Wilayah pelabuhan rosemaria telah luluh lantah akibat dampak peperangan. Pasukan Luscanor yang kalah berperang, dipukul mundur dan diberikan dua pilihan.
Pilihan pertama, ajakan bergabung kembali dengan kerajaan Castel yang berada di bawah naungan Lizarus dan mengakui Lizarus sebagai Raja baru, serta mengabdi kepadanya.
Pilihan kedua, tetap menjadi pasukan yang setia kepada Luscanor dan mendapatkan hukuman berupa larangan memasuki wilayah Augen yang merupakan ibukota kerajaan Castel.
Kerajaan akan memberikan hukuman mati kepada para pengikut Luscanor yang berani menyusup masuk wilayah ibukota tanpa ada persetujuan dari pihak keluarga kerajaan Castel.
Kota Rosewood, Turicland, Calestris, New Eldion (Sebelumnya bernama Tigra, ibukota kerajaan Eldion yang telah runtuh dan jatuh ke tangan Luscanor), Cheesebridge, Oksil, dan Snotherlake yang merupakan wilayah kekuasaan Luscanor, akan menjadi wilayah yang berada di bawah naungan dan tanggung jawab Luca tanpa adanya penindasan maupun diskriminasi antar golongan.
Luca menganggap mereka sebagai bagian dari kerajaan Castel yang setia pada pemimpin mereka. Karena itulah, Luca tidak menyiksa mereka dalam kurungan penjara, maupun membunuhnya.
Pelarangan memasuki wilayah ibukota kerajaan dilakukan, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti hasutan kepada masyarakat untuk membenci pemerintahan Lizarus, provokasi, maupun pemberontakan yang dapat menimbulkan konflik peperangan.
.....
Waktu begitu cepat berlalu. Kota Pelabuhan Rosemaria telah pulih dan ramai akan aktivitas perdagangan.
Para pedagang berhulu hilir mengangkut barang dagangan ke kapal-kapal, para saudagar kaya dari negeri jauh berbondong-bondong mendatangi kota pelabuhan, agen pemerintahan menyambut kehadiran para saudagar kaya dengan acara perjamuan. Mereka melakukannya guna menjalin hubungan kerja sama perdagangan.
Tak hanya saudagar dan para pedagangnya, Kota Pelabuhan Rosemaria juga ramai dikunjungi oleh para pendatang dari negeri jauh yang ingin mengadu nasib, para turis yang sedang menikmati suasana kota, dan para hunter maupun adventurer yang sedang menyelesaikan misinya.
"Hati-hati! Jangan sampai terjatuh!!!" teriak saudagar kaya kepada para abdinya yang tengah mengangkut barang berharga dari atas kapal.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Cepatlah kemari!!!" perintah saudagar yang lain.
"Aku sudah menyiapkan semuanya. Barang-barang itu akan diselundupkan pada malam hari. Tolong kau urus sisanya." bisik Saudagar kotor kepada agen pemerintahan yang korup.
"Lihatlah nak, betapa luar biasanya pemandangan di kota ini. Ayah ingin kamu menjadi orang sukses di kota ini pada suatu hari nanti." kata seorang ayah pada putranya yang masih kanak-kanak.
"Aku sungguh merindukan udara segar di Kota ini. Ah~ aku bisa merasakan aromanya dari sini. Oh~ betapa harumnya..." kata seorang hunter. "gadis-gadis aku dataaaang...!!!" sambungnya sambil berteriak dan berlari menuju bar yang tak jauh dari pesisir pantai.
Begitulah suasana Kota Pelabuhan Rosemaria yang telah damai.
....
Beberapa tahun kemudian.
Angin laut berhembus kencang, menepis wajah Luca yang terbang melayang di atas pesisir laut. Mengingat momentum saat-saat dirinya bertarung dengan Luscanor.
Bodoh.
Kenapa sejak dahulu kau selalu saja bersikap seperti itu. Engkau lebih memilih menyelesaikan segala sesuatunya dengan kekerasan, dibanding negosiasi. Tiada guna engkau pandai berniaga, jika jalur yang engkau gunakan masihlah barbar.
...
Sementara itu di Kota Snotherlake, kota bersalju dengan danaunya yang telah lama membeku. Kota yang menjadi tempat bersemayamnya Snother Queen, sang penguasa es, makhluk mitologi dataran Skydria berusia 300.000 tahun yang takluk di tangan Luscanor. Meski pada saat itu, Luscanor mendapatkan bantuan dari Lisa untuk dapat menaklukkannya. Sebagai imbalannya, Lisa memperoleh senjata pusaka yang tersimpan di dasar Danau Snother yang membeku.
