Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh, claris dan yang lainnya sampai. Disana terlihat sebuah batu yang berukuran sangat besar, di batu itu terdapat gambar logo tangan. Lalu salah satu pria berjubah hitam meletakan telapak tangannya, ke logo tangan yang ada di batu itu. Tiba-tiba batu nya bergeser, lalu terlihat sebuah jalan menuju ke bawah tanah, mereka pun masuk mengikuti arahan dari pria berjubah hitam.
Setelah sampai di dasar tempat itu, mereka disuruh menuju ke sebuah ruangan.
"Kami telah menyiapkan semuanya jika bertemu dengan anda, ikuti kami"
Mereka pun mengikutinya karena penasaran. Tidak lama setelah nya terlihat sebuah pintu, untuk membukanya menggunakan cara yang sama, dengan yang mereka lihat tadi.
"Maaf, tapi bagaimana pintunya terbuka hanya dengan meletakkan telapak tangan?"
"Pertanyaan yang bagus anak muda, kami menggunakan ilmu pengetahuan dan ilmu sihir untuk melakukan ini"
"Begitu? Ya"
Mereka pun masuk ke dalam ruangan itu. Didalam sangat rapi, tidak seperti ruangan pertama yang berantakan.
"Welof, tempat apa ini sebenarnya?"
"Sudah kuduga tuan putri, akan menanyakan nya, ini adalah markas kami. Kami semua adalah anggota organisasi KR. Yang bertujuan untuk membasmi iblis di benua ini"
"Begitu ya?, jadi untuk apa mayat-mayat elf di ruangan ujung sana?"
"T-tuan putri, apa yang kamu bicarakan"
Orang-orang yang berjubah hitam mulai panik, dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Semenjak menjadi iblis, aku memiliki kemampuan aneh, yaitu aku bisa merasakan makluk yang mati dan yang hidup"
"Iblis?, tuan putri. Maaf tapi anda harus meninggalkan tempat ini"
"Ehhh, kenapa?"
"Anggota organisasi lainnya sebentar lagi pulang, jika mereka mengetahui kalau anda iblis, kemungkinan mereka akan membunuh anda."
"Repot juga ya, baiklah. Aku juga tidak ingin mati"
"Rena?, kita pergi?"
"Untuk saat ini, kita pergi saja."
"Baiklah, apapun keputusan mu aku akan mengikuti nya"
"Oi, jangan bicara seperti itu. Itu membuat ku malu"
"Ahh, baiklah. Hiona bagaimana dengan kamu?. Ingin pergi ke kota Azura?"
"Oi, elf apa yang kau lakukan. Eh"
"Kakak, kanapa?"
"Apa-apaan ini, jadi orang yang kita lihat waktu itu adalah mereka?"
"Mungkin, tapi kenapa mereka membunuh elf"
"Hooh, kalian telah mengetahui nya ya. Padahal aku ingin mengejutkan kalian."
"Welof apa maksudnya ini?"
"Ah, kau ingin tau putri?. Baiklah, tubuh elf memiliki umur yang panjang, jadi kami melakukan eksperimen untuk memakai tubuh elf"
"Kejam, kalian seharusnya sadar akan perbuatan kalian".
"Tidak bisa dimaafkan, membunuh kakak. Kalian semua harus dibunuh"
Hiona mulai mengamuk, tubuhnya mengeluarkan cahaya lalu sebuah panah keluar dari tubuhnya. Dengan cepat hiona melancarkan serangan nya, tapi pria berjubah hitam lebih kuat dari dugaannya.
Dalam pertarungan itu, Rena dan Claris mencoba untuk menenangkan Hiona. Tapi Hiona malah mengira kalau Mereka berdua menghalangi nya. Hiona pun menyerang mereka berdua juga.
Hari sudah mulai gelap, Hiona masih berburu orang berjubah hitam. Namun tidak terlihat satupun lagi, semuanya telah dia bunuh. Hiona hanya menyisakan Claris dan Rena. Setelah itu Hiona langsung membawa tubuh kakaknya pergi entah kenana.
Claris dan Rena saat itu pingsan, dikarenakan terkena efek dari gelombang sihir Hiona.
Keesokan harinya. Mayat dari orang-orang berjubah hitam, telah mengeluarkan bau yang menyengat. Karena bau itu Rena dan Claris akhirnya terbangun.
"Dimana kita?"
"Bau sekali, sama seperti waktu itu"
"Rena, mau membantuku mengubur mayat mereka?. Bau mayat mereka mungkin akan menganggu aktifitas orang lain"
"Tapi, sudahlah. Aku akan menolongmu"
"Terima kasih"
Mereka berdua lalu menggali lubang yang besar dan dalam, lalu memasukan semua mayat ke dalam lubang untuk mengubur nya.
Secara tidak sengaja, claris menemukan sebuah ruangan yang berisi kumpulan peralatan kualitas tinggi.
"Uwahh. Rena, Rena. Lihat lah"
"Ada apa?, uwaa semua nya dibuat dengan sangat baik. Ini semua adalah peralatan dengan kualitas tinggi."
"Ayo Kita ambil beberapa"
Setelahnya mereka langsung meninggalkan markas orang berjubah hitam. Lalu pergi ke kota.
Sesampainya di kota, mereka dihadang oleh beberapa penjaga.
"Berhenti!!, tunjukan apa yang kalian bawa"
"Apa ini semacam pemerasan?"
"Jangan banyak omong, cepatlah!"
"Baik, baik."
"Gadis pirang itu, tunjukan barang bawaanmu!"
"Tapi aku tidak membawa apa-apa. Semuanya sudah ada di tas itu"
"Kalau kamu berbohong, kami akan membunuhmu"
"Untuk apa aku berbohong?"
"Diamlah, cepat keluarkan semuanya"
"Yaa, baiklah"
"Eh, ternyata dia membawa tas"
Lalu penjaga memeriksa barang bawaan mereka.
"Peralatan sebanyak ini untuk apa?, kalau hanya untuk berpetualang ini berlebihan. Siapa sebenarnya kalian!?"
"Kami?, kami hanyalah pengelana yang tidak sengaja singgah di kota ini"
"Hooh, tapi kalian terlihat mencurigakan"
"Kami hanya orang biasa, apa yang membuat mu curiga. Dan juga kami dicurigai karena apa?"
"Jangan pura-pura tidak tau. Kalian mungkin pelaku nya"
"Pelaku apa?, kami baru sampai jadi tidak tahu apa-apa"
"Hentikan perdebatan kalian!!, kau diamlah. Mereka hanyalah pengelana biasa, dilihat dari manapun, mereka tidak mirip seperti pelaku"
"Cih, buat kesal saja"
Lalu penjaga itu pergi.
"Maaf kan dia, keluarganya menjadi korban pembunuhan, jadinya dia bersumpah untuk membunuh pelaku."
"Jadi itu alasannya bersikap seperti tadi?"
"Kemungkinan, oh ya. Silahkan masuk, selamat datang di kota Azura"
"Ah, iya. Terima kasih banyak"
"Tidak masalah. Kalau butuh bantuan kabari aku"
"Yaaa"
Mereka pun langsung memasuki kota dengan aman.