Bagaimana jadinya, jika seseorang yang kita rindukan. Tiba-tiba saja ada di depan kita? apakah kita harus mencubit pipi kita sendiri, karena kita tidak mungkin percaya itu nyata atau mimpi. Mungkin juga karena kerinduan kita yang berlebihan akan membawa kita pada halusinasi.
"Waktu semakin siang saja, aduh' siapa sih yang nelepon? Iya Assallamuallaikum. Oh iya Sus, sebentar lagi saya sampai. Maaf saya agak telat!" ucap Dokter BaiLy kepada Susternya tersebut. Suster itu pun hanya mengangguk. Akan tetapi tiba-tiba saja... "Bruk.. " suara benturan tepat di depan Dokter BaiLy. "Astaghfirullah..." Dokter BaiLy pun terkejut oleh suara benturan itu. Yang berada tepat di depannya saat ini. Tanpa di sadari olehnya ternyata, suara benturan itu adalah suara orang yang tertabrak olehnya. Dokter BaiLy pun bergesa menghampiri orang yang tertabrak olehnya. "Ya Allah ternyata, saya harus segera menolongnya ini salah saya." Dokter BaiLy pun seketika merinding sendiri melihat kejadian yang di sebabkan olehnya.
Suster yang berada di ruangan perawatan. Masih menelpon Dokter BaiLy akan tetapi, tiba-tiba saja Dokter BaiLy berteriak seakan-akan terjadi sesuatu padanya. Kejadian itu membuat para suster sedikit panik. "Halo Dok! apa, tidak terjadi apa-apa dengan anda? Halo Dok," salah satu suster itu pun, sedikit panik. Dan kepanikan itu pun, terdengar oleh Suster Keira yang baru saja datang. "Sus bagaimana ini? Dokter BaiLy kecelakaan. Tadi, sesaat saya telepon beliau' pertama beliau masih berbicara dengan saya. Tapi, tiba-tiba saja, Dokter BaiLy berteriak seperti terjadi sesuatu padanya..." pembicaraan Suster itu pun, tiba-tiba tersela oleh suara Suster Keira.
"Ada apa ini?" Semua suster pun menengok ke arah Suster Keira yang baru saja datang. Lalu menegur mereka. "Pagi semua. Saya dengar Samar-samar. Ko kaya sedang bicarain Dokter BaiLy, apa yang terjadi?" Suster Keila sedikit aneh dengan pembicaraan mereka. Yang samar-samar mendengar pembicaraan mereka. "Suster Keira.. iya barusan Dokter BaiLy sempat nelepon saya." Suster itu pun, mulai membicarakan yang baru saja terjadi.
"Apa? Jadi... Dokter BaiLy kecelakaan. Aku harus kasih tau Suster Cathy." Suster Keira pun ingin segera memberitahu Suster Cathy. Para Suster pun ingin menjelaskan semuanya, akan tetapi... terlambat. Semuanya sudah terlanjur deh. "Kamu sih! jika belum tentu jangan terlalu di bicarain, nanti... semua orang akan salah paham." ujar Suster satunya lagi. Yang masih duduk menunggu Dokter BaiLy di ruangan perawatan anak.
"Tapi saya panik Sus." sesal Suster yang menelpon Dokter BaiLy barusan. Suster satunya lagi pun, hanya sedikit membuang nafas. Seraya berkata. "Sudahlah urusin saja sendiri. Kamu yang buat masalah sendiri, silahkan urusin kesalahan kamu! Bay." Suster yang berada di sampingnya itu. Pun bergegas pergi. "Sus... tunggu!" percuma saja teriakan nya tidak di hiraukan.
Sementara Dokter BaiLy pun, masih berada di jalan itu, dan mencoba melihat ke arah seorang wanita yang tertabrak olehnya itu. "Tidak!" Dokter BaiLy pun di buat kaget oleh wanita yang tertabrak olenya itu. Yang ternyata adalah... Dokter Clesia. "Clesia.." teriak Dokter BaiLy, seraya membangunkannya. Seseorang yang saat ini di rindukan olehnya, kini ada di hadapannya. Akan tetapi Dokter BaiLy pun, di buat terengah oleh keadaan nyawa yang di hadapi oleh Dokter Clesia.
