Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 41 - Bab 41. Berkencan

Chapter 41 - Bab 41. Berkencan

"Kak Daniel mau ngapain bawa Alexa ke tempat ini, sih?" tanya Alexa dengan wajah yang terlihat bingung saat Daniel membawanya ke tempat gym.

"Buat menemani kakak olahraga, bukankah kamu mudah sekali cemburu? Makanya kak Daniel membawamu kesini, agar kakak tidak diganggu oleh para gadis lagi," jelas Daniel.

"Waah!! Jadi ini tujuan kak Daniel membangunkan Alexa pagi-pagi? 'Kan Alexa sudah bilang, kalau mau pergi. Pergi saja sendiri! Alexa mau tidur seharian di rumah," gondok Alexa.

Daniel tergelak lalu mengapit kepala Alexa di ketiaknya. "Kalau kak Daniel berangkat sendirian terus digodain cewek-cewek cantik, apa kamu bakalan rela? Awas ya, kalau nanti kamu tiba-tiba jealous kalau kak Daniel digoda sama cewek cantik."

"Bodo amat!! Alexa tidak peduli!! Duuh! Lepasin, nggak? AAKKH!! Lepasin!!" Alexa memberontak dan mencoba melepaskan diri dari himpitan lengan kekar Daniel, tapi sayang nya tenaga gadis itu terlalu lemah.

Daniel terus saja tergelak melihat tingkah Alexa yang sangat menggemaskan. Setelah puas menggoda Alexa, Daniel pun melepaskan kepala Alexa. Wajah gadis itu merah dan rambutnya acak-acakan.

Alexa yang kadung kesal kepada Daniel terus memukul tubuh Daniel. "Coba saja kalau berani macam-macam, Alexa bakalan kabur sejauh-jauhnya dari kak Daniel," ancamnya.

Daniel menghela napas panjang. "Kak Daniel minta maaf, tapi kak Daniel mohon jangan berbicara seperti itu lagi," pintanya.

"Entahlah! Coba lihat saja nanti," ucap Alexa malas.

Setelah sempat berdebat kecil, Daniel menggandeng tangan Alexa memasuki ruang gym seolah tidak mau jauh-jauh dari Alexa walaupun hanya satu detik saja. Mungkin Daniel adalah tipe lelaki yang dingin dan cuek, akan tetapi kalau ia sudah benar-benar jatuh cinta maka ia akan mati-matian menjaga dan melindungi wanitanya dengan baik.

Mood Alexa hari ini benar-benar buruk sekali, wajahnya terlihat sangat masam karena ia ingin sekali tidur hari ini tapi yang terjadi sekarang adalah dirinya menjadi security yang terus menjaga Daniel dari godaan para wanita yang berada di tempat gym.

Dan ternyata omongan Daniel benar adanya, selama Daniel berolah raga banyak sekali gadis-gadis yang bertingkah sok centil untuk menarik perhatian Daniel. Namun sayangnya usaha mereka sia-sia belaka, karena perhatian Daniel hanya tertuju kepada Alexa saja.

"Kamu kenapa sih? kenapa wajah kamu seperti itu?" tanya Daniel bingung saat melihat ekspresi wajah Alexa yang terlihat selalu cemberut.

"Alexa bosan! Ayo kita pergi jalan-jalan ke suatu tempat, mumpung papa sedang tidak berada di rumah."

"Kamu mau pergi kemana? Mau nonton di bioskop, tidak? Atau kamu mau makan? Jalan-jalan ke taman?" tanya Daniel menawari Alexa dengan berbagai pilihan kegiatan untuk menghabiskan waktu.

Wajah Alexa berubah seketika menjadi cerah. "Alexa mau semuanya," jawabnya bersemangat.

"Apa kamu mau membuat kakak menjadi bangkrut?! Baiklah, kita akan pergi kemanapun kamu mau," ucap Daniel seraya tersenyum manis. "Baiklah kalau begitu, kak Daniel mau ganti baju sebentar. Kamu tunggu di sini dulu beberapa menit," imbuhnya.

Alexa mengangguk cepat, sebelum Daniel pergi ke ruang ganti. Tangan Daniel mengusap pipi Alexa lembut dan membuat iri para wanita yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Beberapa menit kemudian, Daniel sudah selesai mengganti baju lalu menghampiri Alexa.

