yakin?" tanya Madeline.
"Tentu saja,"
Namun Madeline masih tidak percaya dengan perkataan Benjamin. "Tidak sepertinya Ben bersikap seperti ini, sepertinya ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan dariku," batin Madeline.
Sebuah mobil kepolisian baru saja berhenti tepat didepan kantor, terlihat seseorang baru saja keluar dari mobilnya dan ternyata itu adalah James.
Bukannya masuk kedalam kantor, justru James memperhatikan sekitar. setelah ia melihat Madeline dengan segera menghampiri Benjamin dan Madeline.
"Selamat pagi, Maddie, Ben."
"Selamat pagi, James," ucap Madeline.
"Apa kabarmu, James. Dimana Edwin?" tanya Benjamin.
"Aku baik-baik saja, Ben. Dia sedang menjalankan tugasnya," jelas James.
"Ya ampun, James. Aku tidak menyadarinya, biasanya aku selalu melihat kalian berdua bersama-sama sepanjang hari layaknya kakak dan adik"
"Kau bisa saja, Maddie. kebetulan Edwin tengah berada di lokasi insiden kebakaran, saat ini ia ditugaskan untuk menjaga tempat kejadian di sana,"
"Ngomong-ngomong Bagaimana kabar kalian berdua?" tanya James.
"Kami baik-baik saja, James,"
"Kebetulan sekali aku bertemu kalian berdua, saat aku tengah berpatroli disekitar pelabuhan.
Aku bertemu dengan seorang wanita yang membawa seekor hewan ternak, dia menanyakan kalian berdua," jelas James
"Wanita yang membawa hewan ternak? Mungkinkah itu Nona Diana?" tanya Benjamin.
"Sepertinya dia orangnya, Ben. Memangnya siapa lagi yang memelihara hewan ternak selain Nona Diana,"
"Aku tidak tahu siapa dia, tapi sepertinya dia sedang membutuhkan bantuan kalian berdua, Maddie, Ben. Saya hanya ingin menyampaikan hal itu saja," ucap James.
"Terima kasih banyak, James. Kau sudah menyampaikan pesan itu kepada kami,"
"Tidak masalah, Maddie. Kalau begitu saya permisi," James segera pergi meninggalakn Madelina dan Benjamin, masuk ke dalam kantor.
"Kira-kira ada apa Nona Diana ingin menemui kita berdua?" tanya Madeline.
"Entahlah, Maddie. Tapi sebaiknya kita temui saja dia, mungkin ada suatu masalah atau ada yang ingin dia bicarakan dengan kita,"
"Kalau begitu tunggu sebentar disini, Ben. Aku akan meminjam lagi mobil kepolisian,"
"Baiklah, Maddie,"
Madeline segera masuk kembali ke kantor untuk meminta perinzinan meminjam kendaraan, sementara Benjamin kembali teringat dengan insiden kebakaran.
"Kira-kira siapa yang akan menginvestigasi insiden kebakaran semalam? Aku harus mencari tahu siapa orangnya, mungkin Madeline tahu sesuatu, sebaiknya aku tanyakan saja padanya,"
Tak lama kemudian terdengar suara mesin kendaraan, terlihat kendaraan itu segera mendekat dan berhenti di depan Benjamin.
"Cepat masuk, Ben. Waktu kita tidak banyak," teriak. Madeline dari dalam mobil.
Benjamin segera masuk kedalam mobil, segera mobil kembali melaju. Benjamin terus memperhatikan lingkungan kota dan menatap orang-orang disekitarnya.
"Kenapa kau melamun lagi, Ben?" tanya Madeline.
"Tidak, Maddie. Aku hanya melihat keadaan disekitar kota, sepertinya orang-orang di kota ini sangat senang bekerja keras,"
"Begitulah adanya, Ben. Mereka berusaha memulihkan kembali ekonomi mereka setelah terjadi perang lima tahun silam,"
"Tenyata begitu besar dampak perang, aku sangat kasihan dengan mereka semua,"
"Dampak dari perang besar yang terjadi lima tahun silam masih terasa hingga saat ini, walaupun lokasi kami ini berada jauh dengan lokasi terjadinya peperangan,
perang juga banyak menimbulkan kerugian yang besar, kekacauan serta kemiskinan terjadi, banyak sekali orang yang kehilangan kerabat mereka akibat perang,"
"Aku benar-benar sangat menyesal karena telah ikut serta dalam perang itu.
