Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 59 - Bab 59. Keputusan Indra: Pertunangan Alexa dan Daniel.

Chapter 59 - Bab 59. Keputusan Indra: Pertunangan Alexa dan Daniel.

Seorang dosen pria berkepala botak dengan perut yang terlihat buncit, langkah kakinya seketika terhenti setelah mendengar keributan dan pertengkaran antara Alexa dan Varrel yang terjadi di lapangan basket. Netranya menatap tajam ke arah para mahasiswa yang hanya diam menonton dan tak melakukan tindakan apa pun untuk melerai pertengkaran yang terjadi di depan mata mereka.

"Hei, kalian berdua!! Jangan berkelahi lagi!! Kalian semua, jangan cuma diam saja!! Cepat bantu pisahkan mereka berdua," teriak sang dosen kepada teman-teman Varrel.

Dosen berusia hampir 50 tahun yang terkenal sebagai dosen killer itu sampai ikut turun tangan melerai pertengkaran Alexa dan Varrel, bukan hanya sang dosen saja. Semua teman-teman Varrel ikut membantu, Shella juga ikut memegangi Alexa.

"Kalian berdua, cepat ikut ke ruangan saya!!"

"Tapi, Pak. Bukan saya yang mulai duluan, tapi Alexa duluan yang menghajar saya tanpa sebab yang jelas," protes Varrel yang kukuh membela diri di hadapan sang dosen sambil mengelus pipinya yang terlihat lebam akibat bogem mentah Alexa.

"Tapi ini semua karena ulah kamu duluan!! Api tidak akan berkobar kalau bukan karena ditambahi kayu bakar dan disiram bensin," sahut Shella yang menyalahkan Varrel sebagai bentuk pembelaan terhadap sang sahabat, Alexa.

Alexa hanya diam seribu bahasa sambil merapihkan kembali bajunya yang acak-acakan, gadis itu masih menyimpan kemarahan kepada Varrel yang menyebabkan dirinya terseret ke dalam masalah besar. Sesekali Varrel dan Alexa saling menatap dengan sorot mata tajam dan penuh kebencian, lalu sepersekian detik berikutnya keduanya saling membuang muka.

"Saya tidak peduli dan tidak mau tahu siapa yang memulai terlebih dulu, kalian berdua sama-sama salah karena telah berkelahi di lingkungan kampus. Jadi, saya akan memberikan hukuman kepada kalian!! Kamu berdua, cepat ikut ke ruangan saya!! Dan kalian semuanya bubar!! Atau kalian semua mau saya hukum juga dengan memberi nilai F saat ujian nanti," ancam sang dosen killer berteriak menunjuk ke arah para mahasiswa dan juga semua teman Varrel termasuk Shella.

Semua mahasiswa langsung berhamburan dan pergi meninggalkan lapangan setelah mendapat ancaman si dosen killer, termasuk Shella dan juga teman-teman Varrel yang langsung keder dengan ancaman si dosen. Bisa mati berdiri mereka kalau sang dosen benar memberi nilai F di setiap ujian,

Alexa dan Varrel pun terpaksa mengikuti sang dosen ke ruangannya, keduanya terlihat saling membuang muka dengan wajah yang sama-sama terlihat penuh kemarahan. Setelah sampai di depan ruangan si dosen killer pun mereka juga masih terus saja berdebat, bagai tikus dan kucing yang tidak akan pernah bisa akur.

Begitu pula dengan Alexa dan Varrel,

"Kalian berdua, duduk!!" sang dosen killer menatap Alexa dan Varrel bergantian dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat gahar.

Alexa dan Varrel awalnya ragu untuk duduk, akan tetapi tatapan tajam nan menakutkan dari sang dosen membuat keduanya langsung duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan dosen yang bernama asli Bambang Jatmiko itu.

Suasana berubah hening sejenak kemudian Varrel memulai lagi perdebatan, hanya karena kursi yang Alexa dan Varrel duduki jaraknya berdekatan sehingga kaki mereka saling bersentuhan. Varrel yang tidak terima pun langsung menendang pelan kaki Alexa, begitu pula sebaliknya dengan Alexa yang menendang kaki Varrel.

BRAK BRAK BRAK ...

