Chereads / The Last Survived / Chapter 2 - 1. Breaking News

Chapter 2 - 1. Breaking News

"Hahahahahahaha!"

"Bisakah kau diam Josh!"

"Russell matikan Game-mu!"

Delta Base. Sebuah markas di puncak gedung apartemen Beyond Boulevard. Tempat berkumpul sekelompok anak muda yang tengah menghabiskan liburan musim panas mereka dalam pesta panjang dengan banyak soda dan makanan ringan. Oh jangan lupakan ratusan game di antara mereka.

Ini sudah hari kesepuluh mereka berkumpul bersama. Namun tempat yang mereka tempati sudah seperti kapal pecah atau mungkin kandang babi. Kotor dan berantakan.

Harris—anggota tertua mengurut kepalanya pusing. adik-adiknya memang tidak bisa diatur. Mereka bahkan tengah menggelepar disembarang tempat setelah lelah begadang lima hari untuk menamatkan game mereka.

Hanya Adam yang sedikitnya bisa diatur meski yang ia lakukan hanya tidur di kamar tanpa tau jika hari sudah berganti setiap waktunya.

Harris yang baru saja membereskan kekacauan yang ada—dibantu Aidan yang sudah kembali tidur, membuka TV yang sudah lama tidak ia sentuh stastiun acaranya. Sejak kemarin hanya visual game penuh warna yang memenuhi layar tersebut dan sekarang ia ingin tau bagaimana dunia luar setelah seminggu lebih ditinggalkan.

🔊Breaking News!🔊

Sebuah virus telah menyebar di beberapa titik kota Eastwold. Beberapa orang yang terinveksi virus ini membusuk dengan dengan cepat dengan darah yang keluar dari telinga mereka. Tapi setelah mereka dievakuasi untuk dimakamkan, mereka tiba-tiba saja bangun dan menyerang beberapa petugas yang turun tangan. Dikatakan jika inveksi ini menyebar dalam hitungan detik. Seseorang yang terjangkit tiba-tiba akan mati menggelepar di sembarang tempat dengan tubuh yang perlahan membusuk lalu tidak lama kemudian akan kembali hidup dan menyerang manusia yang masih hidup untuk mereka makan. Tercatat sudah seratus korban yang terinveksi. Diharapkan kepada masyarakat, untuk tidak keluar dari rumah. Sediakan makanan untuk beberapa waktu ke depan dan juga mungkin beberapa alat perlindungan dan senjata. Pemerintah sedang mengusut kasus ini untuk ditindaklanjuti dan selama hal ini berlangsung, diharapkan untuk tidak pergi keluar sendirian dan selalu berhati-hati.

Harris mengerutkan dahinya heran. Rasanya kemarin tidak ada berita aneh seperti ini. Lagipula tidak mungkin virus seperti itu ada? Yang ia tau adanya zat adiktif seperti narkoba yang membuat beberapa tubuh manusia membusuk dan saling menyerang hanya untuk menyesap darah manusia yang mengandung zat adiktif yang sama. Mana bisa manusia hidup kembali setelah tubuhnya membusuk?

Ia tertawa tak habis pikir. Ia bisa saja tidak pergi kemanapun, tapi persediaan makanan mereka sudah menipis. Mungkin membeli beberapa keperluan dan persiapan tidak ada salahnya untuk saat ini.

Jadi setelah ia mematikan TV, ia membangunkan Russell untuk menemaninya. Memanfaatkan kekuatan si bungsu tidak ada salahnya kan untuk persiapan pertahanan?

•••

"Aku masih mengantuk.."

"Diamlah, ini juga untuk kehidupanmu ke depan. Jangan mengeluh karena kau yang menghabiskan semua makanan kita kemarin," omel Harris. Mereka sedang memilih beberapa makanan dan setelah dirasa cukup—menggunung—Harris beralih ketempat peralatan perkakas.

"Bro.. Harris.."

"Apa? Jangan berisik."

"Harris apa itu?" tanya Russell yang sedari tadi melihat ke arah luar jendela.

"Apanya?"

"Di luar jendela."

Harris menolehkan kepalanya malas. Namun di detik berikutnya ia melolot tidak percaya. Apa yang ada di TV tadi kini berada di depan matanya. Di apartemen seberang, seorang penjaga lobby tiba-tiba diserang oleh seorang wanita muda.

Ia dengan cepat menarik Russell dan Troli belanjanya menuju kasir. Meminta sang penjaga untuk segera membungkus belanjaan mereka. "Bungkuskan ini cepat atau aku akan pergi tanpa membayar sama sekali?!" ancamnya dalam panik.

•••