Chereads / Dokter Baik ku Selamatkan hidupku / Chapter 4 - Kegugupan Seorang Suster

Chapter 4 - Kegugupan Seorang Suster

"Selamat datang, Dok!" ucapan demi ucapan Dokter BaiLy terima. Dari gerbang Rumah Sakit sampai ke Ruangan poli. "Pagi juga, Sus!" Terlihat lah seorang Suster mengenakan pakaian serba ungu di sebuah Rumah Sakit. Yaitu Rumah Sakit Harapanku. "Cathy, tuh Dokter barunya sudah datang!" ucap seorang Suster. Seraya menunjuk ke arah Dokter BaiLy berdiri. Dan... sebuah pandangan tertuju kepadanya. "Emmm, Dok. Se_selamat Da_datang.... " Suster Cathy pun sedikit gugup melihat raut wajah Dokter BaiLy yang arogan.

"Maaf, kita belum kenalan ya!" ucap Dokter BaiLy, seraya melambaikan tangannya ke arah Cathy, dan Cathy pun semakin gugup saat Dokter BaiLy, menengadahkan tangannya. Untuk bersalaman. Maksud Dokter BaiLy berjabat tangan bukan berarti punya maksud lain, beliau memberikan sebuah salam perkenalan kepadanya. "I_iya, Dok saya... Cathy." balasnya dengan tangan penuh keringat dingin. Sesaat mereka berpegangan tangan pasien.

"Aneh sekali, sih ini Suster! Ko tatapan matanya terus tertuju pada saya?" Dokter BaiLy, melihat penuh heran kepada Suster Cathy. "Hmm, Sus!" tegurnya kepada Suster Cathy. Yang tidak berhenti menatapi sudut mata Dokter BaiLy. "I... iya Dok! maaf saya... bereskan dulu berkas para pasien ya!" tukasnya seraya kembali bergegas menuju tempat scrining.

Sementara di Ruang tunggu! Terlihat lah seorang ibu mengenakan. Pakaiannya yang berwarna putih dan bawahan serba rapi. Dengan sedikit cemas menunggu panggilan antrian di sebuah kursi yang telah di sediakan oleh pihak Runah Sakit. Lama sudah Dokter BaiLy beristirahat, "Sus, apa di luar sudah banyak pasien?" tanya Dokter BaiLy, seraya mengenakan jas Dokter nya. "Lumayan Dok, apa sudah bisa di mulai?" tanya Suster Cathy. "Ya Sus. Mulai saja, kasihan para pasien. Takutnya... mereka pada kesal menunggu." titahnya kepada Suster Cathy.

"Baiklah Dok! kita mulai." ujarnya seraya mengambil satu berkas. Dan dia pun nenuju pintu Ruangan untuk memanggil satu pasien.

"Ananda SaiLy!" tegur Suster kepada salah seorang pasien. Yang ternyata dia adalah SaiLy. "Baiklah Terima kasih Sus!" ucap Saira seraya masuk menuju Ruangan pemeriksaan. "Silahkan bu!" ujar Suster Cathy kepadanya. Saira pun mulai melangkahkan kakinya tersebut ke sebuah Ruangan. Dan... ternyata.

"Orang itu!" hati Saira pun terendap karena, Dokter yang kini menanganinya. Saat ini adalah, Dokter yang kemarin sempat menolong putrinya. "So_sore Bu! anda... " ucap Dokter seraya terengah-engah. Melihat pasien pertamanya Yang ternyata adalah Anak yang kemarin dia tolong. "Silahkan duduk Bu!" Dokter BaiLy pun mempersilahkan Saira dan SaiLy duduk. "Terima kasih Dok!" ucap Saira seraya Duduk di depannya. "Bu, ibu yang kemarin saya temui di jalan ya!" tanya Dokter BaiLy. " Ya Dok! begini Dok, anak saya... " baru saja Saira ingin menjelaskan, Tiba-tiba terhenti karena, Dokter BaiLy sudah tau maksud kedatangannya kesana. Seraya membawa surat rujukan juga surat pengantar.

"Iya Bu! saya sudah tau, em... begini bu! saya sebenarnya punya 1 cara untuk mengobati anak ibu ini. Cuman obatnya... akan agak sedikit mahal. Karena saya baca di surat pengantar. Ananda SaiLy, sudah masuk banyak obat. Akan tetapi... kejangnya masih ada ya bu? saya, punya 1 resep nih bu. Siapa tau... ini bakalan cocok! akan tetapi, obatbya sedikit mahal bu." Dokter BaiLy pun berkata dengan sedikit tidak tega. Karena... melihat wajah mereka yang sangat mencemaskan. "Berapa harganya Dok. Jika saya harus beli." tanya Saira pada Dokter BaiLy. "Harganya.. terkisar, 31,5 $ dolar." balas Dokter BaiLy kepada Saira yang wajahnya masih dengan kebingungan. "Apa, Dok!" Saira kaget. Saat mendengarkan penjelasan dari Dokter BaiLy.