"Kalian berdua, diam!! Jangan bertengkar terus!! Apa kalian mau terus tinggal di ruangan ini sampai nanti sore, sebagai hukuman karena telah berani melanggar tata tertib kampus?! Atau kalian mau, saya memanggil orang tua kalian untuk datang ke kampus?!" Bambang menggebrak meja kerjanya untuk menghentikan perkelahian Alexa dan Varrel yang masih saja berlanjut meski berada di dalam ruangan si dosen killer.

"Dia duluan pak yang mulai!! Alexa yang menghajar saya duluan, padahal saya sedang asyik bermain bola basket bersama dengan teman-teman saya di lapangan," ucap Varrel menyalahkan Alexa.

"Enak saja!! Kamu duluan yang menyebabkanku terlibat ke dalam masalah!! Kenapa kamu malah menyalahkan saya? Saya tidak mungkin menghajar orang begitu saja tanpa alasan yang jelas!! Kalau saya menghajar kamu, itu artinya kamu sudah keterlaluan. Gara-gara ulah kamu yang seenaknya saja mengakuiku sebagai pacar di depan umum, semua media sosial bahkan acara gosip di televisi semua membicarakanku!! Apa kamu tahu, kalau semua pemberitaan gosip itu bisa berdampak negatif terhadap masa depanku?!" Alexa mengeluarkan semua amarahnya kepada Varrel yang duduk tepat di sampingnya.

"Mungkin kamu hanya menganggap ini masalah sepele, tapi buatku, ini adalah masalah yang sangat besar. Impian dan masa menjadi taruhannya," imbuh Alexa.

"Alah, dasar lebay!! Jangan terlalu melebih-lebihkan masalah, cuma karena pemberitaan sepele saja, kamu sudah kebakaran jenggot. Sombong amat, udah kayak anak menteri saja," cibir Varrel tak mau kalah.

"Kamu–" Alexa yang tidak terima ingin membalas perkataan dari Varrel.

"Sudah diam!! Bapak akan memberi kalian skorsing selama 4 minggu tidak boleh mengikuti mata kuliah dari saya, kalau kalian masih terus saja bertengkar!!" Bambang menyela perkataan Alexa dan kembali mengancam kedua mahasiswa beda semester itu dengan hukuman berat sehingga membuat Alexa dan Varrel langsung terdiam.

Tangan Bambang bergerak mengambil 2 kertas HVS yang masih putih bersih tanpa noda, kemudian ia meletakkannya di hadapan Alexa dan Varrel.

"Keluarkan pena kalian!! Dan tulis surat penyataan kalau kalian tidak akan bertengkar lagi, dan kalau kalian ketahuan bertengkar lagi. Saya akan pastikan kalian mendapatkan nilai F di mata kuliah saya," titah Bambang diiringi dengan ancaman sangat mematikan.

Alexa dan Varrel tidak berani membantah lagi, keduanya langsung mengeluarkan pena dari dalam tas masing-masing dan menulis surat penyataan seperti yang dosen mereka perintahkan. Bambang masih saja terus mengawasi, ia menatap Alexa dan Varrel bergantian hingga kedua mahasiswanya itu selesai menulis surat pernyataan lalu memeriksanya.

"Baiklah!! Surat pernyataan ini saya simpan dan saya peringatkan kalian, kalau kalian berdua ketahuan bertengkar lagi. Saya akan pastikan kalau nilai ujian kalian mendapatkan nilai F dan saya akan memanggil orang tua kalian berdua untuk datang ke kampus, sekarang kalian boleh pergi dari sini."

Hanya 10 menit saja, keduanya duduk di kursi panas untuk menulis surat pernyataan kalau mereka tidak akan bertengkar lagi, dan sedikit berceramah tentang pentingnya arti saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia. Sebenarnya Bambang tidaklah sejahat dan sekiller itu kepada mahasiswanya, namun ketegasannya dalam mengajar banyak disalah artikan oleh mahasiswanya sebagai kekilleran.

Alexa dan Varrel berjalan keluar dari ruangan si dosen killer, keduanya masih terlihat marah dan emosi.

"Gara-gara kamu, mukaku jadi bonyok begini!! Apa kamu tahu, kalau hari ini aku ada pemotretan?! Hari ini aku terpaksa harus membatalkan semua pekerjaanku, dan kamu harus bertanggung jawab kalau aku mendapat tuntutan dari klien!" Varrel menunjuk wajah Alexa.

