Chereads / Kerajaanku Di Dunia Lain / Chapter 4 - BAB 4 Skema Yang Sama I

Chapter 4 - BAB 4 Skema Yang Sama I

Pagi Hari, Kastil Gothland.

Aku merasakan sinar matahari mengenai mataku, aku lalu membuka mataku dan menemukan Katherine masih tertidur pulas di dadaku dengan telanjang.

Aku masih merasakan penisku di dalam vagina Katherine,lalu aku melepaskan penisku dari vagina Katherine dimana dia mengerang sedikit, lalu cairan cum kami tadi malam mulai meluber keluar dari lubang vaginanya.

*plop* "Mhn...."

Aku lalu membaringkan Katherine yang sayangnya dia juga terbangun karena gerakanku, kami saling pandang dengan canggung.

" Pagi, Katherine sayangku." Sapaku canggung.

".. hmn~ pagi juga sayangku, Auh!." balasnya dimana dia mengecupku setelah dia meregangkan diri, lalu mengerang sakit karena pinggangnya rasanya sakit dan lemas.

" Kamu harus tanggung jawab Franz, pinggangku sakit, Uhh." Keluhnya merasakan rasa sakit dan lemas di pinggangnya.

"Ya, aku akan memberitahu pelayan untuk membawakan makanan untukmu di kamar nanti." Ucapku, mengelus rambut merahnya.

Aku lalu membaringkannya di sebelahku, agar dia bisa tidur dengan nyenak, aku melapisi tubuhnya dengan selimut agar tubuhnya tetap hangat.

Aku mulai mencari pakaianku dan mengenakannya, aku tidak lupa mengumpulkan pakaian Katherine yang bertebaran di lantai dan melipatnya, kemudian aku taruh di atas tempat tidur.

"Kamu mau kemana?." Tanya Katherine setelah melihatku berpakaian dan menata pakaian miliknya di tempat tidur.

"hm? aku ingin sarapan sekalian membaca buku." Jawabku sambil mengambil buku yang ingin kubaca kemarin.

"Baiklah." Katherin lalu menutupi dirinya dan kembali tidur.

Aku hanya menggelengkan kepalaku, kemudian berjalan keluar pintu dan kebetulan bertemu salah satu pelayan yang melayaniku saat mandi.

"Hei, kamu! Ya ,kamu! kemari sebentar." Aku memanggil pelayan itu yang menunjuk dirinya sendiri. Dia lalu mendatangiku dan memberi hormat.

"Yang Mulia, ada yang bisa saya bantu?." Tanyanya menawarkan bantuan.

" Ya, ada. nanti.... sekitar satu jaman bawakan sarapan pagi ini ke kamarku. Untuk Katherine." aku memberitahunya.

" Dengan senang hati , Yang Mulia." balas Pelayan itu memberi hormat.

Aku kemudian berjalan menuju ruang makan keluarga, dimana sudah disiapkan makanan dalam jumlah kecil oleh para pelayan.

Ketika aku memasuki ruangan, para pelayan memberi hormat kepadaku. Aku yang dulu hidup sebagai orang biasa , merasa agak aneh dan canggung.

'aku harus membiasakan...' pikirku menghela nafas.

Aku kemudian duduk di kursi utama , dan meletakan buku yang akan kubaca di atas meja. Aku tidak memperpedulikan tatapan aneh para pelayan, aku mulai membaca buku tersebut.

Pertama - tama aku membaca tentang teknologi yang bisa diakses masyarakat umum dan alangkah kagetku ketika menemukan bahwa di dunia ini, ternyata benda yang menyerupai telepon sudah ditemukan dan diberinama Magicom. Aku lalu membacanya lebih lanjut.

' Ah.... mereka menggunakan kristal mana dan runic sihir... ' pikirku, kemudian membacanya lebih lanjut terutama jaringan sinyal benda ini.

menurut buku jaringan dari Magicom ini besa bertahan di semua tempat bahkan dengan kondisi terekstrim, jadi aku menyimpulkan bahwa ini mirip dengan sistem yang dimiliki telepon satelit.

Aku membaca halaman selanjutnya dan sekarang memasuki bagian industri benua ini, aku cukup terkejut bahwa perkembangan industri disini sudah cukup maju, seperti sudah ditemukannya sebuah mesin uap yang sebenarnya sebanding Mesin Uap Uniflow yang populer pada tahun 1911, mereka juga cukup ramah lingkungan karena hanya menggunakan sihir.

kemudian aku membaca halaman lain tentang perkembangan maritim, dan menurutku mereka stagnan dalam inovasi penemuan jenis kapal baru. Seperti contoh di kapal perang, mereka masih menggunakan ironclad hampir setengah milenium. ini berbanding terbalik dengan saudara mereka di bumi yang cukup inovatif dalam pengambangan, dalam 100 tahun mungkin akan ada model baru yang lebih bagus.

