Chereads / Naureen / Chapter 1 - 15:30

Naureen

🇮🇩Luxniara
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 15:30

Semesta selalu memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang keindahan dan kehangatan melalui indahnya pelangi dengan warnannya yang beraneka ragam ,dan hangatnya mentari di sore hari berbalut awan yang khas. Tidak hanya itu ia juga mengajarkan bahwa perbedaan tidak semestinya untuk diperdebatkan ,karena hal itu hanya akan mengakibatkan kerusakan. Namun kenyataannya..

"Aaaaaaaaaaaaa... mengapa kau diam saja? "

Amarah dan tangis yang tertahan-tahan, membuat tubuhnya juga tak bisa menahan semua beban hidup yang tak bisa ia hidari keberadaan nya. Tubuh nya pun perlahan jatuh ke tanah ,meskipun demikian ia tidak menghiraukan hujan turun membasahi dirinya. Ia terdiam dan merenung hingga akhirnya..

Melodi instrumental musik itu pun terdengar seolah-olah seseorang memanggil jiwanya untuk bertemu. Ia pun langsung berdiri dan berjalan ke dalam ruangan yang sangatindah dan luas. Ia menari seperti seorang puteri yang menyambut kedatangan pangeran nya. Lentikan jari tangan nya terlarut dalam kedalaman indahnya sebuah melodi. Disetiap gerakan itu, yang terlihat hanyalah sebuah kerinduan yang terbalut dalam puncak keheningan.

"Aku menari, seakan menari bersamamu. Bagaimana aku bisa mengakhirinya ? Sedangkan yang aku rasakan hanyalah kehangatan yang tersembunyi, walaupun aku menari dengan hujan, panas,badan,dan keheningan." ujar dalam batin nya.

Rasanya tarian itu membut Naureen tenggelam dalam samudera kenyaman nya,mungkin ha itu membuat Naureen lupa dengan masalah-masalah yang harus ia selesaikan. Sampai akhirnya tubuhnya pun kelelahan yang menyebabkan ia terjatuh dan pingsan.

"Naureennn...naureen.."

"Siapa kamu?"

(Berjalan pergi menjauhdarinya)

"Heiii... tunguu..jangan tinggalkan aku disini..astaga siapa pria itu, rasanya ia orang berharga di hidupkunamun mengapa aku tidak bisa mengenalinya?"

Denyut jantung yang semakin berdebar dan perasaan cemas yang sangat teramat dalam membuatnya ia terus berlalri dan mencarike arah mana ia pergi

"Heiii...siapa kamu, jangan tinggalkan aku sendirian disini, aku takut sendirian..jangan pergii...kumohon..."

"Aaaaaaaaaaaaaa.... kemana perginya orang itu,mengapa hatiku sangat sakit dengan kepergiannya, rasanya perasaan ini akan terus membekas mengingat kepergiannya, harus kemana lagi aku mencarinya.."

Naureen terus berteriak mencari orang itu, berbagai arah telah ia lalui, namun tetap saja ia tidak menemukannya, ia pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, tubuhnya seakan hangus ditiup angin. Tangisan yang tersedu-sedu membuat hatinya terasa terhimpit oleh dua jurang yang dalam, bagaimana bisa irasa itu begitu melekat didirinya. Sebuah kejadian yang menyakitkan dan meninggalkan arti kehilangan yang amat teramat membeka, padahal ia baru bertemu orang itu, bahkan tidak mengenalinya.

"uhuuk.. uhuuk.. aaahhh ternyata itu hanya sebuah mimpi, tapikenapa rasa itu masih membekas, rasanya aku ingin terus mencarinya, tapi kemana akuharus mencari orang itu?"

Dengan perasaan yang masih membekas Naureen tersadar itu hanyalah sebuah mimpi, dan tidak akan ada ujung nya jika ia terus mencari. Seperti hal nya kupu-kupu, semakin ia dikejar, ia semakin menjauh. Namun jika kupu-kupu itu benar milik Naureen, akankah suatu saat ia kembali lagi?. Apakah orang itu yang akan menjadi pendampingnya dimasa depan?. Atau mungkin itu sebuah pesan untuk Naureen? yang pada akhirnya membuat ia merenung dan harus bersabar mungkin hari ini belum waktunya.

