Chereads / My Idol Is Serial Killer / Chapter 5 - Mimpi Absurd

Chapter 5 - Mimpi Absurd

Atika melihat ke luar jendela. Tanpa sadar, Atika memikirkan perkataan korban Yeni selalu saja menggangggu. Segi dunia lain ini sudah dianggap biasa. Atika perlu beradaptasi. Kedua tangan melipat lalu berkata, "Zayn, kantor polisinya jauh ya? Apa kamu ambil jalan pintas?"

Zayn membalas perkataan Atika. Sesekali meminta maaf saat ketahuan mengambil lokasi jauh dari tempat kejadian. Alis atika naik sebelah. Bibir ranum mengatup ketika emosi Zayn semakin sendu. Pria itu benar-benar tidak mau Atika terlibat. 

"Tidak, aku hanya tanya saja. Kabari aku jika sudah sampai," ucap Atika menyandarkan tubuhnya di samping pengemudi. Pengharum mobil sangat menggelitik hidung Atika. Tidak mungkin Zayn mengganti aroma mobilnya. 'Dia sibuk, Atika. Jangan ganggu Zayn dulu,' batin Atika memilih diam di mobil.

Matahari tenggelam di ufuk barat. Mewarnai langit dengan dunia oranye kemerahan. Jalanan ramai, penuh bunyi klakson dan jeritan orang tidak sabaran sudah hal umum di kota padat Indonesia. Saking lumrahnya, masyarakat memakluminya.

Siaran radio fm di mobil membuat suasana berubah. Telinga Atika mendengarkan berita singkat yang dilaporkan, Zayn mengganti chanelnya. "Aku lagi serius. Jangan ganti dong!" gerutu Atika tidak suka melihat tingkah laku Zayn. Zayn menatap Atika dingin.

"Serius? Aku ingin kamu hidup seperti orang normal. Beruntung bukan orang tua kamu menerima info pertama jika kamu seorang saksi satu-satunya hari ini," kata Zayn menyudutkan pilihan Atika. Sontak saja Atika mengembungkan kedua pipi, memalingkan muka kea rah lain dan menyiapkan balasan selanjutnya.

Pertarungan kata dimulai. Atika tidak bisa mengalah meski itu Zayn sekalipun. Begitu juga dengan Zayn. Stok sabarnya sangat banyak dan bisa meledak tapi disamarkan menggunakan emosi periangnya. "Kesaksian aku akan cukup berarti, Zayn. Tolong bantu aku ya."

Zayn menghela napas panjang. Seharusnya ini bisa menjadi dua babak untuk mereka berdua dalam beradu mulut. "Sekali ini saja aku kasih kamu menjelaskan kepada pihak polisi. Setelah itu kamu akan menuruti aku. Nanti malam aku yang masak loh!" Atika menepuk jidat.

Pantesan saja Zayn selalu mencari alasan agar Atika mengingat janji mereka. Tangan kanan Atika meraih bahu Zayn. Pada dasarnya Atika tidak bisa merajuk atau mendiamkan lama-lama di hadapan Zayn. Ada saja  pria itu memberikan solusi atas sikap Atika yang kukuh pendirian.

"Baik, Zayn. Aku setuju atas kesepakatannya tapi menu makan malamnya apa?"

"Bubur Abalone, daging panggang dan wine." Zayn menghitung makanan dessert yang viral di dalam masakannya. Atika menggaruk tengkuknya gatal. Kategori nominasi sahabat pria pandai memasak di kehidupan Atika adalah Zayn. Zayn tidak akan menolak apapun pekerjaan itu.

Bahkan bahan makanan pun tersedia semua di kulkas. Jadi tidak mungkin stok makanan cepat habis. Pasti sesuai dengan jadwalnya kecuali snack dan bir. Selalu habis oleh mereka berdua. Atika mendekati Zayn. "Aku kasih apresiasi boleh?" 

Zayn tidak bisa menjawabnya sehingga Atika melanjutkan aksinya. Ciuman singkat di pipi kiri Zayn lalu kembali duduk di tempat semula. "Itu. Aku merasa kamu banyak perannya di kehidupan aku jadi ide tadi terlintas saja," ujar Atika mengambil snack di tasnya.  Seketika Zayn membeku di tempat sedangkan Atika menertawakan hasil eksperimennya.

***

Atika selalu mengejar ketinggalan. Wajah pucat Atika jelas melihat sesuatu lain. Zayn tidak ada dimana-mana. Di belakangnya sudah dihadiri pria bertopeng kelinci. Pakaian pun sama persis di tempat kejadian.