Alexa mendengkus kesal dan berpikir kalau Varrel sangatlah egois. Bukan hanya Varrel yang merasa dirugikan, tapi ia juga merasa sangat dirugikan.

"Aku tidak peduli!! Kalau aku harus menanggung semua konsekuensi karena ulah bodohmu itu, maka kamu juga harus menanggung konsekuensi yang sama. Ini cukup adil, bukan? Jadi cowok itu jangan egois!! Kalau kamu berani bertindak, kamu juga harus berani bertanggung jawab," ujar Alexa.

"Dan aku peringatkan kepadamu!! Jangan pernah dekat-dekat denganku lagi atau mencari masalah denganku!! Atau aku tidak akan sungkan untuk menghajarmu lagi," tegas Alexa lalu ia berjalan pergi meninggalkan Varrel yang menatap kepergian Alexa.

****

Setibanya di rumah, Alexa kembali dikejutkan oleh sosok Leon–tangan kanan sang papa yang baru saja keluar dari rumahnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Dan ini berarti bahwa sekarang ini sang papa sudah kembali dari perjalanan bisnisnya di negara Italia.

Langkah kaki Alexa terlihat ragu-ragu untuk masuk ke dalam rumah, dan benar saja. Begitu kaki Alexa melangkah masuk ke ruang tengah, ia sudah melihat Indra dan Daniel yang sedang duduk di sofa. Kedua lelaki itu menoleh bersamaan ke arah Alexa, sepertinya kedua lelaki itu sedang membicarakan hal yang sangat penting, karena ekspresi wajah Indra dan Daniel terlihat begitu serius.

Jujur saja, saat ini perasaan Alexa sangat tidak enak. Ia merasa akan ada masalah besar yang datang menerpa dirinya.

"Duduklah, Alexa!! Ada yang ingin papa bicarakan kepadamu," titah Indra yang membuat Alexa bingung.

Alexa menatap ke arah Daniel, ia berharap akan mendapatkan sedikit petunjuk tentang hal yang akan dibicarakan oleh sang papa. Tapi Daniel hanya diam sambil terus menatap Alexa dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

Alexa menghela napas panjang, tanpa berkata apa-apa ia kemudian duduk di atas sofa, tepat di hadapan Indra. Indra menatap sang putri dengan sorot mata yang tajam, setelah ia melempar sebuah amplop cokelat yang lumayan tebal tepat di hadapan Alexa.

"Apa ini, Pa?" tanya Alexa tanpa mau mengambil atau membuka amplop yang Indra lemparkan tepat di hadapannya

"Itu semua adalah skandal yang kamu perbuat dengan model pria papan atas yang kuliah di kampusmu, bukan?! Alexa, kenapa kamu tidak pernah bosan membuat masalah di rumah ini?! Kamu adalah pewaris tunggal keluarga Prayoga!! Seharusnya kamu bisa bersikap bijaksana dengan tidak membuat banyak masalah selama papa pergi ke luar negeri!! Kamu harus belajar bertanggung jawab sebelum kamu benar-benar menggantikan papa di perusahaan, bukannya malah membuat ulah!" Raut wajah Indra terlihat marah.

Alexa hanya diam seribu bahasa, karena percuma juga kalau menjelaskan kepada sang papa. Papanya juga tidak akan pernah mau mendengarkan penjelasan darinya.

"Kenapa kamu hanya diam saja?!"

"Percuma juga Alexa bicara!! Karena papa juga tidak akan pernah mau mendengarkan penjelasan Alexa," jawab Alexa.

Indra menghela napas berat. "Karena skandal yang kamu perbuat, papa terpaksa harus membungkam semua wartawan dan paparazi. Papa juga telah menghapus semua pemberitaan tentangmu dari internet, tapi ini tidak akan bertahan lama. Skandalmu itu akan kembali muncul dan membuat masalah besar untuk perusahaan, jadi ... papa telah membuat satu keputusan besar untukmu."

Dahi Alexa mengernyit. "Keputusan? Keputusan tentang apa?'' tanyanya penasaran.

"Papa telah menentukan hari pertunanganmu dengan Daniel!!"

"APA?! Papa bilang apa tadi? Pertunangan Alexa dengan Kak Daniel?!"

Alexa terlihat sangat kaget, ia seketika bangkit dari tempatnya duduknya.

To be continued