Berawal dari kata Chandra yang berarti Bulan, dan Klana sebagai Pengembara.
Didunia Chandraklana terdapat penyeimbang para pengelana untuk bertahan hidup didunia yang penuh dengan petualangan. Dengan adanya "Batin Pangikrar" pencipta benda pusaka untuk menolong manusia yang lemah dari bahayanya makhluk hidup dan geologisnya.
Sudah sejak dahulu kala Chandraklana adalah tempat bernaung para pengelana yang melakukan perjalanan mengarungi dunia supranatural dari makhluk hidup yang raksasa sampai secuil, dari tingginya gunung sampai dalamnya lautan, mempermudahkan perjalanan dari jauh sampai ke paling dekat, untuk melihat isi dari yang tidak terlihat sampai yang nampak dan melakukan perjalanan melalui kegelapan sampai melewati pencahayan yang terang.
Hingga sampai pada seribu tahun berlalu, sebuah komet menghantam menenggelamkan benua utara Sanajayan. Akibat maraknya benda pusaka yang semakin menyebar luas disalah gunakan telah dibuat oleh manusia menjadi kehilangan jati diri sebagai manusia. Dengan memiliki pusaka sebanyak mungkin, terkuat dan memiliki khasiat yang berbeda beda dengan mudah manusia tersebut menguasai segala hal apa yang diinginkan menjadi diluar kewajiban para pengelana yang seharusnya melindungi orang orang yang lemah.
Benda pusaka yang dibuat melalui Batin Pangikrar kian lama sampai sekarang telah dikuasai makhluk kegelapan "Lelembut Dhengen" akibat kejahatan yang selalu diikrarkan dengan membantunya melancarkan manusia yang terhalang karena kesulitan apa yang diinginkan dan ingin direncanakan untuk bertujuan kejahataan dan keserakahan sehingga memulai makhluk kegelapan " Lelembut Dhengen " meminta upah untuk bisa memusakakan benda yang diikrarkan dengan meminta hal hal yang mengandung kengerian sehingga menciptakan berbagai bentuk dan macam apa yang telah manusia ikrarkan pada benda tersebut akan menjadi pusaka yang beraneka ragam kegunannya sesuai keinginan peminta.
Hingga sampai pada kota di wilayah benua utara bernama "Kelampis Ndalu" sebuah kota yang mempelajari tentang rumus " Batin Pangikrar" dengan didirikan padepokan padepokan pelajaran untuk kalangan remaja.
Kian larut termakan waktu kegelapan semakin menguasai sistem pembuatan benda pusaka sampai merenggut generasi yang telah mempelajari " Batin Pangikrar" tersebut menjadi sesatu diluar kendali, dari adu kekuatan pusaka, keinginan harta kekayaan tanpa batas, Ingin selalu dituruti, sampai kekuasaan yang ingin menguasai seluruh negeri membuat dunia Chandraklana kian marak terjadi banyak segala macam tindakan kejahatan hingga sampai peperangan yang setiap kali terjadi memakan korban jiwa.
Hingga pada waktunya sebuah Aliansi gabungan kota kota di Sanajayan yang di pimpin dari kota Wulansana telah dibentuk guna memperhentikan penggunaan " Batin Pangikrar" melakukan pengepungan terhadap kota Klampis Ndalu menyerang dan membumi ratakan kota tersebut.
Aliansi yang terkumpul dari sisa sisa penduduk dan warga yang tidak hanya prajurit, semua kalangan laki laki wajib menjadi sukarelawan perang yang mana saat itu krisis kemanusiaan melawan kota Kelampis Ndalu dipuncak memiliki kekuatan besar.
Dengan usaha yang dilakukan oleh Aliansi tersebut berkhir kalah. Banyak sukarelawan prajurit dan pemimpin telah tumbang karena kekuatan dari kota Kelampis Ndalu yang lebih hebat tidak mampu tertandingi. Didalam peperangan, Warga penduduk Sanajayan saat itu semakin habis diambang titik kepunahan tepat berada di kota yang memiliki wilayah terbesar Kelampis Ndalu tersebut.
Tetapi matahari dan awan serta pepohonan telah menyaksikan semanya, mulai sebuah harapan dari cahaya yang putih menerangi batin seorang sukarelawan prajurit yang biasanya bekerja sebagai petani begitu dalam mencintai keluarganya, dan berharap dunia Chandraklana tidak berakhir didalam kekelaman dan dikuasai para pengelana bengis yang tidak memandang keadilan. Seorang prajurit yang biasanya sebagai petani, berani melanggar peraturan yang dibuat oleh Aliansi dimana saat ujung kehidupan semakin terlilit kegelapan merubahnya menjadi dunia penuh dengan kejahatan, ditengah tengah hiruk pikuk peperangan yang kedua dilakukan oleh Aliansi, di akhir kekalahannya lagi, melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, tetapi terpaksa seorang petani itu melakukan "Batin Pangikrar" disaat kota Klampis Ndalu dikepung dalam serangan Aliansi yang kedua diantara orang orang sibuk menyayatkan pusakanya. Melakukan batin pangikrar dengan hanya batu dari sisa sisa reruntuhan, sampai pada pengikraran, prajurit petani tua itu dimintai Lelembut Dhengen dengan upah tiga ratus tiga nyawa manusia. Didalam pertempuran, kinerja Batin Pangikrar semakin tergenapi sehingga berhasilah pangikraran itu memunculan pusaka yang biasanya setelah diikrarkan langsung jatuh dari langit layaknya meteor tepat di sekitar peminta. Tetapi apalah daya, kemunculan pusaka yang di ikrarkan oleh seorang prajurit yang biasanya sebagai petani telah lunas terhitung permintaan upah tiga ratus tiga nyawa yang juga termasuk dirinya terbayarkan melalui jatuhnya pusaka yang mengakibatkan wilayah utara Sanajayan tenggelam tertabrak komet putih yang sekaligus menyudahi kota Kelampis Ndalu.
Kesesudahannya setelah kejadian yang menimpa benua wilayah utara Sanajayan, yang ternyata bukan sebagai akhir dari perjalanan pengelana yang terus memegang teguh kebajikan. Justru kejadian itu adalah awal dari petualangan yang harus ditempuh para pengelana berjiwa kesatria dimasa manusia akan menanggung semua yang dahulu terjadi memurnikan lagi Batin Pangikrar.
Selanjutnya bersambung pada cerita seri seri Chandraklana ... Selamat membaca :)