Mendengar ini, Bisma merasakan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Lalu dia merasa sedih: "Dasar bodoh! kenapa kamu menyebut nama wanita itu? Kamu adalah satu-satunya wanita dalam hidupku, Alana!"
Suara tenang dan tegas itu seperti menenangkan Alana, dan hatinya terasa hangat. Mimpi tadi sangat menakutkan. Dia lebih suka dipenjara daripada melihat Bisma bersama wanita lain.
Bisma membantu istrinya untuk menyeka keringat di dahinya, kemudian bertanya, "Kamu bermimpi bahwa aku bersama Yuki?"
Jantung Alana melonjak, dan dia mengerucutkan bibirnya tanpa menjawab sama sekali.
Wajah Bisma merosot: "Apakah dalam hatimu, aku adalah orang seperti itu?"
Alana menggelengkan kepalanya, saat ini dia percaya pada Bisma. Hanya saja kemarahan Bisma membuatnya sedikit gemetar.