"Basah sekali...(sambil melihat pakaiannya)..Aku harus bergegas pulang"

Diperjalanan ia berjalan dengan keadaan gemetar dan wajah yang pucat, namun hal itu tidak membuat Naureen menyerah, dengan penuh semangat ia berjalan, melihat keindahan awan di sore hari dengan pancarannya adalah hal yang membuat ia merasa tenang karena dunia akan menjadi saksi yang luas bagaimana ia terjatuh dan bangun. Dan seluruh tubuhnya akan menjadi saksi yang sangat detail bagaimana ia berusaha. Sekalipun semua orang membencinya tapi ia tau ke arah mana ia pulang.

/Tok.. tok....tok....

"Bibi...bibi..bi...ternyata bibi belum pulang. Syukurlah kalau begitu jadi bibi ga akan khawatir."

"Aku harus segera membersihkan ini"

Ia pun bergegas kekamar mandi,untuk membersihkan badan dan mencuci pakaian nya. Ia khawatir jika bibi nya mengetahui hal tersebut, ia tidak mau banyak merepotkan orang lain di hidupnya.

"Umhhh.. rasanya segar sekali, seharusnya kemarin aku membeli parfum lagi."

"Lihatlah aku menggunakan pakaian kesukaan ku, bagaimana menurut mu cantik sekali kan." ujarnya samil melihat dirinya didepan kaca

"Mandi udah,cuci baju udah, sekarang aku mau makan sesuatu ahhh.." bergegas ke dapur

"Wah ternyata bibi belum masak nasi, ya sudah aku masak nasi dulu ah"

Trekk...

"Nah udah deh, paling bentar lagi juga masak, mending nulis-nulis sesuatu aja ah siapa tau ketahan lapernya"

Srekkkk...srekkkk

/ Isi tulisan nya

15:30

"Haikamu yang lagi baca tulisan ini.. Iya kamu he he.. Bagaimana kabarmu? baik kan? aku harap kamu baik-baik saja. Oh iya kamu udah makan belum? belum? kenapa belum makan? mama kamu udah masakin makanan spesial buat kamu tuh, udah sana makan dulu. Udah gapapa jangan sedih aku bentar lagi makan kok,nasi nya bentar lagi masak. Iya udah makan sana. Hargai orang yang udah berjuang buat kamu, nanti kalau orang itu gak ada atau menghilang , baru kamu menyesal. Udah makan sana!! Dan untuk Naureen di masa depan jangan sedih ya, kamu udah berhasil bertahan sampai titik ini, buktinya kamu kuatkan nahan lapar kamu, kamu bisa baca tulisan ini lagi , kalau kamu baca ini lagi di masa depan pasti kamu akan sangat bahagia, dan kalo semisal tulisan ini di baca seseorang, semoga kamu tidak bosan membacanya ya he he.. Ya bagaimana tidak membosankan, kehidupan ku hampir semua dipenuhi dengan keheningan dan kesepian, tapi tidak apa-apa bagiku karena aku tau jalan menuju kebahagian, walaupun terkadang suasana itu tertutup awan kabut yang setiap hari semakin menghitam, tidak menjadi alasanku untuk mengakhirinya"

Begitulah kehidupan Naureen di kehidupan sehari-hari nya, kesendirian, kehenigan, kesepian mungkin sudah menjadi sahabat. Berbagai pertanyaan sering muncul dalam pikiran nya, ia selalu berpikir dengan keras tentang hal-hal yang terjadi padanya, terutama pada keluarganya. Menurutnya sangat indah sekali di dalam dirinya tersusunkata-kata yang sangta indah dan pembicaraan-pembicaraan yang sangat rapih dan rapat sehingga tidak diketahui oleh orang-orang disekitarnya. Ia sering menghabiskan waktunya untuk diam namun ia juga tau kapan ia harus berbicara. Seperti dalam catatan nya yang berisi :

" Diam, bukan berarti kita harus diam dengan ketidaktahuan akan sesuatu, jadilah diam yang tau dan mengerti perkataan orang sekalipun ia tak mengatakan apapun."

"Naureen kecil mungkin bukan Naureen yang sekarang,yang lebih banyak memilih diam, bukan tak mau berkata sesuatu, tapi rasanya aku ngin memberitahu sebabnya pun, aku langsung berpikir lagi untuk tidak memberitahumu."