"Kami membunuh hanya untuk bersenang-senang saja," jawab Axel setelah cukup lama terdiam.
"Bersenang-senang? Jika kalian hanya bersenang-senang, tidak mungkin para korban ini memiliki ciri yang hampir mirip. Ada motif lain yang kalian sembunyikan," tanya Gladis lagi.
"Tidak ada. Membunuh tidak perlu ada alasan. Kami pembunuh berdarah dingin hanya bersenang-senang dengan korban kami," jawab Axel sembari menyeringai. Dia berusaha menurunkan mental para penyidik. Namun sayangnya cara tersebut tidak mempan.
"Apa motif kalian melakukan ini?" tanya Gladis kepada rekan Axel.
"Membunuh adalah karya seni. Membunuh sudah menjadi hobi kami," jawabnya
"Seperti Leonardo Da Vinci melukis Monalisa?" ejek Daniel kepada mereka berdua.
"Apa ada hubungan dengan kehidupan kalian?" cecar Gladis yang masih belum puas dengan jawaban para tersangka.
"Membunuh sudah menjadi hobi karena luka di masa lalu," jawab pria bertato ini yang membuat Daniel dan Gladis tersenyum.