Lonceng itu menghantam kepalanya dengan keras hingga menimbulkan dahinya tergores dan mengeluarkan darah segar. Dia juga membawa si remaja itu pergi masuk kembali ke dalam bioskop tua itu, dengan sebuah senyuman yang terukir dari bibir pria bertato itu. Matanya terus saja menelisik tajam ke segala arah menuju ke sebuah ruangan di bawah koridor.
Terus saja membunyikan loncengnya, dia juga menatap ke depan ruangan kaca dan memasukkan remaja tadi ke dalam sana. Menghempaskan tubuhnya di atas sebuah kasur lantas mengikat kedua kaki dan tangan remaja itu.
Terduduk lemah di atas kursi sambil memandangi si remaja, matanya terus saja menelisik tajam bahwa ada sesuatu hal yang memang nampak membuatnya begitu unik untuk dilihat. "Kau akan menjadi mangsaku kali ini!" ujarnya sambil terkekeh.
***