Chereads / HURTED / Chapter 4 - 3. Perkenalan

Chapter 4 - 3. Perkenalan

Ancaman dari Agnia sepertinya tidak menyurutkan nyali seorang Salvian, dia memalingkan wajahnya dan melangkah mantap menuju pintu depan.

Kekecewaan Agnia saat ini semakin memuncak, dia menggendong Ellania dan memasuki kamarnya setelah membenahi beberapa pasang bajunya ke dalam tas besar dia membawa Ellania dan melakukan hal yang sama di kamar anaknya itu. Sesaat Agnia terpaku menatap buah hati tercintanya ini, entah keputusan yang tepat atau tidak tapi perbuatan Salvian kali ini sudah melewati batas kesabarannya.

Agnia menyamakan tinggi badannya dengan Ellania, dia memeluk erat tapi penuh kelembutan. " Nak, apa yang mama lakukan hari ini untuk menyadarkan papa mu. Mama harap dia akan sadar dan kembali kepada kita berdua seutuhnya. " Setelah itu Agnia membawa tas dan juga Ellania keluar.

Sesampainya di ruang depan Agnia melihat sosok wanita yang begitu cantik dan juga elegan, dia duduk sambil melihat Agnia dan juga Ellania. " Kamu Agnia kan ?? Perkenalkan saya Ambar, dan kamu pasti juga sudah tau kan kalau saya calon istri ke 2 nya Salvian. Saya harap kita bisa berteman. " Ucap Ambar dengan senyum ramah nya.

*Hhehh~

Agnia tersenyum miring mendengar ucapan wanita itu.

Senyum hangatnya, perkataan lemah lembutnya hanya terdengar seperti bualan belaka. Seorang wanita yang dengan santainya masuk ke rumah wanita lain dan memperkenalkan diri sebagai 'madu' nya, apa yang ada di pikirannya ?? * Aku tidak akan menyerah, dia suamiku dan hanya milikku. Aku tidak ingin berbagi, tidak akan pernah bisa berbagi !! * Pikiran Agnia terus berkecamuk.

Tanpa menjawab sepatah katapun, Agnia memalingkan wajahnya dari Ambar dan melangkah pergi.

*Brak !!

Salvian menggebrak meja dengan kasar membuat Agnia menghentikan langkahnya dan melirik ke arah Salvian.

" Duduk Agnia !! Kamu mau pergi ke mana ?!! " Bentak Salvian.

Senyum miring Agnia terlukis seketika di wajahnya, " Kamu perduli Mas ?? Atau hanya merasa tidak enak padanya ?? " Kata Agnia sambil melirik Ambar yang kini hanya menyaksikan.

" Jaga cara bicara kamu Ag !! " Salvian terus saja marah pada Agnia.

Ellania yang semula tertegun kini mulai menyadari situasi, " papa kok sekarang jahat sih ?! Kenapa marah sama mama ?? Gak boleh pa nanti Allah marah !! " Ucap Ellania dengan polosnya.

Mendengar si kecil berkata demikian hati Agnia semakin sakit, di umurnya yang sekarang kenapa dia harus mengalami semua ini. Berbeda dengan penyesalan Agnia, Salvian malah bereaksi lain. " Papa lakukan semua ini demi kamu dan mama mu, kalian harusnya mengerti itu !! " Sentak Salvian.

" Salvian ~~!!! " Bentak Agnia

" Hentikan !! Cukup, cukup untuk sekarang !! Kamu sudah benar-benar keterlaluan !!! " Lanjut Agnia dan berlalu pergi meninggalkan kedua orang yang sudah mengaduk-aduk emosi nya tadi.

Dengan langkah bergetar Agnia keluar dari rumah itu, rumah sewa yang tidak besar tapi cukup nyaman untuk keluarga kecilnya tinggal. Dia terus melangkah dengan air mata yang mengalir sambil menggendong Ellania dan membawa tas yang ukurannya sedang, setelah sampai di jalan raya Agnia menghapus air matanya lalu menyetop angkutan umum dan menaikinya.

Karena Ellania anak yang cerdas, sepanjang perjalanan dia tidak banyak bertanya. Dia hanya memeluk mama nya dan hal itu cukup ampuh untuk membuat mama nya merasa tegar, apa yang membuat anak sekecil itu sudah bisa meraba perasaan orang dewasa tidak pernah ada yang tau. Mungkin itu adalah anugerah yang Allah berikan untuk ketegaran hati seorang Agnia, memiliki buah hati yang pintar dan juga penyayang.

