POV umum
Ketika Surya atau Karl sekarang dipanggil, sedang beristirahat. Di tempat lain dimana seluruh ruangan remang - remang, dapat dilihat siluet seseorang pria mengaktifkan sebuah alat komunikasi dimana ditengahnya terdapat batu kristal khusus yang di tulis dengan rune.
Setelah mengaktifkan alat tersebut, kemudian terdengar suara serak. " Bagaimana situasinya Agen E?."
" Lapor, tuanku. Target berhasil siuman dari komanya, semua racun yang saya masukan ke dalam suplemennya ketika koma tiba - tiba menghilang." Lapor sosok miaterius itu.
terjadi keheningan singkat, lalu tuan dari sosok misterius itu berbicara lagi.
" Begitu.... Pantau dia terus, aku akan merencanakan misi baru untukmu nanti. *PIP*." Perintah Sang Tuan lalu memutuskan komunikasi.
".... Bangsawan serakah itu..... Kenapa Organisasi mau menerima tugas ini." gumam sosok misterius itu, lalu memasukan alat komunikasinya. Kemudian meninggalkan tempat.
....
POV Karl
Setelah beriatirahat dua jam, Maria datang lagi ke kamarku. Kali ini dia membawa senampan sup ayam, aku dapat mencium bau harum dan lezat dari kaldu ayam. Maria mendatangiku, lalu menaruh nampan tersebut di meja kecil sebelah tempat tidurku.
" Karl, ini aku bawakan sup ayam. Ini akan menyegarkanmu." Ucap Maria dengan tulus, mengambil sendok lalu mengambil mangkuk sup tersebut, dia kemudian menyedoknya dan meniupnya agar tidak terlalu panas untuk aku minum.
Ketika aku mulai menyeruput , tiba - tiba aku mendengan suara 'Rei' di kepalaku, yang membuatku hampir tersedak sup.
'Selamat pada Tuan Rumah karena telah menyelesaikan misi sampingan. Selamat telah mendapatkan Cetak Biru MG-08 berpendingin udara beserta pelurunya.'
"Pffft *Batuk* *Batuk*...." Aku terbatuk karena sejumlah kecil sup masuk ke tenggorokan dan membuat pernafasanku agar tidak enak.
Maria yang melihatku batuk, langsung gerak cepat mengambil segelas air yang kebetulan disediakan disana. Dia lalu memberikanku gelas tersebut dan mulai aku minum, aku merasa masih agak sakit di dada tepatnya paru - paru.
"Fiuhhh... Terima Kasih, Maria." ucapku lalu meminta sup itu lagi, dimana Maria melanjutkannya lagi, aku bisa melihat wajahnya memerah.
"Sa-sama - sama Karl." Jawab Maria menunduk.
Aku memakan satu mangkuk penuh yang cukup membuat perutku kenyang, setelah itu Maria bertanya kepadaku apakah ada yang tidak enak dan aku menjawab tidak, hanya saja tubuhku agak lemah dan kepalaku sering berdenyut diikuti dengan ingatan yang masuk.
" Maria, bagaimana keadaan kadipaten selama aku koma?." Tanyaku prihatin, aku perlu mengetahui berita aktual sekarang.
" .... agak kacau, karl. Selama kamu koma, Count Franz... sebagai menteri perang, tiba - tiba bertindak semena - mena selama rapat dengan Sir Maximilian." Jawab Maria sempat terdiam ketika akan menaruh mangkuk kosong ke meja.
" Apa yang terjadi?." Tanyaku lagi, aku mengingat Menteri Perang saat ini memang agak brengsek, menurut ingatan dari tubuh ini. Dia ingat dengan jelas bahwa Count Franz Diedrich von Marinburg pernah menghina keluarga Adipati terang - terangan, namun bukannya marah, pemilik tubuh ini yang lama hanya diam seribu bahasa yang membuat orang - orang yang pro Adipati agak kecewa.
' Aku mengingat sorot mata, Sir Maximilian yang agak berbeda...' pikirku mengingat sorot mata Perdana Menteri saat sebelum aku dihina dan setelah dihina. Aku lalu melihat ke arah Maria yang mau meninggalkan, aku lalu memanggilnya.
" Maria, bisakah kamu nanti membawaku ke perpustakaan?." Tanyaku.
" Tapi tubuhmu?." Maria tidak langsung mengiyakan, karena mengingat tubuhku yang agak lemah menurut dokter.
" Tidak masalah, lagi pula aku ingin membaca beberapa buku." Aku mencoba menyakinkan Maria, dia akhirnya setuju.
" Baik, tapi aku harus menemanimu. oke?." Ucap Maria yang terasa seperti seorang ibu.
" Ya, Bu!." aku menjawab dengan membari hormat ala militer. lalu kami berdua tertawa bersama.
Pov Karl Berakhir.
...
Pov umum.
