Bagaimana mungkin pernikahan tanpa adanya cinta bisa terjalin dengan harmonis? Apalagi dengan adanya honeymoon? Kisah cinta dari Arsyad dan Noona Citra membuat mereka selalu tegang.
"Aku sebenarnya tidak mau menyetujui permintaan mereka. Kamu tahu kan kita ini hanya berpura-pura. Kenapa sih mereka itu harus merencanakan untuk honeymoon segala? Hari ini mood ku kacau," gerutu Noona Citra saat di dalam kamar. Dia sedang packing baju untuk keberangkatan esok harinya.
Sedangkan, Arsyad hanya terdiam dan tidak dapat ngomong apa-apa. Dia pun juga mempersiapkan baju-bajunya untuk packing. Lalu, dimasukkan ke dalam kopernya. Sedari tadi Noona Citra ngomel-ngomel yang Arsyad sendiri tidak tahu sama sekali apa yang mesti ditanggapi.
"Hey, aku ini sedang ngomong loh. Seharusnya kamu itu respon kek. Atau apa? Ini kayak patung. Hem, aku bukan ngomong sama tembok," Omelan yang sama dari tadi. Bahkan Noona Citra akhirnya membanting kopernya. Dia sudah tidak mau lagi packing.
Arsyad hanya bisa melihat istrinya itu seperti anak kecil. Dia menggelengkan kepalanya. Lalu, membersihkan koper-koper tersebut. Kini Noona Citra duduk di ranjangnya sambil lututnya disudutkan tepat di mulutnya yang monyong sedari tadi.
Brakkk … Arsyad keluar kamar. "Dasar manusia aneh! Aku dari tadi itu ngomong. Malah dia kabur. Ah ya Tuhan, kapan aku bisa lepas dari suami teraneh seperti dia," teriak Noona Citra. Dia pun menarik selimutnya dan menyembunyikan tubuh serta kepalanya di balik selimut lembut miliknya.
Arsyad yang mendengarnya lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya. Lalu, dia menuju dapur. Dengan sigap dia membuat kopi espresso kesukaannya. Kini dia membuat dua secangkir kopi favoritnya. Walaupun dia tidak tahu bahwa Noona Citra bakal suka dengan kopi tersebut atau tidak. Lalu, dia membawanya ke kamar mereka.
Noona Citra pun menghirup aroma kopi tersebut membuat dia membuka selimutnya. Terpampang manusia yang dari tadi diomelinnya itu membawa nampan berisikan dua secangkir kopi espresso.
"Mmm … bangunlah! Aku buatkan sesuatu untukmu," ucapnya. Arsyad menaruh kopi itu di atas nakas milik Noona Citra. Lalu, dia mengambil satu cangkir dan duduk di sudut balkon yang tidak jauh dari kasur milik Noona Citra.
Tadinya Noona Citra tidak ingin menyentuh cangkir yang berisikan kopi yang dibuatkan oleh suaminya itu. Namun, tidak dapat dipungkiri aroma kopi itu menyeruak ke seluruh ruangan kamar mereka.
"Kenapa harumnya membuatku ingin meminumnya ya?" gumam lirih Noona Citra.
Suara istrinya itu terlalu menggemaskan untuk dilewatkan. Arsyad tersenyum sendiri melihat tingkah dan gumaman istrinya itu. Dia menikmati seruput kopinya dengan mencoba untuk membuat Noona Citra tergoda.
"Ternyata malam-malam begini meminum kopi espresso itu nikmatnya tiada tara. Andaikan saja kehangatan ini tidak cepat berlalu," gumamnya yang bernada merayu istrinya.
Noona Citra sesekali melirik kearah kopi tersebut. Dia selama ini memang tidak pernah rileks. Nasibnya yang terkukung akibat torehan luka yang dilakukan Yoga membuat dirinya tidak lagi bahagia. Dia hanya memiliki rasa dendam dan emosional yang tidak dapat terbendung.
"Kenapa cuma dilirik saja? Tidak mau? Yakin kamu tidak mau? Atau aku berikan ke pada Mpok Minah saja ya?" tanya dari Asryad dengan nada yang masih meledek istrinya.
Gengsinya Noona Citra terlalu besar. Padahal dia juga ingin meminum kopi tersebut. Tanpa berpikir panjang, Arsyad pun mengambil yang sedari tadi dianggurin oleh Noona Citra.
"Eh, mau dibawa kemana?" tanya Noona Citra dengan memasang wajah manyun yang menggemaskan. Tidak lupa pula dia memanyunkan bibirnya.