Penduduk Kota Snotherlake masih berharap akan kehadiran sosok Luscanor. Mereka percaya bahwa Luscanor selalu mengawasi Kota Snotherlake dari tempat yang jauh. Karena itulah, para penduduk Kota Snotherlake memutuskan untuk membangun monumen Pangeran Luscanor di tengah-tengah kota.
Di dasar lembah yang dingin, Penduduk Kota bergotong royong menambang batu crystal berukuran raksasa yang telah lama bersembunyi di dasar lembah Danau Snother. Dasar lembah yang lokasinya tak jauh dari tempat bersemayamnya Snother Queen pada zaman dahulu kala..
Para ahli bebatuan dan pertambangan dikerahkan dalam ekspedisi ini.
"Kerahkan seluruh kekuatan kalian!!!" perintah seorang elder.
"1"
"2"
"3"
"Haaaaa!!!!"
"Tariiik!!!"
"Haaaaaa!!!"
Batu crystal berukuran lima meter dipindahkan dari dasar lembah ke tengah-tengah Kota Snotherlake.
Kilauan cahaya batu crystal yang memukau, membuat siapapun jatuh terpana akan keindahannya tatkala memandangnya. Termasuk membius mata penduduk kota tatkala mereka menyaksikan batu crystal berukuran lima meter berdiri kokoh di tengah-tengah kota.
Walikota memberikan instruksi kepada para pemahat untuk segera memulai proses pengerjaan pemahatan patung Luscanor.
Dalam proses pengerjaannya, proses pemahatan batu crystal dikerjakan secara khusus oleh para pemahat yang sudah ahli dan berpengalaman.
....
Sementara itu di Kota Augen.
"Lapor yang mulia!" seorang prajurit berlutut menghadap Pangeran Luca.
"Ada apa?"
"Lapor yang mulia! Penduduk Kota SnotherLake tengah berupaya membangun monumen Pangeran Lusca tanpa adanya perizinan yang mulia!"
"Aku sudah lama mengetahui hal itu. Lantas apa masalahnya?"
"Mohon maaf bila hamba berkata lancang yang mulia. Bukankah tindakan mereka telah melanggar aturan dan hal itu bisa menimbulkan kekacauan yang mulia. Atau paling tidak tindakan mereka bisa mempengaruhi Penduduk Kota yang lain untuk melakukan tindakan yang serupa."
"Melanggar?" Luca tersenyum kecut. Kemudian ia lanjut berbicara "dimana letak pelanggarannya? Apakah ada undang-undang yang mengatur soal pelarangan pembuatan monumen? Kekacauan? Kekacauan apa yang bisa ditimbulkan dari keberadaan suatu monumen? Justru jika kita melarang hak mereka, maka kekacauan itu bisa terjadi. Biarkan saja mereka berbuat seperti itu. Hargai keinginan mereka selama hal itu tidak memberikan dampak kerugian bagi penduduk kota yang lain."
"Tapi yang Mulia..."
"Tetapi apa? Apakah engkau berani melawan keputusanku?!"
"Hamba tidak berani yang mulia, maafkan hamba yang mulia."
"Pergilah, jika tidak ada hal penting lain yang ingin engkau laporkan."
"Baik yang mulia."
Sang Prajurit pergi dari hadapan Pangeran Luca.
Dari balik jendela, Pangeran Luca menatap langit cerah menikmati udara Ibukota.
Kakak, entah bagaimana caranya agar aku bisa merubah sifat burukmu.
Aku akan terus berusaha memikirkan cara agar bisa merubah sifat tingkah burukmu.
Bagaimanapun juga, engkau adalah seorang keluarga yang sangat begitu berarti bagiku.
....
Waktu terus silih berganti, monumen patung crystal Luscanor telah berhasil dibangun di tengah-tengah Kota Snotherlake. Tak hanya di Kota Snotherlake, beberapa Kota besar seperti New Eldion dan Calestris turut membangun monumen Luscanor dengan begitu megah dan kokoh. Para penduduk membangun monumen Luscanor, sebagai wujud penghormatan mereka kepada Pangeran Luscanor yang telah memajukan roda perekonomian kota.
Namun, dari beberapa penduduk kota yang menghormati Luscanor, ada diantara dari mereka yang menganggap Luscanor sebagai Dewa baru dari dataran Skydria. Seiring dengan berjalannya waktu, suatu keyakinan baru itupun lahir dan terus menyebar luas di dataran Skydria.