Setelah menunggu Maria yang tadi keluar membawa mangkuk kotor ke pelayan, Karl diajak Maria menuju perpustakaan Istana yang ada di lantai tiga. Dan harus diakui bahwa Istana milik Adipati ini cukup besar dan luas, mungkin 80 ribu atau 95 ribu meter persegi. Selama perjalanan menuju Perpustakaan, Karl disapa oleh beberapa pelayan , pegawai dan bahkan Tentara Penjaga yang berpakaian seperti seragam tunik Biru Navy dengan ornamen putih dan celana putih ketat, mereka juga mengenakan Topi Tricorne. Mereka mengingatkan Karl akan Korps penjaga Prusia yang pernah dia lihat di internet.
Dan mengenai Tentara Penjaga, Karl sempat bertanya pada Maria tentang jumlah mereka. Maria hanya menjawab bahwa itu ada di sekitar 40.000 prajurit, namun dia tidak tahu keseluruhan kondisi ini.
" kamu bisa bertanya pada Jendral Geoge Anhald von Brunderick, dia adalah Komandan Tentara Penjaga." Ucap Maria menjawab pertanyaan Karl.
" Begitu, mungkin aku perlu bertanya dengannya nanti." Karl mengangguk, berjalan perlahan sambil menikmati estetika desain istana di setiap lorong.
' Jujur saja, ini agak gado - gado. Desain istana berkisar di abad 15 atau 16, tapi desain pakaian bangsawan, pegawai, tentara dan bahkan pelayan. itu harusnya ada di abad 17 pertengahan.' Pikir karl.
...
Setelah berjalan kurang lebih 5 menit, Karl bersama dengan Maria. Sampai di depan sebuah pintu ganda, dimana dibalik pintu tersebut tersembunyi ratusan bahkan ribuan buku yang menginginkan di baca oleh karl. Dia dibantu Maria lalu membuka pintu ganda, Karl bahkan takjub dengan banyaknya koleksi buku di dalam perpustakaan.
" Wow....Aku tidak menyangka akan sebanyak ini." Ucap Karl, jujur saja. Dia tidak pernah masuk ke dalam perpustakaan dulu. ketakjubannya dijawab oleh Maria yang juga sedikit takjub.
" Tentu saja, disini mungkin terdapat buku - buku koleksi dari zaman kegelapan Benua Eurelia." Tambah Maria. Karl lalu menoleh ke Maria.
" Maria, bisakah aku minta tolong? tolong ambilkan buku sejarah benua masa kini dan zaman dulu, juga... buku tentang teknologi dan juga budaya." Ucap Karl yang mulai duduk di kursi baca ditengah ruangan.
" Aku tidak tahu kenapa kamu membutuhkan buku - buku tentang itu, tapi akan aku cari dulu." Maria mengangkat alisnya namun masih mengiyakan dan mencarikan buku yang dibutuhkan Karl.
Setelah menunggu 10 menit, Maria datang membawa tumpukan buku tipis dan tebal. Lalu meletakannya di depan Karl, dia lalu duduk di depan Karl dan mulai membaca buku menarik yang dia temukan.
Karl lalu mulai membaca dari buku bertuliskan 'Sejarah Singkat Benua Eurelia', Karl membaca buku itu dan menemukan hal baru. Menurut sejarah singkat ini. Benua Eurelia adalah benua besar dengan luas 100 juta km persegi, yang merupakan 2 kali ukuran benua Eruasia. Ras yang tinggal di benua Eurelia adalah Elf di Barat Daya yang mendirikan Kekaisaran Alfheim, Ras Naga dan Turunannya di Barat Laut yang mendirikan Kerajaan Suci Albion, Ras Beastfolk di Selatan dan Tenggara yang mendirikan peradaban kesukuan mereka, keculai Suku Ikan yang mendirikan Kerajaan Atlanticus.
Lalu ada Dwarf yang membentuk Konfederasi di pegunungan tengah benua dan barat, dan terakhir ada manusia yang mengisi hampir 80% populasi Benua Eurelia. Dan konon, Benua Eurelia dulu memiliki Ras Iblis di timur, namun mereka di usir oleh koalisi Manusia, Elf, Dwarf , Naga, dan Beastfolk karena Kekaisaran Bersatu Vazaroth saat itu ingin membanjiri benua bagian barat dengan darah dan kekacauan, hingga pada akhirnya seorang pahlawan dipanggil oleh gabungan semua ras untuk mengusir iblis lebih ke timur lagi. Dan bekas wilayah Iblis sekarang ditempati oleh suku nomaden.
' Tuhan tahu bahwa Iblis akan menginvasi lagi nanti... ini dilihat dengan migrasi suku nomaden ke barat.' pikir Karl yang mengingat migrasi bagsa turki ke eropa pada abad ke 3 masehi.
Lalu Karl membaca buku tentang Kadipaten Strassburg, Kadipaten ini berada di Utara Benua, tepat di bawah pemukiman Bangsa Nords. Di timur langsung bersinggungan dengan negara tetangga Kepangeranan Wladzwiek, di Selatan ada Konfederasi Allemenia - Lunenburg dan Kadipaten Lorraine, lalu di barat daya ada Federasi Phoenisia.