"Tidak, Clesia bangun!" teriak Dokter BaiLy kepada orang yang mirip Dokter Clesia itu. Akan tetapi benarkah dia adalah Dokter Clesia? ataukah hanya halunasi Dokter BaiLy saja. Sedangkan wajah wanita itu mirip sekali Dokter Clesia Siapakah wanita itu. "Saya harus segera membawa nya. Sebelum nyawanya tidak dapat tertolong lagi." ujar Dokter BaiLy seraya membawa wanita itu menuju Rumah Sakit.
Sementara para Suster sedang meributkan kecelakan Dokter BaiLy yang di viralkan oleh Suster Keira. "Sus kamu baru datang?" tanya Suster Keira seraya menghentikan langkah kaki Suster Cathy yang baru datang. "Iya, ada apa Sus, tumben ngejemput kayak aku Dokternya saja. "Sus Dokter BaiLy..." Suster Keira sedikit berat hati menceritakan uang sebenarnya tentang apa, yang terjadi kepada Dokter BaiLy barusan. "Sus! apa yang terjadi kepada nya? Katakan saja Sus!" Suster Cathy pun agak sedikit cemas mendengar perkataan Suster Keira. "Dokter BaiLy kecelakaan Sus." Suster Keira pun mengatakan jika Dokter BaiLy telah mengalami kecelakaan. Semua kata-kata Suster Keira membuat hati Suster Cathy sedikit terkulai lemas.
"Sus..." Suster Keira mencoba menyadarkan Suster Cathy yang tiba-tiba saja pingsan. "Aduh... ko malah pingsan sih, Sus bangun!" Suster Keira pun mencoba menyadarkan Suster Cathy. "Bikin repot saja..." Suster Keira pun terus berusaha menyadarkan Suster Cathy. "Namun" Suster Cathy pun masih saja tidak bisa sadarkan diri. "Sus... Dokter BaiLy." Suster Keira pun berpura-pura melihat Dokter BaiLy datang. Dan Suster Cathy pun terbangun kembali setelah mendengar kata pujuk temannya itu.
"Dokter BaiLy, mana? Apa dia sudah sadar," ricaunya kepada Suster Keira. Suster Keira pun hanya tertawa. "Hahaha segitu khawatirnya kamu terhadap Dokter BaiLy. Kalau bunga nemui kuncupnya begitu tuh." Suster Keira pun tertawa terbahak-bahak melihat Suster Cathy yang berlebihan mengkhawatirkan Dokter BaiLy. "Sus, kamu jangan keterlaluan ya kalau bercanda. Keadaan sedang genting. Di mana Dokter BaiLy sekarang?" tanya Suster Cathy penasaran.
Sementara Dokter BaiLy yang di khawatirkan nya. Baru saja datang, di Rumah Sakit harapanku. Mata semua orang pun tertuju kepada Dokter BaiLy yang di bilang kecelakaan oleh Suster Keira. "Eh, itukan Dokter BaiLy. Katanya beliau kecelakaan ko, beliau sehat saja ya?" gurau para orang-orang di sekitar Rumah Sakit.
Dokter BaiLy yang mendengar kata-kata orang tersebut merasa aneh. Saat mereka berkata jika dirinya kecelakaan. "Namun" Dokter BaiLy pun tidak terlalu mendengarkan ocehan orang-orang tersebut. Dokter BaiLy pun melanjutkan membawa Wanita yang telah tertabrak olehnya itu. "Sus tolong bawa wanita ini ke Ruangan UGD sekarang juga!" titah Dokter BaiLy kepada salah seorang Suster yang kebetulan ada di depan Rumah Sakit. Suster itu pun segera membawa Wanita tersebut ke Ruangan UGD.
Sementara Dokter BaiLy menyusul untuk memastikan keadaan wanita itu. Dan beliau pun, ingin tau. Apa benar wanita itu adalah Dokter Clesia. Akan tetapi Dokter BaiLy pun bertemu dengan Suster yang tadi menelepon nya. Dan beliau oun baru sadar jika beliau hendak memeriksa para pasien yang masih di Rawat di Ruangan harapan1. "Dok, alhamdulillah anda baik-baik saja. Syukurlah!" ricau Suster tersebut seraya mendekati Dokter BaiLy yang sedang berjalan menuju Ruangan UGD.