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya Agnia dan juga Ellania tiba di sebuah tempat.

Yah, betul. Tentu saja rumah orang tua Agnia, rumah yang menjadi satu-satunya tujuan Agnia saat ini. Meskipun Agnia tau itu akan membuat orang tuanya khawatir, tapi dia tidak bisa apa-apa lagi hanya merekalah tempat Agnia bisa berlindung saat ini.

Sempat meragu untuk sesaat, Agnia akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu rumah orang tuanya.

* Tok~ tok~ tok~

"Assalamualaikum bu, bapa ??" Panggil Agnia sedikit ragu.

Tidak lama kedua orang tuanya datang membukakan pintu, mereka terkejut melihat kedatangan Agnia dan juga Ellania. " Loh, kamu kok datang ke sini tidak bilang-bilang Ag. Mana Salvian ?? Kalian Cuma berdua ?? " tanya Arsih ibunya Agnia.

Agnia terdiam tidak tau apa yang harus dia jawab, Yadi ayah Agnia tau betul kegundahan hati anak perempuannya itu dari raut wajah Agnia yang penuh kebingungan. " Di dalam saja Bu ceritanya, Agnia mungkin lelah. Kasihan juga Ella sudah tertidur. " ucap ayah Agnia penuh kelembutan, pasalnya memang Ellania tertidur tadi di perjalanan mungkin juga karena lelah.

Setelah menidurkan Ellania di kamar dan menyimpan tas yang di bawanya tadi, Agnia menghampiri orang tuanya yang sedang duduk di ruang depan rumah mereka. " Pa, Bu. Maafkan Agnia~ " ucap Agnia yang mengambang karena menahan tangisnya.

Kedua orang tuanya tersenyum lembut dan melambaikan tangan mengisyaratkan Agnia untuk duduk di dekat mereka berdua, Agnia pun menurut dan duduk di antara kedua orang tuanya. " Ada apa Nak ? Kenapa datang hanya dengan Ella ? Tidak seperti biasanya, kamu selalu ke mana-mana di temani Salvian. " Tanya Yadi pada anaknya.

*Hemh~

Hembusan nafas berat Agnia terdengar jelas, kedua orang tuanya tentu mendengar itu dan saling bertatapan. Tapi kemudian tatapan mereka teralihkan pada Agnia kembali, " Agnia ingin berpisah dengan Mas Salvian Bu, Pa. Maafkan Agnia jika ini mengecewakan Bapa dan Ibu ~ " penjelasan Agnia terhenti karena air mata yang sedari tadi sudah menggenang kini meluncur deras di kedua pipinya.

Dada Agnia terasa sesak, air matanya tidak bisa dia hentikan. Kekecewaan yang dia rasakan pada Salvian begitu mendalam, Arsih dan Yudi yang melihat keadaan anaknya saat ini ikut merasa sedih. Mereka berdua sebenarnya menyimpan banyak pertanyaan di benak masing-masing, namun mereka menyimpan rapat itu semua karena tidak ingin anaknya semakin hancur.

Setelah sedikit tenang dan juga sempat terdiam untuk menata hatinya, Agnia kembali bercerita kepada orang tuanya. " Agnia harus bagaimana Bu, Bapa. Mas Salvian bilang dia akan menikah lagi, hati Agnia hancur Bu, tidak sanggup jika harus membagi hati dengan wanita lain. *Hiks " isakkan kembali terdengar dari Agnia.

Yudi yang sedari tadi mendengar anaknya bercerita, begitu kecewa kepada menantunya itu. Orang yang dia percayai menjaga putrinya yang sangat berharga itu, ternyata malah menyakiti hati anak satu-satunya yang dulu sangat dia jaga. Yudi berdiri dan berniat untuk pergi, tapi tangannya langsung di tahan oleh Agnia. " Bapa mau kemana ? " tanya Agnia lirih.

Dengan penuh kelembutan Yudi menjawab, " Bapa akan menemui Salvian, hanya ingin bertanya padanya apa kekurangan anak bapa sampai dia ingin mencari yang lain. Jika memang sudah tidak ada rasa cinta, atau anak bapa banyak kekurangan di matanya maka bapa akan mengambil kamu lagi dari dia. Bapa berikan kamu kepada Salvian untuk dia jaga, bukan untuk menyakitimu. "