Keesokan harinya Agnia sedang menyiapkan sarapan pagi seperti biasa, Salvian yang sudah rapih mendekatinya ke dapur lalu berhenti dengan jarak 1 meter dari Agnia. Diperhatikan seperti itu tentu saja Agnia bisa tau, tapi dia terus diam seakan-akan Salvian tidak berada di sana dan meneruskan pekerjaan sehari-harinya.
Hal itu membuat Salvian salah tingkah dibuatnya, terlebih semalam Agnia menolak untuk tidur dikamar yang sama dengan dirinya. Agnia memilih tidur dengan putri semata wayang mereka Ellania.
Merasa sebal terus-menerus di perhatikan oleh Salvian, Agnia akhirnya membuka mulutnya untuk memarahi Salvian. " Bisa duduk saja di meja ?! Aku sedang menyiapkan sarapan pagi mu Mas !! " Ketus Agnia.
Agnia bukanlah type istri yang akan 'menelantarkan' suaminya jika marah, dia tetap akan melakukan tugasnya sebagai istri walaupun bibirnya akan bungkam.
*Ekhem~
Deham Salvian sesaat untuk menetralisir rasa gugupnya, pasalnya dia ingin mengatakan sesuatu yang mungkin akan menyulut pertengkaran bagi mereka berdua.
" Ag, emh~ Bu Ambar akan datang ke sini. Mungkin sebentar lagi dia akan sampai. " Ucap Salvian pelan-pelan dan sangat hati-hati.
Apa yang dikatakan oleh Salvian membuat perasaan Agnia yang sedang memasak seperti teriris pisau, *Tenang sekali kamu mengatakan hal itu !! Dengan tidak tau malunya kamu membawa orang ke tiga ke rumah ini !! Apa aku sudah tidak ada harganya di mata kamu Mas ?! * Pikir Agnia dalam hati yang masih terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Suasana yang canggung menyebar begitu saja, Salvian sadar betul akan hal itu. " Bagaimanapun kamu pasti bertemu dengannya Agnia, baik itu sekarang atau nanti sama saja. Bukankah lebih cepat lebih baik ??" Salvian mencoba mencairkan suasana.
Tanpa Salvian sadari perkataannya itu malah membuat suasana yang sudah canggung itu menjadi lebih tegang. " Apa kamu pikir aku mau menemui wanita itu ?! Baik sekarang ataupun nanti, tidak pernah ada sedikitpun niatku untuk bertatap muka dengannya !! " Bentak Agnia sambil membanting pisau yang sedang dia pegang ke meja.
*Bugh !!
Salvian meninju lemari piring yang ada di dapur hingga pintu kayu nya berlubang !!
" KAMU TIDAK DENGAR ?!! AKU BILANG BU AMBAR SEBENTAR LAGI DATANG ~~ !!! Jadi cepat siap-siap, SIAP-SIAP KATA KU ~~!!! " Emosi Salvian yang membuat nada bicaranya naik turun tidak terkontrol.
Lagi dan lagi air mata itu jatuh tanpa melihat kondisi, Agnia bersusah payah menahan air matanya namun kenyataannya genangan itu sulit di bendung hingga akhirnya tumpah begitu saja di pipi lembutnya.
Agnia menundukkan sebentar kepalanya sebelum menatap wajah suaminya yang kini sudah tidak dia kenali lagi, wajah hangat yang penuh senyuman kini berubah ganas dan tidak bersahabat. Agnia menatap kecewa kedua manik mata Salvian, dia mendekat dengan dengan langkah pelan hingga berada tepat di hadapan suaminya.
Tatapan Agnia semakin dalam namun penuh dengan kesedihan, dengan terbata akhirnya dia berkata " Inikah batas cintamu padaku Mas ?? Sebatas harta ?? Yang bahkan tidak pernah sekalipun aku pinta dari mu ?? Kau sekarang berubah, bukan lagi Salvian yang dulu aku kenal. Kenapa ?? Kenapa Mas ?? " Tanya Agnia lirih.