Arsyad pun berbalik badan dan tersenyum melihat tingkah dari istrinya itu. Dia pun berjalan dan duduk di ranjang mereka.
"Lah, ini diminum apa tidak? Atau aku bawa pergi saja lagi," jawab Arsyad yang masih saja membuat wanitanya itu semakin menggemaskan.
"Janganlah! Biar aku minum!" jawabnya yang akhirnya dia meraih kopi espresso tersebut.
Sruuppp … dia menikmati secangkir kopi tersebut dengan penuh hati. Arsyad pun terpesona dengan aura Noona Citra. Sangking nikmatnya kopi tersebut, Noona Citra tidak sadar ada bekas kopi di bibir manisnya itu.
"Sebentar," ucap Arsyad yang terus meraih dagu istrinya itu.
Noona Citra awalnya risih. Dia ingin membanting tangan suaminya yang berani meraih wajahnya tanpa ijin. Tiba-tiba terdiam. Dia lagi-lagi dibuat kaget. Karena nafas mereka menyatu hingga mata Noona Citra menutup karena kedekatan wajah mereka menyatu.
"Ini, dia kotor. Kalau minum itu pelan-pelan. Mainkan lidahnya untuk menarik kopi yang melekat di bibir luar mu itu. Biar minumnya tidak belepotan," ucap Arsyad dengan membersihkan bibir Noona Citra dengan jari jempolnya.
Noona Citra pun membuka matanya dan tersenyum. "Hehe," Tertawa nya yang membuat Arsyad bingung.
"Dasar kamu!" ucap Arsyad yang meminum kopi itu lagi.
Dalam hati Noona Citra sembari melihat wajah suaminya itu bergumam, "Sebenarnya dia baik sih. Tapi, kenapa nyebelin ya? Aku kena prank mulu."
***
Pagi yang tidak diinginkan oleh mereka akhirnya tiba juga. Namun, seperti biasa yang bangun duluan selalu Arsyad. Saat pertama kali Noona Citra membuka matanya, dia tidak melihat suaminya yang semalam tidur di sofa. "Kemana bodyguard nyebelin itu?" gumamnya penuh tanya.
Sedangkan, ternyata kini Arsyad sudah rapi dan duduk di ruang tamu.
"Syad, dimana istrimu?" tanya Opa Ardi yang sudah rapi juga dengan mengenakan jas yang biasa digunakan ke kantor.
Arsyad pun melirik ke atas tangga dimana Noona Citra masih mengenakan piyama tidurnya. Dia mengingat bahwa hari ini dia tidak ada jadwal ke kantor. Dengan sadar lirikan Arsyad ke atas tangga. Ardi pun akhirnya juga melihat ke atas. "Oh, my God cucuku! Kenapa kamu belum siap-siap? Jangan bilang kamu baru bangun!" bentak Ardi pada cucu kesayangan itu.
Dengan menggigit jari-jarinya, Noona Citra tidak merasa bersalah. "Opa, hari ini kan tidak ada jadwal aku ke kantor. Jadi, ya udahlah tidak usah heboh," jawabnya.
Lalu, Opa Ardi menunjukkan muka marahnya. Dia tidak segan-segan menjewer telinga cucunya itu. "Lihat itu! Arsyad sudah siap. Kamu lupa kalau hari ini ada keberangkatan kamu dan Arsyad ke Bali. Kalian akan difasilitasi honeymoon. Kamu lupa??" bentak Ardi kembali.
"Aahh, aduh sakit Opa. Maaf Noona lupa," katanya.
Akhirnya Noona Citra pergi kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap. Dia berdandan yang cantik. Tidak lupa dia mengenakan pakai baju putih polos agar terlihat menawan.
"Syad, coba kamu lihat istrimu di dalam! Suruh dia cepat! Agar tidak terlambat," seru Opa Ardi pada Arsyad.
Arsyad menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Baik, Tuan."
Di dalam kamar ternyata Noona Citra sedang sibuk menarik resletingnya yang tidak bisa ditarik.
"Noona, kamu kenapa? Kita sudah ditungguin, Tuan," ucap Arsyad.
Noona Citra pun membentak Arsyad. "Jangan banyak omong! Kesini bantuin aku!" Perintahnya langsung diikuti Arsyad.
Dengan jantung yang berdegup kencang. Arsyad kembali melihat pesona keindahan istrinya tersebut. "Astaghfirullah," lirihnya.