John maupun rombongannya telah menjadikan bersantai sarapan dengan camilan roti maupun juga minuman susu, sebagai pengamilan lebih serius seusainya melakukan kembali melanjutkan perjalan.
Menuju ke kota Amo itu benar-benar membuat bayangan merinding ketika di dalam taxi telah didengarkan radio, pak Jaim yang mendengarkan itu seakan-akan cukup takut hingga meminta John berpikir lagi.
Semua yang sudah melibatkan keinginan mendarah daging bagi laki-laki berkulit putih jelas membuatkan enggan menggantinya, Mei anak pak Jaim itu pun setuju dengan keputusan yang bertolak dengan bapaknya sendiri.
"Ya jika kita memang mau menuju ke kota dimana ada orang jahat, tapi kalau tentang berdarah dingin nasib kita gimana? Sebenarnya saya bernyali ciut mas John."
"Bapak tenang saja ya kita semua saling melindungi, nanti kita cari pekerjaan cocok di sana dan sekalian juga mengembangkan bisnis kalau bisa. Saya akan membantu usaha bersama-sama."