Lalu di teknologi persenjataan yang tersebar, mereka juga stagnan di persenjataan api abad ke 18 akhir bumi. Mereka sudah sampai pada senapan api perkusi, namun tidak ada yang mengembangkan hingga bolt-action. untuk meriam masih lebih baik, setidaknya mereka menerapkan recoil hydro - pneumatic atau hydro - spring dan pengisian balok geser horizontal.

Aku membaca lebih lanjut, namun aku tidak menemukan pesawat. Tapi sebagai gantinya aku menemukan kendaraan bernama Airship, benda ini memeliki desain steampunk dan camburan desain abad 17-an.

Aku lalu bersandar sambil memakan rotiku dan mulai merenung. ' Jadi teknologi mereka secara keseluruhan stagnan di abad 18 pertengahan hingga 19 awal.'

'ini mungkin kesempatan untuk memajukan wilayah ini, tapi aku perlu berbicara dengan Kanselir.' Tambahku dalam pikiran.

Setelah selesai sarapan, ketika aku melewati sebuah lorong dengan penuh jendela, aku melihat Fritz melatih penjaga yang terlihat malas.

'disiplin ini....' pikirku mengerutkan kening.

Aku lalu berjalan menghampiri Fritz yang sedang melatih para pemalas ini, jika aku boleh bilang.

"Pagi Fritz!." Sapaku dimana masih membawa buku yang aku baca tadi.

Fritz yang mendengar suaraku berbalik dan memberi hormat setelah itu. Aku melihat wajahnya agak muram dan lelah, jadi aku bertanya.

"Kenapa Fritz? wajahmu sangat muram." aku meliriknya sebentar lalu berlatih ke prajurit yang sedang berlatih.

"Ah... hahaha, seperti yang anda lihat Yang Mulia... saya sedang kecewa dengan para prajurit." Jawabnya canggang lalu menghela nafas lelah.

"Kenapa? apa penyebabnya?." Tanyaku lagi dimana masih melihat para prajurit yang sedang berlari, beberapa dari mereka sudah tua dan bahkan kelebihan lemak.

'korup...?' pikirku, lalu aku mendengar suara gemrincing di sampingku dan melihat Fritz berlutut. Alisku terangkat , ada apa ini?.

"Maafkankan saya Yang Mulia! Karena tidak becus menjaga prajurit yang dititpkan oleh anda kepada saya!." Teriak Fritz yang menarik perhatian orang di termasuk para prajurit yang sedang berlari yang tiba - tiba berhenti.

'apaan sih?! beritahu aku ada apa?.' pikirku tidak paham kenapa Fritz tiba - tiba berlutut dan meminta maaf.

"Katakan apa yang terjadi, Fritz." Kataku melihat tembok kastil di kejauhan.

Lalu Fritz menjelaskan apa yang terjadi, ternyata salah seorang Tentara Penjaga yang menjaga Kastil ditemukan menjual informasi pada Count Rosenburg tadi pagi, dan dia sendiri juga mengaku yang membuat skema kepadaku.

Aku mengerutkan kening ketika mendengar ini. " Apakah Kanselir sudah mengetahui?." Tanyaku berbalik melihat Fritz yang masih berlutut.

"Ya, Yang Mulia! Saya baru saja akan mengirim orang." Jawab Fritz menunduk.

"hmm.... juga tambahkan bahwa aku memanggil Kanselir Friedrich dan jajaran yang lain. bertemu di kastilku, ruang rapat pukul 10 pagi." Perintahku pada Fritz, dia lalu berdiri dan memanggil orang yang akan menjadi utusan untuk memberi tahu Kanselir. Ternyata utusan itu merupakan Elf pria, dia memiliki kulit putih cerah dengan rambut biru es. Dia memberi hormat padaku lalu ke Fritz.

'itu Frost Elve?.' pikirku melihat pria elf itu.

Aku lalu menepuk bahu Fritz, " Fritz lanjutkan melatihmu, aku akan masuk dulu." Lalu aku berbalik masuk ke dalam kastil. aku kemudian berjalan menuju kamarku untuk meletakan bukuku lalu berlanjut untuk mandi.

Pov Fran berakhir.

....

Pov Freiderich.

Pagi hari, Manor Pribadi minimalis.

Aku sedang sarapan bersama cucu oerempuanku Elena, ketika kami sedang makan pintu terbuka dan kepala pelayanku membisikan sesuatu ke telingaku.

"Tuan Baron-nya. Utusan dari Count ingin bertemu." bisiknya serendah mungkin. aku mengerutkan kening.

