"Eh bro! Ntar malem kita nyari tanda tangan bareng yuk." Aku mengajak Bagus dan Jefri mengumpulkan tanda tangan bersama-sama.
"Oke cuk, gua ngikut." jawab Bagus.
"Gimana Jeff? Lu mau ikut gak?" tanyaku.
"..." Jefri tampak memikirkan sesuatu, meski mungkin sebenarnya dia tidak memikirkan apa-apa.
"....Eeeh....sorry nih coy, kayaknya besok gua gak masuk acara ospek bareng lu lu pada." kata Jefri.
"Loh, kenapa?" tanyaku.
"Gak apa-apa sih, cuman gua males aja. Lagian juga acaranya kagak penting-penting banget." jawab Jefri.
"Oke deh Jeff, kalo emang itu keputusan lu." kataku.
"Berarti cuman gua sama Zul doang dong cuk?" tang Bagus
"Ya mau gimana lagi? Jefrinya kagak mau ikut." jawabku.
"Sorry ya coy, sor..ryyy bangettt!" kata Jefri.
"Iya gak apa-apa Jeff, santai aja." kataku.
"Jadi kapan kita mau ngeksekusi cuk?" tanya Bagus.
"Ekskusi apaan?" ku tanya balik.
"Kumpulin tanda tanganlah." jawab Bagus.
"Habis Maghrib di warung nasi uduk lele depan kampus aja gimana? Tapi kalo lu mau nyicil-nyicil dari sekarang juga gak apa-apa. Soalnya gua sendiri juga mau nyicilin tugasnya." terangku.
"Okelah." jawab Bagus. "kalo gitu sekarang gua cabs dulu yak?!" sambungnya
"Oke, Gus, jangan lupa nanti malam kita ngumpul di warung nasi uduk lele depan kampus!"
"Siap." jawab Bagus.
Jadi, tugas kami selanjutnya adalah mengumpulkan tanda tangan dari Kakak-kakak angkatan.
Setiap tanda tangan yang didapatkan dari Kakak angkatan mahasiswa, memiliki nilai point yang berbeda-beda.
Kakak angkatan yang tidak aktif dalam kegiatan kemahasiswaan manapun, maka tanda tangan yang didapatkan darinya bernilai satu point.
Kakak angkatan yang berstatus anggota dalam suatu unit kegiatan kemahasiswaan, maka tanda tangan yang didapatkan darinya bernilai dua point.
Tanda tangan Kakak angkatan yang memiliki jabatan sebagai wakil ketua unit kegiatan mahasiswa, ataupun anggota badan eksekutif mahasiswa, ataupun ketua divisi himpunan bernilai lima point.
Tanda tangan dari Kakak angkatan yang memiliki jabatan sebagai ketua unit kegiatan atau organisasi mahasiswa, ataupun ketua divisi badan eksekutif mahasiswa, ataupun wakil ketua himpunan, bernilai 10 point.
Jika beruntung, kami bisa mendapatkan tanda tangan dari kakak angkatan yang memiliki jabatan sebagai wakil presiden mahasiswa, ataupun ketua himpunan yang bernilai 25 point. Bahkan, akan lebih beruntung lagi jika bisa mendapatkan tanda tangan dari Presiden Mahasiswa yang bernilai 50 point.
...
Pada malam harinya seusai shalat Maghrib, Aku dan Bagus saling bertemu di tempat yang telah disepakati.
Sembari memperbincangkan soal tanda tangan, kami pun turut makan malam di sana.
"Mang, saya pesan nasi uduk sama ayam goreng yak!" pesanku pada Akang penjual nasi uduk.
"Siap bos!" jawabnya.
Ku acungkan jari jempol dan berkata
"Sip!"
Aku mengambil tempat duduk yang berada satu meja dengan Bagus dan dengan posisi tempat duduk yang saling berhadapan.
"Lu udah mesen Gus?" tanyaku pada Bagus.
"Udah cuk." jawabnya.
Selang beberapa saat kemudian Bagus melemparkan pertanyaan
"Ngomong-ngomong lu udah dapet tanda tangan?"
"Udah." jawabku.
"Lu udah dapet berapa point cuk?"