Betapa bergetar nya hati Salvian saat ini, istri yang begitu setia menemani walaupun dalam keadaan terpuruk. Istri yang tidak pernah mengeluh walaupun Salvian hanya memberi uang yang pas-pasan, bahkan terkadang kurang. Istri yang selalu sabar dan menerimanya dalam keadaan susah, jangankan untuk membeli perhiasan dan makeup untuk sehari-hari pun uang yang Salvian berikan masih kurang. Tapi Agnia tidak pernah mengeluh, dia bahkan ikut menenangkan hati suaminya apapun yang diberikan oleh suaminya, itu sudah cukup begitulah pikiran Agnia.
Dalam kebimbangan hatinya, Salvian membulatkan kembali tekadnya. " Ini semua aku lakukan untukmu Ag, untuk anak kita !! Kau tidak perlu lagi berhemat nanti, kau bisa beli apapun yang kamu mau. Baju, makeup, tas, sepatu, semuanya Ag. Kamu bisa dapatkan itu, keluarga kita tidak harus kekurangan lagi. " Jawab Salvian dengan tekad yang terpancar jelas dari matanya.
" Aku tidak BUTUH semua itu Mas !!! Untuk apa ?? Jika demi mendapatkan itu semua harus ku gadaikan CINTAKU !! Demi itu semua harus ku jual PERASAANKU !! Aku justru bertahan karena CINTA dan PERASAANKU padamu Mas, jika itu semua kau bagi ~ LEPASKAN SAJA AKU !! " Keputusan Agnia sudah bulat kali ini.
Kesal dengan kalimat terakhir Agnia, Salvian memejamkan matanya menahan emosi. " Hentikan omong kosong mu Agnia !! Jangan memperumit hal ini !! " Bentak Salvian.
*Hiks~ hiks~ Mama hiks~ hiks~
Terdengar suara tangisan dari dalam kamar, karena keributan di dapur tadi tidur Ellania terganggu
Agnia segera berlari ke kamar anaknya, dan langsung memeluk erat Ellania. " Emh~ anak mama bangun ya ?? Gak apa-apa sayang mama ada di dapur tadi. " Jelas Agnia sambil mengusap punggung Ellania
Akhirnya tangisan Ellania pun berhenti perlahan-lahan setelah di tenangkan oleh mama nya. " Mah, Ella takut. Mama sama papa bertengkar ya ? " Tanya Ellania polos.
Walaupun masih Tiga tahun tapi Ellania termasuk anak yang pintar, di umurnya yang masih kecil ini dia sudah bisa memahami situasi. Bahkan bicaranya sudah lancar ( tidak cadel ) dari umur Satu tahun lebih. Setelah mendengar pertanyaan dari anaknya, Agnia sedikit bingung namun dia akhirnya mencoba bersikap biasa saja. " Tidak kok sayang, mama dan papa baik-baik saja. Ella belum sarapan kan ayo kita makan dulu, anak mama yang cantik ini pasti sudah lapar. Tapi sebelum nya kita mandi dulu ya, lalu lanjut sarapan." Ajak Agnia.
Mereka berdua lalu pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Salvian di sana yang masih saja terdiam di tempatnya, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini.
Di sisi lain Agnia sudah selesai memandikan dan mendandani Ellania, mereka berdua lalu kembali ke dapur. Tanpa menyapa Salvian yang sedang duduk di meja makan, Agnia lalu mendudukkan anaknya di kursi sebelah Salvian. Agnia lalu melanjutkan lagi masaknya sampai selesai dan menyajikannya di meja makan, dia memberikan satu piring pada Salvian dan satu piring lagi untuk Ellania.
Saat Agnia sedang menyuapi anaknya, pintu rumah mereka ada yang mengetuk.
* Tok ~ tok~ tok~
Tok~ tok~ tok~
Agnia mematung di tempatnya, dia tau pasti siapa orang yang datang bertamu ke rumah mereka saat ini. Salvian berdiri dari tempat nya duduk dia akan pergi membukakan pintu tetapi tangannya di tahan oleh Agnia, pandangan keduanya bertemu terlihat jelas Agnia sedang memohon pada Salvian lewat tatapannya saat ini.
Sepertinya sorot mata sendu Agnia tidak berpengaruh terhadap Salvian, dia tetap melangkahkan kakinya untuk membuka pintu rumah. Saat Salvian berada di ambang pintu dapur Agnia berkata.
" Jika kamu bukakan pintu untuk wanita itu MASUK, maka kamu membukakan pintu untukku KELUAR !! "