Rombongan manusia serigala bersenjata yang menampakkan taringnya berbondong-bondong menuju sebuah kerajaan untuk membalas dendam. Mereka berlari bagai kilat.
"Kita harus bantai keturunan Kerajaan Dhemous! Baru impas dendamku!" teriak raja Vorigon tatkala mendengar kerajaan Dhemous telah menghasilkan keturunan baru, seorang bayi telah lahir dari Sang ratu.
"Tenang saja paduka, mantra Dewa ini akan berlaku untuk bayi itu, kita akan kutuk dia beserta kerajaannya lalu lambat laun akan hancur lebur. Hahaha!" ucap penyihir yang dibawa oleh Vorigon, seorang penyihir yang bergabung dengan kerajaan Deltrach karena merasa iba dan ingin membuktikan kemahirannya di atas rata-rata.
Sementara kerajaan Dhemous yang sudah mendengar serangan ini mengantisipasinya dengan penjagaan super ketat juga mempersenjatai para penjaga dan prajurit dengan senjata yang lengkap.
Ini adalah serangan ke sekian kali kerajaan manusia serigala kepada kerajaan Dhemous, namun selama ini selalu tidak berhasil menyerang.
Semua ini berawal dari pengkhianatan seorang putri masa lalu dan kini telah menjadi seorang ratu Dhemous karena menikah dengan raja Dhemous.
Ratu Artemia sejak belia dipertemukan dengan seorang pangeran muda dari kaum manusia serigala dalam suatu moment. Kedua manusia berbeda jenis ini kemudian disatukan oleh cinta, kedekatan mereka semakin erat, namun banyak ditentang oleh keluarga kerajaan manusia serigala dan rakyatnya.
Artemia selalu memperlihatkan tabiat yang baik dan ketulusan hatinya menyebabkan Vorigon berhasil membuat semua orang percaya dan menerima Artemia dengan baik di Negerinya.
Setelah terjadi pernikahan dua kaum berbeda ini, ternyata Artemia tidak benar-benar mencintai Vorigon, justru dia memiliki niat buruk demi mencapai impiannya, dia ingin menjadi bagian dari kerajaan besar kaum manusia, yaitu kerajaan Dhemous yang tersohor reputasi serta kejayaannya. Dia tidak ingin menjadi ratu di kerajaan yang baginya kecil juga dari kaum manusia serigala yang
populasinya juga bisa dibilang minoritas.
Sebuah sayembara digaungkan seantero Negeri, barang siapa yang berhasil membawa ekor raja atau pangeran manusia serigala, akan diberikan tahta di kerajaan Dhemous. Raja kerajaan Dhemous tidak semata-mata mencari ekor itu tanpa sebab, namun keserakahannya ingin berkuasa bahkan di atas kekuasaan kaum manusia serigala serta berhasil merendahkan mereka dengan cara itu adalah kebanggaan tersendiri untuknya.
Akibat sayembara itulah, Artemia muda berbuat licik, dia berhasil mendapatkan ekor Vorigon lalu ia serahkan kepada raja Redrick! Sebagai hadiah karena berhasil memberikan ekor pangeran manusia serigala, maka Artemia dinikahi dan menjadi seorang ratu sesuai harapannya.
Tak mudah mendapat keturunan, menikah selama tujuh tahun barulah dikaruniai seorang bayi perempuan yang cantik. Di situlah raja Vorigon bangkit kembali kemarahannya, dia tidak rela kebahagiaan datang lagi menghampiri mantan istri dengan suami barunya, hanya dengan memperalat dirinya.
"Persiapkan Segala senjata dan taktik yang sudah kita latih selama ini, lawan kita bukan orang lemah!" perintah raja Vorigon geram. Sakit hatinya kembali menghampiri.
"Baik, Paduka! Kali ini kita tidak akan kalah dengan bantuan beberapa koloni kita!"
"Aku ingin bayi itu mati dan ratu Artemia kita bawa hidup-hidup!" Sampai saat ini raja Vorigon tidak bisa sekuat yang lainnya disebabkan ekor yang tidak lagi ia miliki.
Khusus kaum manusia serigala Negeri Deltrach dan keturunannya ini, selain berubah menjadi serigala di kala bulan purnama, kelemahan mereka terletak pada ekornya, jika ekor itu dipotong maka cacatlah mereka, kekuatan yang dimiliki menjadi lemah dan tidak seperti sebelumnya.