"Sebaiknya kita cari makan dulu sebelum kita mulai jalan-jalan," saran Daniel seraya bersiap menjalankan mobilnya.

Alexa menganggukkan kepalanya, Ia l selalu patuh dengan semua perkataan Daniel tapi entah kenapa, ia selalu membantah semu perintah dan ucapan dari Indra.

Setelah berputar-putar mencari tempat makan yang enak, mereka pun menjatuhkan pilihan pada gerobak penjual ketoprak yang mangkal di sebelah taman di samping kota.

Alexa dan Daniel terlihat sangat menikmati makanan mereka sambil sesekali mengobrol santai sampai makanan mereka benar-benar habis tidak tersisa.

"Kak Daniel, bagaimana kalau kita main ice skating saja?"

"Oke, ide yang sangat bagus," jawab Daniel sambil tersenyum manis.

Mobil Daniel pun meluncur menuju ke arena ice skating yang terletak di pusat kota. Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di arena ice skating.

Beberapa saat kemudian ...

"Wuuhuuu!!"

Alexa tampak sangat lihai meluncur di atas es, begitu pula dengan Daniel yang tampak sangat ceria dan bahagia bermain seluncur es bersama dengan Alexa.

Senyum, tawa bahagia tampak begitu jelas terlihat di wajah Daniel dan Alexa saat ini. Saat bersama dengan Alexa, hidup Daniel terasa begitu berwarna. Hati Daniel yang dulu selalu terasa hampa, kini sudah terisi dengan kebahagiaan.

"Kak Daniel! Jangan tarik Alexa! A–Akkkh!!"

Alexa terjatuh di atas es karena kehilangan keseimbangan saat Daniel iseng menarik tangan Alexa, pria itu kembali tergelak saat melihat ekspresi wajah Alexa yang sedang cemberut dan kesal.

Daniel pun segera mengulurkan tangannya untuk membantu Alexa berdiri. Tapi Alexa malah menarik tangan Daniel kencang sehingga Daniel pun ikut terjatuh di atas es, pria itu pun meringis kesakitan namun mereka kembali tertawa.

"Dasar iseng," ucap Daniel mengatai Alexa kemudian mereka berdua kembali tertawa.

"Kak Daniel, sudah yuk. Alexa kedinginan," ajak Alexa dengan tubuh yang menggigil.

"Bagaimana kalau kita mencari minuman hangat?"

Alexa mengangguk cepat.

Daniel menggandeng tangan Alexa dan berseluncur menuju jalan keluar. Setelah mengembalikan sepatu yang mereka sewa, Daniel mengajak Alexa mencari stand yang menjual minuman hangat.

Setelah mencarikan tempat duduk untuk Alexa, Daniel segera melepas jaketnya dan memakaikannya di tubuh Alexa. Kemudian pria itu membeli minuman hangat untuknya dan juga Alexa.

"Setelah ini mau kemana lagi?" tanya Daniel kepada Alexa yang sedang sibuk menyesap minuman cokelat hangat.

Alexa terlihat sedang berpikir. "Ummm! Bagaimana kalau kita ke mall? Kita jalan-jalan sambil jajan saja? Kita beli makanan satu-satu di setiap stand makanan, nanti juga kita sendiri. Bagaimana?" usul Alexa setengah bercanda.

Daniel mengangguk setuju. "Boleh," jawabnya cepat.

Setelah menghabiskan minumannya, tubuh Alexa kembali segar. Gadis itu mengembalikan jaket Daniel, setelah itu mereka berjalan menuju Foodcourt dan memesan beraneka jenis makanan yang memenuhi meja.

Alexa benar-benar dibuat tercengang oleh kelakuan Daniel, ternyata pria itu benar-benar membeli banyak makanan. Dari mulai takoyaki, waffle, corndog, kentang goreng, tahu krispi, bakso, semuanya telah tersedia di atas meja yang membuat Alexa melongo dan mengelus dadanya.

Keisengan Daniel benar-benar berada di level emergency, karena ulah jahilnya. Kini mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung foodcourt, dan Alexa benar-benar merasa sangat malu karena tidak sedikit pengunjung yang tengah berbisik membicarakan Alexa dan Daniel.