"Baru sekitar 20an Gus." jawabku. Kemudian ku balik bertanya "kalo lu Gus?"
"Anjirrr, banyak bener cuk! Sama cuk, gua juga baru 20an...modal minta tanda tangan sama senior yang ada di kosan, hahahahaha." jawabnya.
"Sama. Hahaha."
"Eh, enaknya abis ini kita berburu tanda tangan di mana?" tanya Bagus.
Ku berpikir sesaat, memikirkan tempat, melihat suasana di sekitar.
Warung nasi di sini juga ramai akan keberadaan Kakak-kakak angkatan, namun tak sedikit juga kumpulan mahasiswa yang berkerumun mengerubungi mereka bagaikan sekumpulan semut yang mengerubungi sebutir gula seusai makan malam.
Ah~ bergabung dengan kerumunan semut-semut itu di tempat ini, aku rasa bukanlah ide yang tepat.
Oh iya, alangkah baiknya jika kami langsung ke Student Center.
Student Center merupakan suatu fasilitas bangunan yang menjadi tempat bagi para mahasiswa melakukan berbagai macam aktivitas seperti kegiatan keorganisasian kampus, himpunan, komunitas daerah, komunitas hobi, keagamaan, dan juga olahraga. Di tempat itulah kami bisa mendapatkan banyak point dari Kakak-kakak angkatan yang aktif dalam kegiatan keorganisasian.
"Bagaimana kalau sesudah ini kita ke gedung Student Center aja Gus?"
"Rame cuk! Tadi gua udah kesana."
"Gak masalah lah Gus, namanya juga usaha."
"Lu yakin cuk mau ke sana?" tanya Bagus lagi dengan penuh keraguan.
"Yakin lah." jawabku. "Lu mau nanya sampai ribuan kali juga usulan gua tetep sama. Tapi kalo lu nya gak mau, kita pikirin lagi tempat yang lain sama-sama." sambungku.
"Student Center, hmmm...bentar...bentar, bentar cuk bentar, gua mikir-mikir dulu."
"Atau kita mampir ke kantin dulu? barangkali aja ada pejabat kampus yang nongkrong di sana."
"Anjir, mana ada cuk! Lu kagak inget cuk? kemaren malem kita nongkrong-nongkrong di sana, dan isinya cuman kaum-kaum tersesat doang! kagak cuk..kagak cuk! gua kagak setuju! gua lebih milih ke Student Center ae dah!"
"Oke, deal! habis ini kita langsung ke Student Center!"
"Deal dah!"
...
Seusai makan malam dan juga mendirikan shalat Isya, kami berdua melangkahkan kaki menuju Student Center.
Di tengah perjalanan menuju Student Center, derap langkahku terhenti disaat aku melihat Ketua Koperasi Mahasiswa yang sedang memasuki toko koperasi.
Ku pegang erat pundak Bagus, ku tahan ia dari derap langkah kaki yang terus berjalan.
"Gus, bentar Gus, bentar!"
"Apalagi sih anjir!!!"
"Ketua Koperasi Mahasiswa Gus!"
"Wah iya cuk! Lumayan tuh!"
"Sikat Gus!"
"Yoi."
Ketua Koperasi Mahasiswa duduk bersandar di balik jendela. Menyaksikan mahasiswa-mahasiswi baru yang berlalu lalang di depan Koperasi Mahasiswa.
"Rame juga ya, maba-miba tahun ini?" kata Ketua Koperasi Mahasiswa kepada rekannya yang duduk di samping kanan.
"Rame-rame gini moga aja ada miba cakep ya Ji? kan lumayan tuh buat ditarik kesini." balas rekannya yang berdiri di samping kanan.
"Nah, bener-bener...semoga aja ada yang cakep terus kita culik dan kita jadiin anggota kita, biar makin rame yang nongkrong di sini." kata Ketua Koperasi Mahasiswa.
"Itu yang gua maksud Ji."
.....
Mereka berdua terus berbincang tanpa menyadari kehadiran kami dan beberapa mahasiswa-mahasiswi baru yang telah berkerumun di depannya.
