Kondisi Bayu tidak lagi kejang, segera Aya membawa Bayu ke rumah sakit dibantu Marvel dengan telaten mengikuti semua arahan Aya. Sepanjang perjalanan Aya hanya bisa meratapi wajah pucat kakaknya dengan ingatan yang melayang entah ke mana. Teringat akan janjinya untuk selalu menjaga Bayu walau kenyatannya dia malah asyik dengan Marvel yang menyita banyak waktunya.
Tiap lekuk wajah Bayu menggambarkan kesakitan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata. Aya menyentuhnya dengan lembut berharap bisa merasakan sakit yang menderanya. Marvel menyetir sambil sesekali melihat jok penumpang untuk memastikan kondisi Bayu baik-baik saja. Terlihat jelas ada air mata yang terus menetes tanpa mampu dicegah oleh kelopak mata Aya. Tetap tenang merupakan langkah yang tepat untuk menjaga Bayu dalam keadaannya saat ini.
"Ay, gimana kondisi Bayu?"
"Dia enggak sadarkan diri, aku takut," ucap Aya tak mampu menyembunyikan kegelisahannya.