"Jika kamu tidak mengatakannya padaku, maka kamu bodoh." Ayu Lesmana memutar matanya, lalu menggelengkan Andika di pelukannya lagi, "Andika, apakah menurutmu kakak ini bodoh?"
Andika memandang Damar dengan serius, lalu mengangguk dengan serius, "Ya."
Mata Damar membelalak, "Apa maksud anak kecil ini?"
Saat ini, Yati Wulandari sudah keluar dari rumah. Dia memegang setumpuk amplop merah. Amplop merah ini awalnya akan diberikan untuk kerabat. Karena dia menghasilkan uang tahun ini, dia kebetulan menyegel banyak amplop merah.
"Ayo, ini uang keberuntungan." Yati Wulandari memberi Andika satu dulu.
Andika tertegun, tetapi tidak menerimanya.
Yati Wulandari tertawa, "Bukankah kamu selalu bermain dengan Teddy Lesmana dengan sangat baik? Kamu datang ke rumah bibi dan memberikan hadiah kepada bibi, kamu juga memberi salam Tahun Baru kepada bibi. Jadi, bibi harus memberimu uang pada Malam Tahun Baru ini."