"Suster Gresia. Ada apa?" tanya Dokter BaiLy kepada Suster Grecia. "Dok, saya kira..." Suster Grecia mencoba menceritakan tentang yang tadi beliau ceritakan kepada temannya. Sehingga Suster Keira pun salah paham dan menyangka Dokter BaiLy kecelakaan. "Apa, jadi kamu berbicara dengan teman kamu, jika saya..." Suster Grecia pun, mencoba menjelaskan semuanya. Jika pembicaraannya kepada temannya itu hanya siasat saja. Akan tetapi Suster Keira gagal paham mendengar pembicaraan mereka.
"Ini tidak beres. Semua orang akan mengira jika saya yang kecelakaan. Oh iya Sus saya ke Ruangan harapan 1 dulu. Karena barusan saya dapat musibah. Menabrak orang." Suster Grecia pun kaget sesaat mendengar kejadian yang di alami oleh Dokter BaiLy. Beliau memang tidak mengalami kecelakaan tapi, beliau menabrak orang. Tetap saja, sebuah kecelakaan untuknya. "Astaghfirullah, tapi... orang itu tidak apa-apz Dok?" tanya Suster Grecia kepada Dokter BaiLy yang masih berada di depannya itu. "Saya kurang tau, yang jelas' orang itu saat ini masih koma. Sudahlah! saya ke ruangan harapan 1 dulu ya. Nanti saya ceritakan lagi sesusai memeriksa." Dokter BaiLy pun meninggalkan Suster Grecia yang hendak mencari makanan. "Baiklah Dok, entar saya nyusul ya!" ucap Suster Grecia seraya menuju warung.
Akhirnya Dokter BaiLy pun memutuskan untuk pergi ke Ruangan Harapan 1. Sesampainya di sana, para pasien pun, sudah menunggu kedatangan Dokter BaiLy. "Apa benar Dokter BaiLy kecelakaan?" Gumam salah seorang pasien kepada pasien yang satunya lagi "Namun" tiba-tiba saja mereka di buat kaget oleh kedatangan Dokter BaiLy yang secara tiba-tiba. "Assalamualaikum maaf ya! saya telat, soalnya tadi ada kendala." ucap Dokter BaiLy seraya memeriksa pasien satu persatu. Dan tak terasa pemeriksaan pasien Rawat inap pun beres.
Akhirnya Dokter BaiLy pun, tergesa menuju Ruangan UGD untuk melihat keadaan orang yang tertabrak olehnya, dan yang paling membuatnya cemas adalah, wanita itu mirip Dokter Clesia. "Dok bagaimana keadaan wanita itu?" tanya Dokter BaiLy kepada seorang Dokter di Ruangan UGD. Dokter itu pun hanya sedikit tersenyum. "Kondisi pasien tidak terlalu kritis, anda tenang saja Dok, semuanya kan baik-baik saja." ucap Dokter tersebut kepada Dokter BaiLy yang hatinya sedikit cemas kepada pasien yang mirip Dokter Clesia.
"Syukurlah, terimakasih Dok!" ucap Dokter BaiLy seraya memasuki Ruangan. Setelah Dokter BaiLy memasuki ruangan tersebut, beliau pun semakin terendap hatinya. Sesaat beliau melihat orang yang sedang terbaring itu sangat mirip Dokter Clesia, yang sangat di Rindukan olehnya. Semakin dekat wajah wanita itu pun semakin mirip Dokter Clesia.
"Cles, apa benar kamu adalah Dokter Clesia? jika benar. Kenapa anda bisa sampai di sini Dok?" sedikit pertanyaan pun terlontar dari mulutnya. Akan tetapi, di saat Dokter BaiLy bertanya tangan wanita itu pun, bergerak. Dokter BaiLy pun sedikit terunggah hatinya sesaat Wanita itu tersadar.
Akan tetapi, "Anda siapa?" pertanyaan itu terlontar dari mulut wanita itu. Apa yang terjadi kepada Wanita itu sehingga wanita itu bertanya kepada Dokter BaiLy? apakah benar dia adalah Dokter Clesia?
"Clesia..." sebutan itu terbungkam setelah wanita itu tidak tau siapa yang kini berada di depannya itu.
bersambung...