Jika saja dari awal aku tahu bahwa dampaknya akan seperti ini, aku tidak akan pernah ikut perang,"
"Itu bukan salahmu, Ben. Memangnya siapa yang menginginkan terjadinya peperangan, hanya orang-orang bodoh yang ingin terjadinya sebuah peperangan,"
"Oh iya, Maddie. Ada yang ingin aku tanyakan sesuatu kepadamu?"
"Ada apa, Ben?"
"Siapa orang yang mengurus investigasi insiden kebakaran?" tanya Benjamin.
"Kenapa kau menannyakan hal itu?" Madeline balik bertanya
"Eh ... Aku hanya ingin tahu saja, soalnya aku tidak tahu siapa lagi penyidik di kantor kepolisian selain kita berdua,"
"Hmm ... Aku tidak tahu pasti siapa orangnya, tapi menurut apa yang aku dengar yang menjadi investigator insiden kebakaran yaitu Isaac Bontemps,"
"Isaac Bontemps? Siapa dia, Maddie?" tanya Benjamin.
"Beliau merupakan penyidik senior yang di pindahkan ke kantor kepolisian pusat yang ada di paris, sebelumnya dia adalah penyidik di kantor kepolisian kita saat ini,"
"Kenapa beliau dipindahkan?" tanya Benjamin.
"Karena prestasi yang beliau capai selama menjadi penyidik di kota ini, dia mendapatkan promosi dan di pindahkan ke kantor kepolisian pusat,"
"Prestasi?"
"Dia berhasil membongkar sindikat narkoba terbesar di kota ini dan menangkap pelakunya ketika tengah melakukan transaksi di tempat insiden kebakaran itu terjadi,
Sebenarnya aku cukup terkejut ketika mendengar tempat itu terbakar,"
"Benar-benar prestasi yang membanggakan bagi kepolisian, sekarang aku tahu alasan mengapa Bar disana tidak lagi beroperasi,"
Tiba-tiba Madeline menginjak rem dan berhenti mendadak hingga membuat Benjamin hampir terhempas dari kursinya.
"Ada apa, Maddie? Kau membuatku terkejut," tanya Benjamin.
"Tunggu sebentar, Ben. Jadi kau tahu bahwa tempat insiden kebakaran itu merupakan sebuah bar yang sudah lama tidak beroperasi?"
Benjamin sedikit panik denga pertanyaan itu "Astaga, Ben. Mulut sialan, kenapa kau tidak bisa menjaga bicaramu," batin Benjamin yang menaki dirinya sendiri.
"Eh ... Mengenai itu, Maddie. Sebenarnya aku sudah melihat tempat itu sebelum kebakaran terjadi, ketika aku tengah menghirup udara malam bersama Devon.
Dia mengatakan terjadi insiden ditempat itu tapi dia tidak menjelaskan insiden apa yang sebenarnya terjadi,"
"Oh seperti itu, Ben. Sekarang aku mengeti," Madeline kembali melajukan mobilnya itu.
Tak lama kemudian mereka tiba dipelabuhan.
"Kita sampai, Ben,"
"Sebaiknya kita langsung temui saja Nona Diana, sepertinya dia memang sedang membutuhkan pertolongan kita tapi entahlah," ucap Benjamin.
"Kita tidak akan tahu, Ben. Sampai kita benar-benar mencari tahu,"
Akhirnya Benjamin dan Madeline segera keluar dari mobil, mereka segera pergi menuju ke asrama para imigran.
"Aku harus mencari tahu siapa sebenarnya Isaac Bontemps, sebelum ia berhasil memecahkan kasus kebakaran itu,"