"Kenapa cuma bengong saja? Ayo dimakan," suruh Daniel seperti tanpa dosa.

Alexa meringis dan menangisi kelakuan usil Daniel. "Alexa tadi cuma bercanda, Kak! Tapi kenapa kak Daniel beli makanan sebanyak ini? Siapa yang mau menghabiskan semua makanan ini?"

"Kita!! Terus siapa lagi?"

Daniel pun mulai menyantap makanan yang tersaji di atas meja dengan lahap. Begitu juga dengan Alexa yang terpaksa harus memakannya sampai habis agar tidak mubazir.

"Akhirnya habis juga, 'kan?!" Daniel menumpuk wadah bekas makanan menjadi gunung-gunung pendek agar tidak berantakan.

Alexa mengelus dadanya. "Besok-besok Alexa tidak mau lagi sembarang berucap sama kak Daniel, Alexa bisa mati kekenyangan kalau begini." Alexa meringis lalu tiba-tiba bersendawa dan langsung menutup mulutnya.

Daniel kembali tergelak.

Perut Alexa terasa mau meledak karena kekenyangan, tapi Daniel hanya terlihat biasa saja. Mungkin karena kapasitas daya tampung perut laki-laki dan perempuan berbeda, mungkin karena itu juga faktor yang membuat laki-laki kuat makan.

Alexa dan Daniel kini berjalan menyusuri mall sambil bergandengan tangan, Daniel tidak pernah mau melepaskan tangan Alexa meskipun gadis itu berkali-kali memintanya kepada Daniel.

Saat mereka berjalan melintasi toko perhiasan, mata Alexa terpaku pada sebuah cincin emas putih yang terlihat sangat cantik yang sedang dipajang di etalase toko.

"Waah! Cantik sekali," ucap Alexa kagum.

"Apa kamu mau cincin itu?" tanya Daniel sambil terus memandang cincin y

Alexa menggeleng cepat. "Cincinnya bagus sih, tapi buat apa? Ayo kita jalan, kak." Alexa berjalan duluan dan meninggalkan Daniel yang masih terdiam sambil memandang cincin yang Alexa suka.

"Aduuh!" perut Alexa tiba-tiba saja terasa sangat melilit, mungkin karena terlalu banyak makan tadi. "Kak! Alexa mau ke toilet dulu ya?" pamitnya lalu ia bergegas menuju ke toilet.

Saat Alexa berada di toilet, Daniel berjalan masuk ke dalam toko perhiasan. Pria itu langsung membeli cincin yang sedari tadi mencuri perhatian Alexa. Setelah selesai bertransaksi, Daniel berjalan menuju ke toilet dan menunggu Alexa di depan.

Beberapa saat kemudian, Alexa berjalan menghampiri Daniel yang sedang menunggunya di depan toilet, pria itu bersandar di dinding sambil bersendekap.

"Sudah selesai?" tanya Daniel.

Alexa mengangguk cepat. " Ayo kita pulang, kak. Sudah sore," ajak Alexa.

Daniel kembali menggenggam tangan Alexa dan mereka berjalan menuju pintu keluar ke arah parkir mobil. Dan setelah itu, Daniel menyetir mobilnya ke arah jalan pulang.

Tapi ... tiba-tiba saja Daniel meminggirkan mobilnya tepat di samping taman dan membuat Alexa merasa sangat bingung.

"Kenapa kita berhenti di sini?" tanya Alexa bingung.

Daniel memutar tubuhnya menghadap Alexa. Pria itu menatap wajah dalam-dalam. "Terima kasih untuk hari ini, terima kasih karena telah membuat kak Daniel bahagia dan terima kasih untuk semua kebahagiaan yang telah kamu berikan kepada kak Daniel. Kak Daniel merasa sangat bersyukur karena bisa dipertemukan denganmu," ucapnya seraya mengelus pipi Alexa dengan sayang.

Alexa tersipu malu dan tidak bisa berkata-kata menerima perlakuan manis Daniel.

Daniel kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya.

"Itu .... Bukannya itu cincin yang tadi?"

"Iya, Kak Daniel membeli cincin ini untuk kamu, perempuan yang sangat aku cintai."

To be Continued