" baik, suruh dia menunggu sebentar. Aku sedang sarapan." Jawabku pelan.

"Dimengerti tuanku." Kepala Pelayanku mengangguk dan meninggalkan aku bersama cucu perempuanku yang melihatku penasaran.

" siapa itu kakek?." Tanya Elena cucuku paling imut.

"hm? oh, itu.... ada utusan Franz." ucapku kepada cucu cantikku nan imutku.

"Kakak Franz?." Tanya cucuku dengan mata berbinar, oh tidak, jangan lagi...

"Benarkah kakek?! Kakek, aku ingin bertemu dengan Kakak Franz! Sudah dua tahun aku tidak bertemu dengannya." Tambahnya dimana dia menggebrak meja dengan semangat, untungnya makanan sudah berkurang banyak, namun masih ada yang tumpah.

"Elena!." Tegurku karena prilaku impulsifnya, dia lalu terdiam dimana kepalanya menunduk.

"aku tahu kamu kangen dengan Franz, tapi tidak hari ini. oke? kamu juga baru saja pulang pagi ini, sekarang istirahatlah." Aku menghela nafas dan memijat pangkal hidungku.

"Baik...." gumam Elenan pelan.

Aku lalu berdiri dan berjalan ke tempatnya duduk , lalu aku menepuk kepalanya dengan lembut. "besok, besok akan kakek ajak kamu bertemu Franz. Kakek janji." iming - imingku agar dia tidak terlalu sedih.

"Benarkah?! Terima kasih kakek, aku sayang padamu!." Tanyanya kembali riang, aku hanya mengangguk. Elena kemudian memelukku.

"aku juga, sayangku." balasku memeluk dirinya.

Setelah berpelukan, aku bergegas mandi cepat. walaupun aku bangsawan, tapi dulunya aku dididik secara militer, jadi mandi cepat adalah hal wajar bagiku dan beberapa bangsawan militer.

Setelah 5 menit mandi, aku berpakaian dengan seragam formalku dan bergegas ke ruang tunggu dimana utusan sudah menunggu.

Ketika aku masuk, aku melihat utusan itu sedang minum teh. Ketika dia melihatku juga , dia bangkit dan memberi hormat.

"Salam Kanselir, saya Eriladar Ravafina. Saya membawa pemberitahuan untuk anda Kanselir." ucapnya , aku membalas mengangguk, dia kemudian mengeluarkan amplop dari sebuah tas dan memberikannya kepadaku.

Lalu aku membaca, namun isinya membuatku terdiam dan juga marah.

"...." aku gemetar hebat menahan amarahku, aku lalu mengatur nafasku untuk menenangkan diri.

" Bagaimana dengan kekuarga penghianat ini?." Tanyaku padanya yang menggelengkan kepala.

"Sayangnya, ketika kami ke rumahnya. Kami menemukan bahwa istri dan kedua anaknya yang masih balita sudah meninggal dimana leher mereka tergorok." ucap utusan dengan nada sedih.

"Idiot!! ayo kita Kastil Count!." geramku, terutama kebodohan penghianat ini yang mau saja di manfaatkan dengan mudah.

" tapi itu masih 1 jam lagi, Kanselirku..." Utusan itu melirik jam di ruang tunggu.

"tidak apa, aku juga mau berbicara pribadi dengam Franz, Hektor! siapkan keretaku!." ucapku lalu berbalik, aku memberitahuku Kepala Pelayanku yang bernama Hektor.

" Dimengerti Tuanku!." Hektor yang menunggu di luar membungkuk lalu berlari menuju arah lain.

...

Pov Franz.

Setelah mandi, aku melihat Katherine sudah selesai berbenah diri. tapi dia belum bisa berjalan dengan benar hingga siang nanti.

Aku saat ini sedang di dandani dengan pakaian formal bangsawanku, menurutku pakaian ini sangat bagus dan cocok, terutama desainnya sangat jerman.

Pakaian itu berwarna hitam dengan ornamen putih, lalu ada balkenkreuze melingkari kerah, ada dua tanda pangkat dikerah dengan bentuk strip dua tapi jika di dilihat dari dekat itu membentuk seperti dua buah pilar. kemudian epalet kuning keemasan dengan pangkat bintang 4 di bahuku.

Setelah itu di dandani, para pelayan keluar dari kamar, dan menyisahkan aku dan Ketherine.

"Kamu terlihat tampan, Franz." puji Ketherine melihat pakaianku.

"Terima kasih, kamu juga. bahkan jika tanpa riasan." balas pujiku kepadanya.

"Ngomong - ngomong, kenapa kamu berpakaian formal? ada acara penting?." Tanya Katherine lagi.

" Ya, ada rapat nanti jam 10." jawabku mengangguk.