Para prajurit yang sudah melihat rombongan penyerang dari kalangan manusia serigala segera memberi aba-aba kepada semua agar pertahanan disiap-siagakan. Manusia serigala yang gesit dan penuh taktik ini juga sangat mudah menyerang lawan. Para prajurit yang membawa pedang, pemanah, dan yang membawa tombak juga memainkan keahlian mereka tampak kualahan juga.
Pertarungan sengit meskipun jumlah yang tidak sebanding pada akhirnya mampu membawa beberapa orang dari rombongan manusia serigala itu menerobos pertahanan dan masuk ke istana Dhemous, sedangkan sebagian yang lain masih tengah menyerang dan mempertahankan diri.
"Apa maumu manusia serigala buntung! Apa kau mau mengambil ekormu yang sudah busuk itu? Hahaha!" Raja Redrick mengacungkan pedangnya saat sekian senti meter berjarak dari Vorigon.
"Aku kesini ingin menjemput istriku dan ingin menghukumnya! Lalu aku akan membunuh keturunanmu yang baru lahir itu!" sarkas Vorigon.
"Pergilah dari sini, Vorigon! Carilah kebahagiaanmu dari wanita kaummu sendiri! Aku sudah bahagia dengan kehidupanku!" Artemia membentak.
"Hahaha, apa kau takut, wahai wanita culas? Enak saja kau telah menyakiti aku dan kaumku, kini kau mau hidup tenang dan enak? Tidak semudah itu!" maki Vorigon.
"Ayo! Kalau berani mari satu lawan satu denganku manusia serigala tanpa ekor! Acungkan pedangmu! Hahaha!" tantang Redrick.
"Cuih! Aku tidak perlu mengotori tanganku untuk melawan dan menghukum kalian. Aku hanya ingin memberikan hadiah doa untuk bayi kalian, silahkan Black Jerryon!"
Penyihir itu mulai melayang dan tepat berada di atas kepala bayi, Artemia yang masih menggendongnya melotot dan ketakutan menyaksikan pemandangan ini. Redrick yang hendak menyerang dengan pedangnya tiba-tiba mengkaku dan tak bisa
menggerakkan apapun, bahkan bagian anggota tubuhnya yang paling kecil sekalipun, seperti jarinya.
"Enyahlah kau makhluk buruk rupa! Pemuja setan sehingga wajahmu menyerupai mereka! Makhluk yang menakutkan! Jangan sentuh putriku! Atau kau akan menyesal! Aku juga bisa menemukan penyihir yang ilmunya di atasmu! Lihat saja nanti!" ancam Redrick marah.
"Kumohon, Nyonya penyihir. Jangan sakiti putriku, kami tidak memiliki masalah denganmu, jadi tolong jangan ikut campur urusanku dengan dia. Anda tidak mengerti kenyataan yang sebenarnya!" ratap ratu Artemia sambil berderai air mata.
"Bayi cantik dan mungil, namamu Merle Celosia? Sungguh indah, tetapi sayang nasibmu tidak seindah namamu!" sapa penyihir yang disebut Black Jerryon itu.
Ia mulai memejamkan mata dan mengeluarkan selembar kertas kecil yang dia sebut mantra Dewa. Angin berhembus mulai memasuki istana, semakin lama semakin kencang dan memenuhi ruangan ini. Dia mulai berkomat-kamit mengucapkan mantra.
"Satu akan menguasai segala! Segala akan dikuasai satu! Semua kuat karena satu dan satu kuat atas semua! Bayi Merle ini akan tumbuh menjadi gadis yang baik, cantik dan dicintai semua orang, tetapi jika dia hadir pada suatu acara kasih sayang dan percintaan, maka dia akan mati seketika diikuti oleh matinya kedua orang tuanya lalu kerajaan yang juga akan hancur lebur karena alam."
"HAHAHAHA!!!" Suara penyihir itu menggelegar memenuhi ruangan membuat orang-orang menutup telinga mereka.
Seiring dengan suara petir yang kuat.
"Dewa telah menjawab mantraku, kutukan ini akan berlangsung sejak hari ini, Rajaku. Sekarang umumkanlah bahwa aku adalah penyihir terhebat diantara penyihir dari kaum manusia atau manusia serigala sekalipun. Hahaha!"
Vorigon tersenyum menyeringai puas karena berhasil melakukan niatnya itu dengan mulus, sedangkan raja dan ratu Dhemous dipenuhi dengan rasa gundah yang teramat.