Dua bulan kemudian, setelah masa percobaan berlalu, dia menjadi kepala departemen pers yang sah. Dia tercengang ketika mendengar berita di pertemuan itu, dan dia juga merasa tersanjung.
"Risa, apakah kamu merasa tertekan ketika aku melakukan ini? Lagi pula, semakin tinggi posisinya, semakin kamu harus menanggungnya. Saat itu, kamu mungkin tidak akan sesantai seperti kamu sekarang." Alana bertanya dengan cemas.
Risa mengatupkan mulutnya, dia tidak memikirkan tentang masalah ini. Ketika dia pertama kali mendengar berita itu, dia sangat khawatir, khawatir tentang melebih-lebihkan kemampuannya sendiri. Tapi setelah dipikir-pikir, dia telah keluar dari pekerjaan sosial selama sepuluh tahun, bahkan jika dia tidak berada di Majalah Times, tidak masalah untuk pergi ke tempat lain untuk bergaul dengan manajer kecil atau semacamnya. Sekarang kesempatan ada di depannya, akan sangat disayangkan untuk menyerah. Sejujurnya, dia tidak ingin menjadi kelas karyawan selamanya.