Kadipaten Strassburg memiliki luas 357.386 km persegi yang menururtnya sebanding dengan jerman di dunia masa lalunya, dan berpopulasi sekitar 15.000.000 jiwa yang menurut Karl agak terlalu sedikit. Menurut buku yang di baca Karl, Kadipaten Strassburg adalah Kadipaten yang di bentuk oleh anak - anak dari Sang Pahlawan.
Dan Dinasti karlenheitz adalah satu - satunya garis keturunan yang masih murni, yang lain seperti D'Crossa milik Maria, itu sudah tidak murni lagi. Bahkan Dinasti Sonderhausen nyaris tidak memiliki darah murni lagi.
Karl Lalu membaca buku tentang Teknologi, dia gak kaget bahwa ini benar - benar gado - gado. Dia membaca dan menemukan bahwa ada alat komunikasi seperti telepon dengan menggunakan batu sihir yang ditulis dengan rune khusus, lalu ada mesin uap yang menurutnya sudah cukup maju, bahkan lebih ramah lingkungan karena tidak memerlukan pembakaran menggunakan arang atau kayu, tapi hanya perlu rune sihir api.
Dia juga menemukan bahwa airship yang terkenal pada perang dunia pertama di bumi dulu ternyata ada disini, walaupun agak kuno dan bergaya campuran steampunk dan khas abad 15 dan 16. di bidang militer, dia agak takjub karena perkembangan senapan sudah memasuki ke senapan perkusi awal dengan moncong smoothbore, dan teknologi meriam sudah cukup maju dimana pengisian meriam tidak perlu dari depan lagi, namun dari belakang.
*Brak!*
Karl menjatuhkan kepalanya ke buku , yang sempat mengagetkan Maria yang sedang membaca buku tentang sihir.
" Ada apa? Kamu mengagetkanku Karl." keluh Maria.
" *mumble* *mumble*!!...." Ucap Karl tidak jelas.
' Ini benar - benar gado - gado kacau BANGSAT!!.' setidaknya ini yang dipikirkan karl, lalu mendongak melihat wajah Maria yang sedang melihatnya juga.
" Tidak ada..." lalu Karl menekan kepalanya kebawah lagi, Maria hanya menggelangkan kepalanya. Lalu dia mendengar suara sistemnya 'Rei'
'*Ding* Selamat kepada Tuan Rumah karena telah menyelesaikan misi 2 : Mengetahui Dunia Saat Ini [100%]
Hadiah : Cetak Biru Mesin Uap Pabrik Tekstil.' Sayangnya Karl tidak terlalu senang, karena dunia ini sudah memiliki mesin uap, yang mungkin lebih maju dari mesin uap bumi di abad yang sama.
' Kau tahu, Rei.... kamu menyebalkan.' ucap Karl di pikirannya.
' Saya tahu, Tuan Rumah.' Jawab Rei dengan nada prihatin.
Setelah membaca semua buku dari sejarah hingga teknologi, Karl lalu menunggu Maria yang masih membaca sebuah buku yang menurut karl dari sampulnya adalah buku tentang sihir.
" Kamu membaca buku sihir, Maria?." Tanya karl penasaran, dia mendongakkan kepalanya.
" mHm... Aku memang suka membaca buku sihir, terutama tentnag rune sihir. Aku juga bercita - cita menjadi ahli rune sihir di Akademi Coronia, Kekaisaran Coronian. Tapi, sayangnya aku tidak bisa..." Jawab Maria bersemangat namun menjadi suram mengingat kontrak pernikahan antara dirinya dengan Karl.
" Kontrak Pernikahan? Jika kamu tidak suka, aku akan memutuskan kontaknya. Aku mendukungmu untuk menjadi ilmuwan." Ucap Karl santai, dia lalu membenamkan kepalanya lagi ke meja.
" Ap- Bukan itu! A- Aku bukannya tidak suka .... hanya saja peraturan di Kontrak Pernikahan sangat membatasiku..." Ucap Maria tersentak panik, hatinya sedikit bersalah namun juga senang karena Karl mendukungnya untuk menjadi ahli Rune.
Ketika Karl hendak berbicara lagi, dia mendengar langkah kaki. beberapa saat kemudia, seorang pria paruh baya berusia 30 tahun masuk dengan tergesa - gesa. Karl mengenal pria itu. Pria itu adalah Count Léopold Leroux D'Crossa, paman sekaligus calon ayah mertuanya, dia memiliki rambut yang sama dengan Maria yang berambut merah , tapi matanya berwarna cyan. Dia mengenakan seragam tunik militer berwarna putih, yang sepertinya dia bertugas di Angkatan Laut.
" Maria! Karl! Oh... Syukurlah~." Count Léopold menghela nafas lega yang mendapat pandangan bertanya dari Karl dan Maria.