"Ma-maaf, Nyonya. Aku benar-benar tidak sengaja."
Angel mendelik tajam, mengusap-ngusap tangannya seakan di sana terdapat virus yang disebarkan oleh Kiara barusan. "Kotor," gumamnya mendesis namun samar-samar masih dapat didengar oleh Kiara, wanita itu hanya tersenyum kecil saja.
"Kenapa kau masih berdiri di sini?" tanya Angel menampilkan raut wajah marahnya.
Kiara gelagapan, merasa serba salah dengan posisi dirinya di sini, di hadapan Angel. "Tidak, Nyonya. Ma-maafkan aku, aku izin pamit terlebih dahulu."
Kiara mulai melanjutkan langkahnya, tetapi baru juga beberapa langkah suara Angel lagi-lagi menghentikannya.
"Aku belum mengizinkanmu!"
Terpaksa Kiara kembali berdiri di tempat semula, kepalanya masih menunduk. Alasannya bukan karena takut, melainkan menghargai Angel yang di sini sebagai atasan dan jika ia mendongak, Kiara tidak dapat yakin mulut pedas itu masih terkatup tanpa mengeluarkan satu patah kata pun caci makian.
"Iya, ada apa nyonya?" tanyanya masih berusaha sabar.