"Iya Bu, benar sekali." jawab Dokter BaiLy. "Dok, apa tidak ada jalan lain. untuk mengobati SaiLy?" tanya Saira, "Sebenarnya, ada Bu! tapi saya... tidak yakin, itu akan berhasil." ujarnya seraya mengetuk dagunya dengan ibu jarinya. "Dok... tolonglah saya mohon." Saira memohon kepada Dokter BaiLy.

"Baiklah, kita coba dulu obat yang ini ya Bu. saya punya satu resep, tapi semoga saja ini berhasil." Kata Dokter BaiLy, seraya penuh harap. "Iya Dok!" ungkap Saira. "Ya sudah Bu, kalau begitu. tinggal berikan ini ya kepada Suster. Sehat ya SaiLy!" ucapnya kepada Saira. "Terima kasih Dok!" ucapnya. Dia pun bergegas menuju Ruang tunggu. "Ananda SaiLy, ini resepnya ya!" ujar Suster Cathy. seraya memberikan resep obat untuk di ambil di Apotek.

"Terima kasih!" ucap Saira seraya melangkah lagi, menuju Apotek. untuk mengambil resep dari Dokter BaiLy. "SaiLy, semoga dengan obat baru dan Dokter Baru. Semoga kamu cepat di sembuhkan ya nak!" harap Saira seraya menyimpan secewir resep untuk obat SaiLy.

Sementara Dokter BaiLy, masih memeriksa pasien. "Silahkan masuk Bu!" ucap Suster Cathy. Seraya ingin menyodorkan berkas ke meja Dokter. "I... ni Dok, ber.. berkasnya!" ujarnya seraya menyodorkan berkas tersebut dengan tangan gemetaran. Dan... "Pluk!" Berkas itu pun terjatuh. Dan berantakan.

"Maaf, Sus apa... anda belum makan? sampai menjatuhkan berkas anak saya." tanya Seorang pasien dengan sedikit tertawa. "Sudah ko Bu!" jawabnya dengan wajah memerah, "Belum makan, atau grogi sama Dokter Baiy?" sindir Suster satunya lagi kepada temannya. Yang semakin gugup. "Boleh saya bantuin ambil?" tanya Dokter BaiLy, seraya turun dari kursi Dokternya.

"Gak... gak usah, Dok!" telat deh Dokter BaiLy sudah turun. Dan mengambil berkasnya tersebut. "Apa, saya gak mimpi? ketemu Dokter setampan ini, seandainya... dia jadi pasangan saya?" tanya hati Suster Cathy, seraya melihat ke arah Dokter BaiLy. Yang masih memungut berkas nya.

"Hmm, Dok! kalian ko lama banget sih, mau periksa anak saya? atau kalian mau pacaran?" cetus Ibu itu kepada mereka. Sedangkan Suster yang satu nya lagi malah ketawa. Dengar cetusan Ibu itu. "Maaf banget Bu, iya Bu kita lanjutkan lagi ya, pemeriksaan nya." ujar Dokter BaiLy, dengan sedikit rasa penyesalannya kepada Ibu itu. .

"Ya sudah cepat! jadi Dokter lalai banget sih. Anda baru ya disini?" tanya Ibu itu seraya ingin cepat cepat pergi. "Ibu! jika bicara sama Dokter yang sopan dong!" cetus Keira Suster yang masih menemani Suster Cathy. "Sudah lah Kei!" ujar Suster Cathy, kepada temannya yang gampang nafsu.

"Sus! sudah ya, maaf Bu. ya sudah mari saya periksa." ujar Dokter BaiLy. "Ngejengkelin sih!" cetus Suster Keira kepada Ibu itu. "Sus..." tegur Dokter BaiLy kembali. Suster Cathy pun hanya sedikit tersenyum. "Dokter baru ini makin ganteng saja ya kalau lagi serius!" kagum Suster Cathy seraya melihat ke arah Dokter BaiLy, yang sedang memeriksa pasien nya. "Huy! nyebut sadar Cathy... lihat nih! Dokumen masih numpuk. Cathy..." teriak Keira.

"Astagfirullah... Cathy, jangan terlalu lama di pandang. Siapa tau tuh Dokter sudah punya anak istri. Sadar Cathy!" nasehat Keira kepada Cathy. "I... iya Kei, ya sudah aku panggil dulu pasien ya!" tukasnya seraya bergegas lagi menuju pintu ruangan.

"Sus! berapa orang lagi pasien?" Lagi-lagi Dokter BaiLy, bertanya kepada Suster Cathy. Bikin baper Suster lain saja deh. "I... "