"Ji...Ji..Ji...!!! Ooi Jiii!!" teriak seorang mahasiswi angkatan atas yang tengah bertugas sebagai kasir toko.
Ketua Koperasi pun bereaksi dan bertanya "Oi..oi..ada apa Rin?"
"Ada apa...ada apa, emangnya kamu gak liat apa Ji? adik-adik maba udah lama berdiri disini cuman buat nunggui tanda tangan dari kamu dari tadi tau gak?!" jawabnya.
"Eh, gitu ya? sorry...sorry, gua gak tau. Gua kirain mereka berdiri di sini buat nunggu antrian bayar makanan." kata Ketua Koperasi. "sini..sini, kalian buat antrian yang rapih biar abang tanda tanganin tugas kalian." sambungnya memberi instruksi.
Kami berdiri berbaris membentuk suatu antrian sesuai dengan instruksi Kakak Koperasi Mahasiswa berikan.
Beliau membubuhi tanda tangannya di atas lembaran kertas tugas kami, dengan rasa suka cita.
"Gile bro, gua berasa jadi artis....hahahaha."
"Jaga image lu Ji! Lu ini sekarang udah jadi Ketua Koperasi woiii!!"
....
Aji Darmawan, itulah nama lengkapnya. Mahasiswa Fakultas Industri angkatan 2000 yang kini menjabat sebagai Ketua Koperasi Mahasiswa Kampus Teknologi di tahun 2002.
Tanda tangan bernilai 10 point sudah kami dapatkan. Ditambah tanda tangan dari dua anggota Koperasi, maka point yang berhasil didapatkan bertambah 14 point.
"Udah dapet berapa point lu Gus?" tanyaku pada Bagus.
"Entar, gua itung dulu."
Bagus pun mulai menghitung, bagitupula denganku.
"Satu, dua, tiga...dua puluh enam, tiga puluh enam, tiga puluh delapan, empat puluh. Gua udah dapet 40 point cuk! Lu sendiri udah ngumpulin berapa tanda tangan cuk?"
"Selisih satu point diatas lu." jawabku. "sekarang kita ke Student Center yuk Gus!" sambungku mengajak Bagus ke tempat perburuan kami selanjutnya.
"Oke!" jawabnya dengan penuh semangat.
....
Kami berdua berjalan menuju ke gedung Student Center. Berjalan dalam iringan rombongan mahasiswa dan mahasiswi baru yang memiliki tujuan yang sama dengan kami.
"Rame banget ya Gus?"
"Kan udah gua bilang."
"Gak apa-apa deh Gus, yang penting kita usaha dulu, maba-miba yang lain juga lagi berjuang seperti kita."
"Iya dah terserah lu."
Tepat di halaman Student Center, para mahasiswa dan mahasiswi baru berbaris rapi menanti antrian tanda tangan dari masing-masing Kakak angkatan yang mereka pilih.
"Eh cuk, kita minta tanda tangan sama kakak senior yang mana dulu nih?" tanya Bagus dalam menentukan pilihan.
"Sabar Gus, kita pilih antrian yang nggak begitu panjang dulu."
"Oke dah." jawabnya.
Kami berdua mengambil barisan antrian tanda tangan Kakak angkatan yang duduk manis di kursi kayu tepat di depan jendela sebelah kanan Student Center.
Muhammad Rizal, itulah nama lengkapnya. Penampilannya sangat sederhana, beliau hanya mengenakan jaket hodie dan celana jeans berwarna biru. Siapa sangka, dibalik penampilannya yang sederhana itu, ternyata beliau menjabat sebagai ketua divisi atau biasa dikenal dengan istilah menteri dari departemen luar negeri Badan Eksekutif Mahasiswa. Karena penampilan yang sederhananya itulah maka tidak banyak mahasiswa dan mahasiswi baru yang mengetahui sosok beliau sebenarnya.
Sepuluh point tanda tangan berhasil kami dapatkan.
Total point yang kubutuhkan tersisa 49 point. Sementara Bagus, dia membutuhkan 50 point lagi agar misi ini dapat diselesaikan secara sempuran.
Aku dan Bagus saling menatap.
Target tanda tangan selanjutnya adalah.....
"Hehehehehe..."