Teriakan histeris Atika lenyap. Kedua tangan Atika memegang lehernya. Tidak ada suara. Apakah pria itu memberikan cairan di minumnya? Senyuman miring yang bersembunyi di balik topeng menjadikan Atika semakin yakin bahwa ini sudah direncanakan.

"Beraninya kamu bermain-main dengan aku, Atika. Aku harap peringatan ini manjur dan enyahlah!" Tubuh Atika berlari menjauh. Lampu jalanan satu per satu mati. Padahal Atika mmbutuhkan cahaya untuk kabur. Akan tetapi hari ini bukanlah keberuntungan.

Suara hp bergetar hebat dari kejauhan. Atika menyesalinya. Kenapa hpnya selalu tidak berada di tangannya? Seluruhnya menjadi mustahil saat tangan besar itu mengambil hpnya dan mengangkat panggilan itu.

Suara Zayn khawatir. Panggilan itu ditutup sepihak. Atika tidak mau membalikkan badannya. Tidak bisa membuang waktunya di tempat mencekam ini. Pohon besar dan rindang selalu sama. Pelarian ini tidak membuahkan hasil. 

Keringat dingin, uap napas memburu dan gelisah mencari tempat persembunyian. Situasi yang menggambarkan Atika selama pria itu masih menargetkan dirinya sebagai cap pengacau. Tidak jauh dari situ Atik menemukan lubang pohon tua menutupi dirinya. 

"Aku harus bisa menutupi ini sebelum pria itu tahu!" ucap Atika masuk ke dalam lubang pohon sembari menyamarkan dirinya dengan tumpukan daun kering. Siulan khas pria itu membuat Atika bergidik. Perlu menetralkan jantungnya, Atika mengingat kenangan baik dan Zayn.

"Mati! Mati! Atika, kamu sangat cantik saat cairan merah keluar menyiprat!" sahut pria bertopeng kelinci mengejar Atika. Di tangannya sudah ada kapak dan rantai. Atika menahan semua emosinya. Sedari tadi Atika terlibat dua dunia lain. Manusia dan hantu. Tempat ini penuh roh pendendam. Kepala menggantung Yeni itu masih ada. "Kapan kamu bebaskan kami?"

Atika terbangun dari mimpi kepanjangannya. Tidak sedikit di dalam gambaran mimpi itu sangat jelas. Seakan-akan ada pesan tersirat. Sirine polisi bermunculan. Atika mengenyitkan dahi. Zayn di samping Atika bernapas lega lalu menoyor dahi Atika sekuat tenaga.

"Sudah berulang kali membuat aku jantungan. Lain kali aku mengecek konsumsi obat kamu di kamar. Mau?" Atika bergidik ketakutan melihat aura Zayn lebih gelap daripada sebelumnya. Para polisi lalu lalang, masuk ke dalam mobil patrol dan beberapa orang penting masuk ke dalamnya.

"Apa yang terjadi?" Zayn berdehem pelan. Tangan milik Zayn sudah berada di pinggang, menggelengkan kepala dan memijat keningnya. "Pelaku berulah lagi. Niatnya ingin mempermainkan polisi sekitar. Dasar narsis!" maki Zayn sembari menendang batu kecil di parkiran.

Atika tertawa renyah. Kadang-kadang pelaku kriminal ingin sekali mendapatkan perhatian polisi. Mau itu pelanggaran ringan sampai berat sudah biasa. Dari golongan rendah sampai penjabat tinggi bermain uang dan kekuasaaan juga diliput dan dikemas dalam berita eksklusif.

Hal pertama yaitu nama si pelaku akan diingat banyak orang. Kedua, pelanggaran si pelaku perbuat menjadi bahan buah bibir. Ketiga, manfaat lain seperti kepuasan diri sendiri, sombong, menghardik dan membanggakan diri sendiri di dunia maya tidaklah sedikit.

Atika turun dari mobil setelah Zayn mempersilakannya. "Masih ada manusia seperti ini. Semoga divisi polisi sekitar ini menerima respon telepon korban walaupun hoaks dan telepon iseng saja tetap ditanggapi dengan serius." 

Atika setuju. Di balik serius Zayn, Atika menemukan semburat merah tipis di pipi Zayn. "Ya aku berharap banyak negara kita banyak merespon mereka. Jangan makan gaji buta saja," komentar Atika mengirimkan sinyal ke arah Zayn mulai mengangkat kedua bahu tidak peduli.

"Dunia akan damai jika ada orang baik banyak di pihak keadilan. Cukup itu saja."

Bersambung